Bab 15. Penyesalan

 

Penyesalan

Kevin berjalan menuju ruang instalasi perawatan Nana. Disana dia melihat Eric sudah duduk di depan ruang instalasi.

"Sudah dari tadi, Eric?"

"Sekitar 15 menit yang lalu. Bagaimana perkembangan Nana?"

"Yah, begitulah.... Dalam 3 minggu ini keadaan Nana sudah stabil, semoga seterusnya semakin membaik. Aku cuma berharap semoga Nana bisa segera pulih. Bagaimana dengan Caesar?"

"Caesar masih belum tahu kalau Nana kecelakaan, tapi dia terus menanyakan Nana. Caesar memang sangat dekat dengan Nana...."

Kevin melihat ekspresi Eric yang sepertinya sangat merasa kehilangan. Tapi Kevin masih meragukan perasaan Eric, sebab Eric sendiri tidak yakin dengan perasaannya. Saat ini bagi Kevin, keselamatan adiknya lebih utama. Dia akan tetap meminta Eric untuk menceraikan Nana.

"Eric, aku tahu kamu adalah pria yang bertanggung jawab sebagai suami dan ayah. Tapi hati manusia mudah berubah, apalagi jika hati itu tidak memiliki keyakinan yang kuat. Seseorang bisa menjadi setia dan rela berkorban karena ia memiliki keyakinan bahwa dia akan bahagia bersama orang yang dicintainya. Tapi aku tidak melihat semua itu di matamu untuk Nana. Mungkin yang kamu rasakan hanya merasa kehilangan, sama seperti kamu kehilangan sahabatmu. Hanya itu saja..."

Eric hanya diam, sebenarnya ia bimbang. Dia tidak memahami atas perasaannya sendiri. Selama ini Nana memang tidak hanya menjadi sahabat dalam kehidupannya, tapi juga sebagai rumah baginya. Sejak dia mulai berdamai dengan Nana, Eric tidak pernah memiliki tempat yang lebih nyaman selain rumahnya, yang di dalamnya ada Nana dan Caesar. Tapi entah mengapa perasaan itu terasa tidak menggebu seperti yang dulu ia rasakan terhadap Edis. Kepada Nana, Eric justru merasakan kenyamanan dan ketentraman, meskipun ia tidak selalu mengungkapkan dalam seksualitas. Hanya dengan melihat Nana di sampingnya dan melakukan aktivitas di sekitarnya, itu sudah cukup membuat Eric merasa senang. Tapi apakah itu juga disebut sebagai cinta?

Sebab baru kali ini Eric merasakan perasaan seperti ini. Bagi Eric selama dia mengenal cinta, selalu melibatkan gairah dan seksualitas. Mungkinkah Eric baru tahu ada sisi lain dari cinta?

Malam ini Eric ingin tidur di Rumah Sakit mendampingi Nana. Karena Nana masih berada di ruang instalasi, sehingga Eric tidur di kursi tunggu.

------------------------------------

"Praaaang...!!! Bruaaaakkkk...!!!

"Edis hentikan! Sampai kapan kamu menghancurkan barang-barang seperti ini!"

Ibunya Edis berusaha memegangi Edis yang membanting beberapa barang di homestay. Namun Edis tetap tidak menghiraukan ibunya dan mendorong ibunya hingga jatuh.

"Edis cukup!!!!"

"Ini semua karena mama, papa, dan Daniel! Kenapa aku harus menanggung kalian! Apa salahku? Kenapa aku harus lahir di keluarga yang bermasalah?!"

"Plakkkkk"

Ibunya Edis menampar Edis hingga bibir Edis terluka.

