~Rumah Sakit~
Sampai di rumah sakit buru-buru Keisha kearah
Pendaftaran atau biasanya disebut bagian Administrasi untuk menanyakan dimana
Ibu nya berada.
Ibu nya ternyata masih di ruangan UGD, dengan cepat
Keisha menemukan tempatnya. Dia tidak bisa tenang, ia khawatir dengan kondisi
Ibu nya.
Keisha selalu berdoa, agar Ibu nya baik-baik saja.
Dia tidak ingin kehilangan orang tuanya
lagi seperti Ayahnya pada saat itu, meninggal untuk selamanya dan tidak pernah kembali lagi.
“Mama harus baik-baik saja, aku akan melakukan
apapun yang penting Mama harus cepat sembuh,” gumam Keisha dengan air mata yang
bercucuran yang tidak dapat ditahannya.
Tidak berapa lama Dokter yang merawat Ibu Keisha pun keluar.
“Apakah Nona anak dari Ibu Zara?” Tanya Dokter
kepada Keisha, yang sudah melihat identitas Mamanya Keisha dari dompet yang tadi sempat dibawa ke Rumah Sakit.
“Iya Dok, bagaimana keadaan Mama saya Dok?” jawab
Keisha sambil menanyakan kondisi Mamanya dengan perasaan khawatir.
“Ibu Zara mengalami Pneumonia yang cukup parah. Saat
terjadi kecelakaan, luka yang didapat Ibu Zara tidak terlalu parah, hanya
mengalami benturan dan luka robekan yang perlu dijahit saja. Lukanya sudah selesai dijahit di bagian tangan dan kaki. Luka yang sudah dijahit tidak boleh terkena air agar tidak terjadi infeksi pada luka,” jelas Dokter dengan tenang.
“Penyakit Pneumonia Ibu Zara yang cukup parah ini,
harus mendapatkan perawatan Rumah Sakit selama 1-3 minggu,” jelas Dokter lagi.
“Apakah tidak bisa dirawat di rumah Dok?” Tanya
Keisha lagi yang memikirkan keuangannya sekarang.
“Maaf Nona, penyakit Ibu anda cukup parah mengakibatkan
harus dirawat karena membutuhkan peralatan medis yang cukup lengkap, maka dari
itu saran saya, agar Ibu anda tetap dirawat sekitar 1-3 minggu ke depan seperti yang saya
katakana tadi,” jawab Dokter dengan memberikan saran juga.
“Baiklah Dok, apakah saya sudah boleh melihat Mama
saya?” Tanya Keisha lagi ingin menemui Mamanya.
“Boleh, tetapi Ibu anda akan dipindahkan ke ruang
rawat inap,” jawab Dokter lagi.
“Aahh Baiklah Dok, terima kasih,” kata Keisha sambil
membungkukkan badannya.
Dokter itu pun tersenyum dan berjalan pergi, Dokter
itu masih muda tetapi sangatlah cekatan dan penjelasannya membuat Keisha paham
dengan cepat.
Keisha sudah lebih tenang mendengar Ibunya tidak terluka
terlalu parah, tetapi Ibunya mempunyai penyakit membuat Keisha sedih dan mengingat
hal yang terjadi, tadi pagi.
“Harusnya tadi pagi aku membawa Mama ke Rumah Sakit,
agar penyakitnya tidak terlalu parah, hiks hiks,” batin Keisha menyesal masih
menangis kecil.
“Kenapa Mama tidak bilang kalau dia sering mengalami
batuk-batuk yang cukup parah,” gumam Keisha lagi sambil membantu perawat mendorong ranjang UGD
Ibunya ke ruang kamar inap.
Setelah dipindahkan di ruang inap dan memasang infus
untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka, perawat juga mengingatkan untuk membayar Administrasinya.
“Sudah ya Nona, tinggal melunasi pembayaran Administrasinya.
Saya keluar dulu, permisi,” ujar perawat tersenyum dan pamit.
“Baik,” balas Keisha sambil membalas senyum(dengan
kecut) ke perawat tadi.
Keisha segera ke bagian Administrasi untuk membayar
biaya dari pengobatan Ibunya, ia juga berdoa agar biaya yang harus dibayar
tidak terlalu mahal dan uangnya mencukupi untuk membayar biayanya.
“Permisi saya mau membayar Administrasi dari pasien
yang bernama Ibu Zara,” ujar Keisha sambil was-was.
“Sebentar ya Nona,” kata bagian Administrasi sambil
mencari biaya perawatan dari Ibu Zara.
“Iya,” balas Keisha sambil menunggu.
“Ini Nona total dari biaya penjahitan tangan dan
kaki Ibu Zara, Infusnya dan lain-lain,” jelas bagian Administrasi dengan sopan.
Keisha melihat total biaya yang harus ia bayar, dia
kaget karena biaya yang harus ia bayar sangatlah mahal. Uang yang Keisha
tabung hanya cukup untuk pembayaran awal saja, dan pastinya biaya selanjutnya untuk
pengobatan, ruang inap dan lainnya pasti harus di bayar juga di lain hari.
