Cinta dan Kehilangan
---PERINGATAN KONTEN 21++---
Siang itu Eric ingin menemui Edis.
Setelah pertengkaran hebat dengan ibunya, Eric tidak bersemangat masuk kantor. Dia menelpon manager sekaligus sahabatnya, Richo untuk menangani urusan kantornya sementara Eric tidak ada.
Tidak berapa lama Edis masuk ke dalam mobil Eric,
"Eric, Ada apa? Kenapa...."
Belum selesai Edis melanjutkan kalimatnya Eric langsung merengkuh tubuh Edis, Eric mencium bibir Edis dengan penuh emosi dan gairah.
Edis yang merasa tiba-tiba diserang tidak bisa berbuat apa-apa, namun masih bisa menahan tubuh Eric yang sudah hampir menindihnya.
"Uhmm...Eric, jangan disini...."
Eric melepaskan ciumannya, lalu ia menatap mata Edis dengan dalam.
"I need u, babe..."
"I know, tapi disini bukan tempat yang leluasa, kalau sampai orang kantor tahu gimana?"
"Apa kamu takut?"
"Eric, bukankah kamu sendiri yang mengatakan agar hubungan kita jangan sampai diketahui banyak orang?"
Eric terdiam sejenak,
"Edis, mari kita kawin lari..."
Edis terbelalak dan tidak percaya apa yang dia dengar.
"Eric, kamu sudah gila? Kamu tahu kan aku punya mama dan adik yang butuh aku. Kalau aku sampai kawin lari denganmu, keluargamu pasti akan mengancam kami. Apa kamu tidak waras?"
"Iya!!!!! Aku memang sudah tidak waras!!!"
Bentakan Eric membuat Edis ketakutan dan gemetar. Eric yang melihat Edis ketakutan, merasa bersalah dan kembali memeluk Edis.
"Edis.... kamu adalah wanita pertama yang membuatku benar-benar merasa hidup sebagai seorang pria yang sesungguhnya. Kamu yang selalu membuatku merasa hangat dan tenang, cuma kamu.... Aku mau hidup denganmu selamanya..."
"Eric, aku tidak akan meninggalkanmu... kalau tiba saatnya aku bisa memohon kepada Nyonya Julia untuk merestui hubungan kita. Aku yakin beliau akan menerimaku..."
Eric terasa perih mendengar ucapan Edis. Edis yang dengan lugunya tidak tahu situasi saat ini, bagaimana mungkin dia akan meminta restu ibunya yang sudah jelas bersikukuh untuk menjodohkannya dengan Nana.
Eric langsung tancap gas dan membawa Edis pergi.
"Kita mau kemana?"
"Ke tempat dimana tidak ada yang akan mengganggu kita"
Edis sama sekali tidak mengerti dengan sikap Eric hari ini. Dia hanya diam dan menuruti saja apa yang dilakukan Eric.
------------
Di Rumah Sakit,
Nana akan masuk ke salah satu ruangan dokter saraf, saat dia masuk ternyata dokter yang duduk di sana adalah Brian.
Nana seperti mematung.
"Nana? silahkan duduk"
Brian tampak biasa saja kepada Nana, dia sudah menganggap Nana seperti adiknya sendiri.
Brian dan Kevin adalah sahabat dekat sejak SD, Kevin sering bermain dan menginap di rumah Brian saat di Jakarta. Kevin sangat dekat dengan Ayah Brian yang juga seorang dokter. Bahkan Kevin masuk kedokteran pun karena ia terinspirasi dari ayah Brian.
Sampai mereka masuk sekolah kedokteran yang sama, Brian dan Kevin semakin menjadi seperti saudara.
Namun Nana tidak menganggap demikian. Karena Nana adalah anak yang kutu buku dan tidak banyak bergaul dengan anak-anak sebayanya, yang dia tahu teman dekatnya adalah Kevin dan Brian.
Dan kedekatan itu selama beberapa tahun ini agak renggang sejak Nana kuliah di New York.
Sejak di New York Nana baru merasakan kehilangan dan kerinduan yang tidak biasa kepada Brian.
Beberapa kali dia bertemu Brian sebelumnya pun juga ada perasaan yang tidak biasa.
Dia tahu bahwa dia sudah jatuh cinta pada Brian. Dan sepertinya Kevin pun tahu.
Namun karena Nana adalah anak yang introvert, dia memilih untuk tidak mengungkapkannya maupun bercerita kepada kakaknya.
"Nana....Nana....kamu melamun?"
"Ah, maaf...."
Nana gugup dan salah tingkah. Brian hanya tertawa kecil sambil menggoda Nana.
"Kamu jangan melamun, baru ketemu aku langsung jadi begitu."
Nana hanya tersenyum malu.
"Kamu sudah 3 hari di sini tapi sama sekali nggak ngasih tahu aku, kalau bukan Kevin yang bilang. Kamu nggak kangen sama aku?"
Nana berusaha mengalihkan topik.
"Kak Brian, bagaimana perkembangan kondisi papa?"