"Cukup Edis! Kamu sendiri yang memilih jalan ini... Dari awal mama sudah mengingatkan kamu untuk tidak kembali ke Singapore saat kita masih di Hongkong. Tapi kamu malah masuk ke perusahaan Shine hanya karena ingin menyelidiki kasus papamu. Sudah berapa kali mama bilang, jangan pernah mengusik keluarga Shine, kita memiliki dosa besar pada mereka! Saat Shine diambang kehancuran, papamu membawa lari uang perusahaan sehingga mereka semakin terpuruk yang menyebabkan kematian ayah Eric. Tapi kamu malah memaksa dirimu sendiri untuk masuk ke kuburanmu sendiri, bahkan kamu mengambil risiko fatal dengan mendekati Eric! Dan sekarang setelah kita mendapat peringatan dari Nyonya Julia untuk tidak lagi muncul di kehidupan mereka, kamu malah kembali lagi ke Singapore setelah kita menjalani hidup normal di Melbourne, kamu benar-benar menggali liang kuburmu sendiri Edis!"

"Apa aku salah kalau aku mencintai Eric, ma? Kenapa aku harus menanggung dosa papa?!"

"Nyonya Julia tidak akan memaafkan kita walaupun dia harus menjadi abu sekalipun! Mama sudah memperingatkan kamu untuk tidak mendekati Eric, tapi kamu malah diam-diam menjalin hubungan dengannya! Saat mama tahu kamu hamil anaknya Eric, mama terus berdoa agar itu tidak pernah terjadi. Dan Tuhan mendengar semua doa mama... Edis, cintamu pada Eric berawal dari rasa dendam, itu sudah menjadi balasan jika saat ini kamu akhirnya menuai sesuatu yang kamu tanam."

"Edis nggak akan menyerah ma, Edis harus mendapatkan Eric kembali! Jika Edis tidak bisa mendapatkan Eric, maka siapapun juga tidak akan bisa! Kalau perlu Edis harus mati bersama Eric!"

"Edis...!!!"

Edis keluar tidak mengindahkan setiap kata ibunya. Dia memanggil taksi untuk pergi ke kantor Eric. Hampir sebulan ini Edis selalu mengawasi kantor Eric agar dia bisa bertemu dengan Eric. Namun Eric tidak pernah muncul, dia sepertinya dalam sebulan ini tidak berada di kantornya. Begitupun dengan rumah Eric yang tampak kosong, hanya ada dua pembantu yang tinggal di rumahnya.

Eric memang hampir sebulan ini tidak ada di kantor. Dia melakukan monitoring secara online, karena Eric setiap hari ke Rumah Sakit menjaga Nana. Dia tidak ingin melewatkan setiap detik perkembangan Nana. Bahkan Eric juga membeli apartment terdekat dengan Rumah Sakit tempat Nana dirawat agar sewaktu-waktu dia bisa pergi ke rumah sakit, sebab jarak rumahnya dengan Rumah Sakit membutuhkan waktu hampir setengah jam perjalanan, bagi Eric itu waktu yang sangat lama.

Eric berdiri di samping bed Nana, dia menatap meratapi tubuh yang sedang terbaring dengan segala alat medis yang terpasang di sekujur tubuhnya. Dalam hati kecil Eric, ada rasa bersalah yang sangat mendalam terhadap wanita yang saat ini tergolek tak berdaya di depannya. Wanita ini adalah yang menjadi teman hidupnya selama tujuh tahun ini, yang tidak pernah ia harapkan kehadirannya, tidak pernah ia undang masuk ke dalam hidupnya.

Rasa bersalah dan kehilangan hampir dua bulan ini membuatnya merasa lemah dan gagal menjadi seorang lelaki. Dia merasa tidak pernah melakukan satupun hal untuk Nana. Padahal meski Nana juga tidak mencintainya, tapi dia masih bisa melakukan sesuatu dan berkorban demi Eric. Walaupun Nana tidak mencintainya, dia masih bersedia mempertahankan dan melahirkan putra untuknya....