“Pakai kartu ATM ya mbak,” kata Keisha sambil
mengambil kartunya.
“Baik Nona,” balas bagian Administrasi.
Setelah membayar biaya Administrasi Rumah sakit,
Keisha segera pergi ke ruangan Ibunya, untuk menjaga dan merawat Ibunya agar cepat
sembuh.
Keisha selalu menemani Ibunya, saat menjahit luka
tangan dan kaki Ibunya tentunya harus diberi obat bius terlebih dahulu agar
tidak merasakan sakit saat dijahit.
Karena pengaruh obat membuat Ibu Keisha mengantuk,
saat di jahit. Keisha dengan senang hati menunggu Ibunya sadar agar di saat
Ibunya sadar dapat melihat dirinya.
Satu jam kemudian, barulah Ibu Keisha sadar dari
obat biusnya.
“Uuhhh, Keisha,” panggil Mama Keisha melihat Keisha
duduk di sampingnya yang sedang terlelap.
“Aahh Mama sudah bangun?” Tanya Keisha sambil
mengucek matanya.
“Iya,” jawab Mama Keisha sambil tersenyum.
"Apakah lukanya sakit?" tanya Keisha sambil melihat luka Mamanya.
"Ngga kok, ngga sakit. Mama kan kuat," jawab Mama Keisha sambil tersenyum.
"Oohh bagus la," kata Keisha lega.
“Mama kenapa ngga bilang, kalau Mama sering
batuk-batuk atau ada gejala lain?” Tanya Keisha lagi dengan pelan.
“Aahh Mama kira itu hal yang biasa, jadi ngga perlu bilang
sama kamu, lagian Mama ngga mau merepotkan Keisha, keuangan kita juga lagi ngga baik kan,”
jawab Mama Keisha sambil menjelaskan.
“Penyakit Mama makin parah kalau ngga cepat diobati,
jadi kalau ada apa-apa bilang sama Keisha, Keisha bakal usahain agar dapat
menghasilkan uang lebih cepat,” kata Keisha sedih.
“Baiklah, lain kali Mama janji bakal bilang sama
kamu kalau ada apa-apa,” kata Mama Keisha berjanji.
“Oke, Mama lapar tidak?” Tanya Keisha agar ia bisa
membelikan makanan untuk Mamanya.
“Sedikit sih,” jawab Mama Keisha sambil terkekeh.
“Ya udah Keisha beli makanan di kantin Rumah Sakit
dulu,” kata Keisha sambil berjalan keluar.
“Iya,” balas Mama Keisha sambil memejamkan mata
karena lelah.
Keisha turun dari lantai dua untuk membelikan
makanan untuk Ibu nya, kamar yang Ibu nya tempati ada di lantai dua dan kantin
Rumah Sakit terletak di bagian paling bawah.
Walaupun uang yang Keisha bawa tidak seberapa tetapi
mau bagaimana pun ia harus membelikan makanan untuk Ibu nya agar dapat mengisi
perut kosong Ibu yang amat dia sayangi.
Pukul 19.30, Keisha pamit pulang untuk mandi dan
membawakan peralatan yang dibutuhkan Ibu nya.
“Aahh iya aku lupa, kalau hari ini harus makan malam
dengan Oma dan Tuan Giano,” ujar Keisha lupa sambil memukul kepalanya pelan yang
baru saja memasuki rumahnya.
“Bagaimana ini, Mama kan masih di Rumah Sakit, apa
aku batalin aja ya?” gumam Keisha bingung.
“Tapikan aku juga ga punya nomor Oma atau pun Tuan
Giano itu,” gumam Keisha lagi tambah pusing.
“Aahhh sudahlah,” sambil berjalan ke kamarnya dan
mandi.
Setelah menyelesaikan ritual mandinya dan berpakaian
rapi, Keisha juga membawa barang-barang yang dibutuhkan untuk Ibu nya saat di
Rumah Sakit. Malam ini ia mengenakan gaun lengan panjang putih yang elegan nan
imut dengan dipadukan tas putih dan tas lain untuk membawa barang-barang yang diperlukan juga.
Keisha keluar dari rumahnya tetapi malah melihat ada
sebuah mobil asing yang terparkir di depan rumahnya. Dia tidak tau bahwa
seseorang sedang menunggunya masuk ke mobil itu dengan perasaan kesal dan
jengkel. Dari tadi ia telah mengklakson kan mobilnya beberapa kali tetapi tidak
ada seorang pun yang keluar.
“Itu mobil siapa ya?” kata Keisha heran.
Dan keluarlah orang yang tadi berada di dalam mobil
itu tampak kesal.
_____
Maaf jika ada kesalahan kata😌
Jangan lupa Vote, Like and Komen
Terima kasih~Eysha~
(*❛‿❛)→
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Arie Prayogi Saputra Silalahi
semangat kaka tp tolong jaga kesehatan jg y kaka.
2020-10-24
1
Hasna Jinan
thor up dong .... jd penasaran... nih ... sukses selalu
2020-10-20
1