"Oh iya, jadi begini Nana... Om Hari memang baru mengalami stroke ringan, tapi karena beliau ada komplikasi dengan Diabetes dan hipertensinnya, ditambah dengan ada masalah liver juga. Jadi itu yang akan semakin memperparah kondisinya. Ada beberapa obat stroke yang malah akan membuatnya resisten terhadap obat diabetesnya. Makanya saat ini aku cuma bisa memberikan dosis ringan sambil memberikan treatment fisioterapi, tapi itupun juga tidak bisa maksimal karena Om Hari staminanya semakin melemah."
"Lalu bagaimana baiknya kak?"
"Sementara ini Kita hanya bisa memberikan treatment pelan-pelan dan jangan sampai beliau kelelahan dan melakukan aktivitas yang membuat tubuhnya menerima stimulasi secara ekstrim. Jadi harus benar-benar dijaga."
Tidak berapa lama Nana keluar dari ruangan Brian dan menuju kamar ayahnya.
Nana membuka pintu dan tidak melihat ayahnya di bed. Ibunya juga tidak ada, Nana pikir mungkin ibunya sedang mengajak jalan-jalan ayahnya.
Saat Nana masuk ke toilet untuk mematikan kran air yang terdengar meluber, dia sangat terkejut!
"Papa!!!!!!!"
-----------------
Di sebuah hotel,
Eric dan Edis berendam bersama di dalam bath-up dengan view pantai.
Eric merengkuh tubuh Edis dari belakang, dia mencium punggung Edis dengan kecupan yang membuat Edis mendesah.
Edis yang sudah tidak tahan lalu membalikkan tubuhnya dan mencium bibir Eric. Eric tidak perlu menunggu lama untuk memeluk tubuh Edis.
Eric terus mencium Edis dan membawanya ke ranjang. Dan adegan percintaan mereka pun berlanjut di ranjang.
-----------------------
Di Rumah Sakit,
Brian, Kevin, dan beberapa perawat membawa Hari Widjaya masuk ke ruang ICU.
Nana memeluk ibunya yang sudah terisak dan menangis di pelukan Nana.
"Mama baru saja mau belikan pee-spot karena papamu bilang mau buang air. Mama gak tahu saat mama tinggal...."
"Sudah ma... memang papa mungkin sudah tidak tahan dan dia gak mau buang air di bed..."
"Ini semua salah mama, Nana...."
"Tidak ma.... papa juga pasti tidak menyalahkan mama...."
Kevin keluar dari ICU dengan wajah tegang, Lisa menarik tubuh Kevin,
"Kevin bagaimana keadaan papamu?"
Kevin hanya menunduk lalu menatap mata ibunya, sambil menggelang pelan.
Nana menutup mulutnya dan tidak terasa air matanya mengalir deras.
Lisa tetap mengoyak tubuh Kevin.
"Kevin, apa maksudnya kamu menggeleng??? Kevin kamu jawab mama!!!!"
Nana memeluk tubuh ibunya,
"Ma... ini yang terbaik untuk papa..."
"Apa maksudnya? Kevin kamu jangan coba-coba bercanda!!!"
"Mama.... papa sudah meninggal sekitar 15 menit yang lalu"
Lisa melepaskan tangannya yang dari tadi menggenggam jas putih Kevin.
Kakinya lemas tidak bisa berdiri lagi,
"Mama....Mama..."
Kevin dan Nana menahan tubuh ibunya.
Lisa perlahan tidak bisa mendengar panggilan kedua anaknya, matanya berkunang-kunang akhirnya dia jatuh bersandar di pelukan Nana.
--------------
Di sisi lain,
Edis dan Eric belum selesai dalam adegannya.
Edis membungkukkan tubuhnya ke tembok dan Eric menyerangnya dari belakang, kini mereka melakukannya dengan posisi berdiri.
"Eric.... kenapa kamu keluar di dalam?"
"Apa kamu tidak suka?"
"Bagaimana kalau aku hamil? seminggu lalu aku baru selesai menstruasi."
"Iya, aku tahu. Aku memang sengaja."
Edis meronta melepaskan pelukan Eric namun Eric mencegahnya.
"Diam dulu.... biarkan sampai semuanya masuk"
"Eric.... kamu mau membuatku hamil?"
"Sayang.... Aku cuma mau kamu yang melahirkan anak-anakku... Mungkin dengan cara ini, ibuku tidak akan punya pilihan lain selain menerima kita berdua..."
"Eric, kamu memang gila...."
Lalu mereka kembali berciuman.
--------------------
Tetap setia membaca Novel ini,
Jangan lupa dukung author dengan klik: "Like"👍 "Love"❤️ dan berikan rating "Bintang 5"⭐⭐⭐⭐⭐ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
lovely
stop baca tokoh cowoknya mnjijikan sex bebasss realnya laki baik buat cewek baik2 kasian Nana cewek baik2 dapat penjinah 🥵😡
2022-06-15
2
NithaJK
aduh kok pameran pria bgini yach.. jijik dech.. astaga.. ga rela klw jdi suami Nana...
2021-09-04
3
maura shi
ella thor,kau takdirkn si pendiam nana sm eric yg jiaaaaah freesex,kasian bgt km nana apes
aaach moga aja edis cepet hamil deh,kesian nana
2021-02-18
3