Tanpa disadari Eric, matanya kini sudah berkaca-kaca dan terasa penuh. Air mata Eric sudah sulit terbendung, bibirnya bergetar seolah ingin berusaha ia tahan isak tangisnya. Namun upayanya terkalahkan dengan rasa pedih di hatinya yang sudah tak bisa dia tahan.

Kevin melihat dari pintu, dia pertama kalinya melihat Eric menatap Nana dengan tatapan seduka itu. Mungkinkah Eric sebenarnya memiliki cinta untuk Nana, hanya saja Eric sendiri tidak menyadarinya. Bagi Kevin, Nana sudah cukup berkorban banyak untuk Eric, saat ini yang ia perjuangkan adalah kebahagiaan adiknya....

Seseorang menepuk bahu Kevin dari belakang, ternyata adalah Brian. Kevin yang sedang terpaku melihat Eric terkejut melihat Brian sudah ada di sampingnya, lalu berjalan mendekati bed Nana yang disana masih ada Eric yang sedang berdiri.

Brian tahu disana ada Eric, namun ia tak peduli. Dia hanya fokus menatap Nana yang sedang terbaring di bed. Eric menyadari ada seseorang yang datang mendekati bed istrinya. Eric melihat pria itu menatap dengan sangat dalam, ia bisa membaca kesedihan yang dirasakan oleh pria itu saat melihat Nana.

Eric tidak melepaskan pandangannya sedetikpun terhadap pria itu. Sampai Brian menyadari Eric sedang menatapnya, hingga Brian membalas tatapan Eric. Kini mata kedua pria itu saling bertemu dan seolah saling menyelami arti pandangan mereka.

------------------------------------

Kevin, Brian, dan Eric duduk di cafe Rumah Sakit. Dari sejak mereka bertemu seolah pandangan mereka tidak pernah lepas satu sama lain. Kevin lalu menjadi penengah mereka.

"Eric, ini adalah Brian. Kami sudah seperti keluarga, orangtua Brian menganggap aku dan Nana seperti anak mereka sendiri."

"Sepertinya kami sudah pernah bertemu saat resepsi pernikahan Nana, Vin.... tapi memang ini pertama kalinya aku mengobrol langsung dengan Eric, sungguh kehormatan bagiku bisa bertemu langsung dengan seorang pengusaha yang masuk dalam jajaran orang sukses versi Forbes dan ASEC. Nana seharusnya beruntung memiliki suami sepertimu, Eric..."

Entah Eric tidak suka mendengar ucapan Brian yang sepertinya hanya basa basi. Eric menilai bahwa sebenarnya di dalam hati Brian ia ingin mengumpat untuk Eric, dia seolah sedang mengejek dengan bahasa halus.

"Aku juga baru pertama kalinya bertemu langsung dengan dokter Brian. Sebelumnya aku minta maaf karena sudah memiliki kesan yang tidak bagus terhadapmu, sebab aku melihat kamu keluar bersama istriku tanpa sepengetahuanku. Jadi semoga kali ini tidak ada kesalahpahaman lagi diantara kita."

Brian sedikit terkejut dengan ucapan Eric yang langsung menyerangnya. Dia hanya menanggapi Eric dengan tersenyum, ia tahu Eric sebenarnya ada rasa cemburu terhadapnya. Brian semakin merasa tertantang untuk semakin menunjukkan bahwa dia bukan orang yang mudah menyerah.

"Eric.... Nana sudah seperti adikku sendiri. Dia memang sangat dekat denganku. Sedangkan kamu adalah suami Nana, bukankah seharusnya kamu juga menganggapku sebagai saudara? Tidak seharusnya ada rasa cemburu jika memang kamu percaya pada ikatan perasaaan cinta yang kalian bangun sebagai suami istri, kecuali jika.... perasaan diantara kalian...."

Brian mengambil sepotong churos yang tersaji di meja di hadapan mereka. Lalu memotongnya dengan dua jari.

"Rapuh.... kosong.... tak ada apapun di dalamnya, seperti churos ini."

