Bab 3

***

Setelah Keisha

mengambil motornya diparkiran, ia segera melajukan motornya kearah restoran.

Sesampainya di tempat kerja, Keisha memarkirkan motornya di area parkiran.

Keisha bekerja sebagai waitress atau pelayan yang biasa mencatat pesanan pengunjung dan membawakan makanan dan minuman ke meja pemesan.

Keisha menyapa teman kerjanya dan pergi keruang ganti untuk berganti pakaian pelayan. Setelah

berganti pakaian Keisha langsung disuruh mengantarkan cake ke meja nomor 7.

“Permisi ini kue dan minuman anda, silahkan dinikmati,” kata Keisha dengan senyuman khasnya.

“Terima kasih,” kata pelanggan tersebut.

Keisha menganggukkan kepala dan menunduk pergi. Keisha juga melayani pelanggan-pelanggan yang datang dengan senang hati.

Ia merekomendasikan cake-cake yang enak, ia sangat senang dengan pekerjaannya itu. Tiba-tiba ada suara “pyarrrr,” suara gelas pecah.

Keisha kaget dan menghampiri pelanggan tersebut. Ternyata seorang Nenek, Nenek tersebut juga kaget dan ia malah ingin memungut pecahan gelas tersebut. Buru-buru Keisha menghentikannya agar pecahan tersebut tidak melukai Nenek itu.

“Biar saya saja nek, Nenek duduk aja dulu,” kata keisha lembut yang tidak ingin Nenek tersebut terluka.

“Baik lah kamu juga hati-hati Nona,” balas si Nenek.

Keisha menganggukkan kepala dan ia membersihkan gelas pecah tersebut dengan hati-hati dan teliti agar tidak ada yang tersisa dari pecahan gelasnya. Bisa-bisa ia dipecat oleh

manager restoran karena masih tersisa pecahan tersebut dan melukai pelanggan yang datang.

“Baik sekali anak ini, ia buru-buru menahan ku agar tidak menyentuh gelas pecah tersebut, aku harus menjadikannya teman ngobrol ku dan mendapatkan nomor teleponnya agar aku tidak kesepian lagi, dijadiin cucu menantu juga boleh nih,” pikir si Nenek dengan senyuman diwajahnya dan ia bertekad.

***

Setelah Keisha membersihkan gelas pecah tersebut dan membuangnya, Nenek yang tidak sengaja

memecahkan gelas itu memanggil Keisha ketempat ia berada.

“Nona, Nona tolong kesini sebentar,” panggil si Nenek sambil melambaikan tangannya agar Keisha

segera menemuinya.

“ Ya, apa yang bisa saya bantu Nek?” jawab Keisha dengan senyuman khasnya.

“Nama kamu siapa, sini duduk sama Nenek?” Tanya Nenek penasaran.

“Nama saya Zeline Zakeisha panggil saja Keisha, Nek,” jawab Keisha sambil duduk berhadapan dengan si Nenek.

“Ternyata meja nomor 7 yang tadi aku layani,” tutur Keisha dalam hati saat melihat nomor yang ada dimeja tersebut.

“Keisha sudah berapa lama kerja disini?” Tanya Nenek lagi.

“Saya sudah bekerja disini selama sebulan lebih hampir dua bulan, Nek,” jawab Keisha dengan senyuman.

“Hampir dua bulan yah, Nenek biasanya langganan disini kok ga pernah liat kamu ya?” Tanya Nenek yang tidak pernah melihat Keisha di sana pada saat Nenek berkunjung.

“ah saya bekerja paruh waktu disini jadi mungkin pas nenek datang saya masih kuliah,” jelas Keisha.

“oohhh makanya Nenek tidak pernah lihat kamu yahh,” kata Nenek sambil tersenyum.

“iyaa Nek” jawab Keisha lagi dipadukan dengan anggukkan dan senyumannya yang manis.

Saat Nenek dan Keisha sedang asik berbincang, Keisha malah dipanggil oleh salah

satu teman kerjanya karena pelanggan yang datang sangat lah ramai jadi butuh tenaga

tambahan.

“Keisha, Keisha ayo sini bantuin aku,” panggil teman Keisha meminta bantuan karena dia sudah

kewalahan.

“iyaa bentar,” jawab Keisha.

“Nenek saya lanjut kerja dulu ya,” kata Keisha kepada Nenek sambil berdiri dari tempat duduknya.

“ehh sebentar Keisha, Nenek minta nomor kamu boleh?” Tanya Nenek yang ingin meminta nomor Keisha.

“Boleh kok Nek, ini kartu nama saya di sana ada nomor nya juga,” jawab Keisha dengan menyodorkan Kartu namanya yang disertai nomor telepon.