Eric semakin tajam menatap mata Brian yang masih tenang menanggapi tatapan Eric. Brian dengan jelas sengaja mengolok-olok dirinya yang saat ini memang tidak memiliki tempat di hati Nana. Eric tidak tahu pasti apakah Brian hanya cinta pertama bagi Nana, ataukah Brian juga sebenarnya memiliki perasaan terhadap Nana.

"Mulai sekarang aku bekerja di Rumah Sakit ini, Kita akan sering bertemu. Aku harap kita bisa menjadi lebih dekat."

Eric hanya tersenyum dengan sinis menanggapi sikap ramah Brian yang menurut Eric hanya sebuah kepura-puraan. Eric masih tidak yakin dengan tujuan Brian kembali ke Singapore hanya untuk bekerja di Rumah Sakit yang menjadi tempat Nana dirawat, sepertinya itu bukanlah suatu kebetulan.

------------------------------------

Eric malam itu tidak menginap di Rumah Sakit karena Mama Lisa dan Kevin yang menginap. Eric malam itu pulang ke rumahnya yang saat ini terasa asing baginya. Setiap bagian rumahnya yang biasanya ramai karena Caesar dan Nana, sekarang menghilang dan terasa senyap.

(Suara hati Eric)

"Perasaan apa ini?

Kenapa aku merasa sangat kehilangan Nana seperti raga tanpa nyawa. Di sofa ini biasanya Nana duduk bersama Caesar sambil menyuapi Caesar. Kenapa setiap sudut rumah ini seolah kehilangan kehidupan tanpa mereka. Dari awal aku tinggal di rumah ini sendiri, namun baru kali ini aku merasakan kesepian..."

Eric masuk ke dalam kamar Nana, dia masih merasakan aroma tubuh Nana di dalam kamar itu. Setiap sudut kamar ia membayangkan Nana sedang melakukan banyak hal. Eric berjalan ke arah lemari buku yang disana banyak sekali buku yang sering dibaca Nana. Eric tidak pernah tahu buku apa saja yang dibaca Nana, ia melihat setiap judul buku dan melihat salah satu buku yang berjudul tentang menjadi istri yang dicintai. Eric tersenyum membayangkan Nana mempelajari buku itu, namun senyum Eric malah membuatnya meneteskan air mata.

Eric lalu berjalan di depan meja rias Nana, ia tidak melihat banyak kosmetik disana. bahkan hanya ada dua jenis lipstick yang dimiliki Nana. Eric bahkan tidak pernah tahu kosmetik apa saja yang digunakan Nana, sangat berbeda saat dia dulu bersama Edis, Eric selalu tahu warna lipstick favorit Edis, wangi parfum favorit Edis, lotion kesukaan Edis, dan segala jenis perawatan tubuh lainnya. Bahkan jumlahnya lebih banyak dari yang biasa digunakan Nana saat ini. Tapi kenapa Eric malah bahkan tidak tahu sama sekali apa yang digunakan dan disukai Nana. Eric menatap dirinya dengan iba di depan cermin seperti orang bodoh, dan lagi-lagi air matanya menetes.

Eric membuka lemari pakaian Nana, dia merasakan aroma yang biasanya ada di dalam tubuh Nana. Eric mengambil salah satu tangkai lengan baju Nana dan mencium baju tersebut dengan sangat lama dan penuh perasaan. Eric bahkan tidak pernah sekalipun membelikan baju untuk Nana, dan Nana juga tidak pernah menuntutnya untuk membelikannya. Kali ini tangis Eric semakin mengisak, dia baru menyadari bahwa setiap yang dilakukan Nana tidak pernah sekalipun menyulitkannya. Tapi Nana selalu melakukan yang terbaik untuk Eric, meski sikap diantara mereka selalu dingin.

Eric meringkuk di atas sofa yang biasanya Nana sering tertidur saat membaca. Awal pertama kali dia melihat kebiasaan Nana seperti itu, dia hanya membiarkannya. Namun setelah tahun-tahun berganti, Eric mulai peduli pada kebiasaan Nana, dari mulai Eric hanya memberikan selimut untuk Nana hingga ia kemudian menggendong Nana dan meletakkannya di tempat tidur.

Dan masih banyak kebiasaan Nana yang tidak hanya diingat Eric, tapi juga menjadi kebiasaan juga baginya.

Eric tidak menyadari perasaannya kepada Nana kini bahkan lebih mendalam dibandingkan perasaannya terhadap Edis. Hanya saja dia yang tidak bisa mengungkapkannya disaat Nana sedang terjaga. Dia hanya mampu meraih bayangan Nana saat Nana berjalan membelakanginya. Eric juga hingga saat ini tidak pernah menyadari bahwa sebenarnya Nana sudah lama membuka hati untuknya.

Eric dan Nana, mereka berdua sama-sama tidak menyadari bahwa sebenarnya cinta diantara keduanya sudah lama tumbuh. Hanya saja keyakinan awal mereka untuk hidup berjalan sendiri-sendiri membuat mereka saling tidak memahami satu sama lain, bahwa mereka sudah saling mencintai.

Di dalam mimpi Eric,

Nana berjalan menuju ke arah cahaya yang sangat terang. Eric memanggilnya namun Nana hanya menoleh dan tersenyum padanya.

"Jangan pergi Nana.... Ku mohon, jangan pergi.... Aku.... Aku.... "

Sebelum Eric menyelesaikan kalimatnya, Nana sudah terlanjur menghilang diantara cahaya putih itu.

(suara hati Eric)

"Nana, seandainya masih ada waktu kita dipertemukan kembali,

Aku hanya ingin mengatakan padamu,

Maafkan aku...

Seandainya masih ada kesempatan bagiku,

Aku akan menjadi lelaki yang akan selalu melindungimu, menjagamu, dan tidak akan membiarkanmu merasakan sakit seperti saat ini....."

Eric terpejam diatas sofa dengan air mata yang terus membasahi wajahnya.

--------------------------------------

Tetap setia membaca Novel ini,

Jangan lupa dukung author dengan klik: "Like"👍 "Love"❤️ dan berikan rating "Bintang 5"⭐⭐⭐⭐⭐ya....

Terpopuler

Comments

Imelda suryanti

Imelda suryanti

😭😭😭, sedih aku tu baca nya

2022-01-06

0

❄️ Ari Wahyuni ❄️

❄️ Ari Wahyuni ❄️

kk Thor kau buat dikasih cabe berapa kilo sih kk Thor 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2021-08-07

0

Dhika Rosy

Dhika Rosy

terharu gak kerasa air mata ku mengalir

2021-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog: Tentang Dua Keluarga
2 Bab 1: Awal Perjodohan #1
3 Bab 2. Awal Perjodohan #2
4 Bab 3. Cinta dan Kehilangan
5 Bab 4. Janji
6 Bab 5. Tak Ada Harapan
7 Bab 6. Putus Asa
8 Bab 7. Membencimu
9 Bab 8. Menghindarimu
10 Bab 9. Sebuah Jawaban
11 Bab 10. Dia Kembali
12 Bab 11. Malam Terakhir
13 Bab 12. Mimpi dan Kenyataan
14 Bab 13. Permohonan
15 Bab 14. Keputusan
16 Bab 15. Penyesalan
17 Bab 16. Kehancuran Kedua
18 Bab 17. Anda Siapa?
19 Bab 18. Bertemu Kembali
20 Bab 19. Menerima Kenyataan
21 Bab 20. Perceraian
22 Bab 21. Skandal
23 Bab 22. Berpisah
24 Bab 23. Memory
25 Bab 24. Fragment
26 Bab 25. Pertemuan
27 Bab 26. Pengakuan
28 Bab 27. Pelukan
29 Bab 28. What Do You Want
30 Bab 29. Kebimbangan
31 Bab 30. Sebuah Akhir Cerita
32 EPILOG
33 Extra Part 1: Love is Wife
34 SAPA AUTHOR
35 PROLOG [SEASON 2]
36 [SEASON 2] HATI CAESAR Bagian 1
37 [SEASON 2] HATI CAESAR Bagian 2
38 [SEASON 2] RAHASIA
39 [SEASON 2] SIBLING
40 [SEASON 2] STUDY GROUP
41 [SEASON 2] MUSUH LAMA
42 [SEASON 2] TAK TERDUGA
43 [SEASON 2] HUBUNGAN CAESAR & REGAL
44 [SEASON 2] JUST MINE
45 [SEASON 2] KENYATAAN SEBENARNYA
46 [SEASON 2] RENCANA
47 [SEASON 2] KASUS GIE KWAN
48 [SEASON 2] MENJADI SASARAN
49 [SEASON 2] ENAM TAHUN
50 [SEASON 2] RECALLING
51 [SEASON 2] ALIVE
52 [SEASON 2] FIND YOU
53 [SEASON] FOUND YOU
54 [SEASON 2] MEET YOU
55 [SEASON 2] PENJELASAN
56 [SEASON 2] BERSAMA CAESAR
57 [SEASON 2] MASA LALU SHAILA (1)
58 [SEASON 2] MASA LALU SHAILA (2)
59 [SEASON 2] MASA LALU SHAILA (3)
60 [SEASON 2] MASA DEPAN
61 [SEASON 2] KEBOHONGAN
62 [SEASON 2] PERTEMUAN TERAKHIR
63 [SEASON 2] PATAH HATI
64 [SEASON 2] MEMBIASAKAN DIRI
65 [SEASON 2] KETAKUTAN ROSIE
66 [SEASON 2] OPERASI TERAKHIR
67 [SEASON 2] KABAR DARI REGAL
68 [SEASON 2] ANTARA KAKAK BERADIK
69 [SEASON 2] ANNIVERSARY PARTY
70 [SEASON 2] TERJEBAK PERANGKAP
71 [SEASON 2] MENYANGKAL TUDUHAN
72 [SEASON 2] RENCANA YURI
73 [SEASON 2] RENCANA PERNIKAHAN
74 [SEASON 2] MEMBATALKAN PERJODOHAN
75 [SEASON 2] KEKESALAN REGAL
76 [SEASONS 2] BAGAIMANA MUNGKIN?
77 [SEASON 2] KENYATAAN BARU
78 [SEASON 2] MEMBELA CAESAR
79 [SEASON 2] BERUSAHA MENCARI TAHU
80 [SEASON 2] MEMANCING SHAILA
81 [SEASON 2] ASUMSI REGAL
82 [SEASON 2] RENCANA PERGI
83 [SEASON 2] INFORMASI TENTANG RAYNE
84 [SEASON 2] RENCANA PERGI
85 [SEASON 2] BERITA DARI JONI
86 [SEASON 2] SEBAGAI PELAMPIASAN
87 [SEASON 2] SKIZOFRENIA
88 [SEASON 2] PARANOID
89 [SEASON 2] PAIN
90 [SEASON 2] SALAM AUTHOR
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Prolog: Tentang Dua Keluarga
2
Bab 1: Awal Perjodohan #1
3
Bab 2. Awal Perjodohan #2
4
Bab 3. Cinta dan Kehilangan
5
Bab 4. Janji
6
Bab 5. Tak Ada Harapan
7
Bab 6. Putus Asa
8
Bab 7. Membencimu
9
Bab 8. Menghindarimu
10
Bab 9. Sebuah Jawaban
11
Bab 10. Dia Kembali
12
Bab 11. Malam Terakhir
13
Bab 12. Mimpi dan Kenyataan
14
Bab 13. Permohonan
15
Bab 14. Keputusan
16
Bab 15. Penyesalan
17
Bab 16. Kehancuran Kedua
18
Bab 17. Anda Siapa?
19
Bab 18. Bertemu Kembali
20
Bab 19. Menerima Kenyataan
21
Bab 20. Perceraian
22
Bab 21. Skandal
23
Bab 22. Berpisah
24
Bab 23. Memory
25
Bab 24. Fragment
26
Bab 25. Pertemuan
27
Bab 26. Pengakuan
28
Bab 27. Pelukan
29
Bab 28. What Do You Want
30
Bab 29. Kebimbangan
31
Bab 30. Sebuah Akhir Cerita
32
EPILOG
33
Extra Part 1: Love is Wife
34
SAPA AUTHOR
35
PROLOG [SEASON 2]
36
[SEASON 2] HATI CAESAR Bagian 1
37
[SEASON 2] HATI CAESAR Bagian 2
38
[SEASON 2] RAHASIA
39
[SEASON 2] SIBLING
40
[SEASON 2] STUDY GROUP
41
[SEASON 2] MUSUH LAMA
42
[SEASON 2] TAK TERDUGA
43
[SEASON 2] HUBUNGAN CAESAR & REGAL
44
[SEASON 2] JUST MINE
45
[SEASON 2] KENYATAAN SEBENARNYA
46
[SEASON 2] RENCANA
47
[SEASON 2] KASUS GIE KWAN
48
[SEASON 2] MENJADI SASARAN
49
[SEASON 2] ENAM TAHUN
50
[SEASON 2] RECALLING
51
[SEASON 2] ALIVE
52
[SEASON 2] FIND YOU
53
[SEASON] FOUND YOU
54
[SEASON 2] MEET YOU
55
[SEASON 2] PENJELASAN
56
[SEASON 2] BERSAMA CAESAR
57
[SEASON 2] MASA LALU SHAILA (1)
58
[SEASON 2] MASA LALU SHAILA (2)
59
[SEASON 2] MASA LALU SHAILA (3)
60
[SEASON 2] MASA DEPAN
61
[SEASON 2] KEBOHONGAN
62
[SEASON 2] PERTEMUAN TERAKHIR
63
[SEASON 2] PATAH HATI
64
[SEASON 2] MEMBIASAKAN DIRI
65
[SEASON 2] KETAKUTAN ROSIE
66
[SEASON 2] OPERASI TERAKHIR
67
[SEASON 2] KABAR DARI REGAL
68
[SEASON 2] ANTARA KAKAK BERADIK
69
[SEASON 2] ANNIVERSARY PARTY
70
[SEASON 2] TERJEBAK PERANGKAP
71
[SEASON 2] MENYANGKAL TUDUHAN
72
[SEASON 2] RENCANA YURI
73
[SEASON 2] RENCANA PERNIKAHAN
74
[SEASON 2] MEMBATALKAN PERJODOHAN
75
[SEASON 2] KEKESALAN REGAL
76
[SEASONS 2] BAGAIMANA MUNGKIN?
77
[SEASON 2] KENYATAAN BARU
78
[SEASON 2] MEMBELA CAESAR
79
[SEASON 2] BERUSAHA MENCARI TAHU
80
[SEASON 2] MEMANCING SHAILA
81
[SEASON 2] ASUMSI REGAL
82
[SEASON 2] RENCANA PERGI
83
[SEASON 2] INFORMASI TENTANG RAYNE
84
[SEASON 2] RENCANA PERGI
85
[SEASON 2] BERITA DARI JONI
86
[SEASON 2] SEBAGAI PELAMPIASAN
87
[SEASON 2] SKIZOFRENIA
88
[SEASON 2] PARANOID
89
[SEASON 2] PAIN
90
[SEASON 2] SALAM AUTHOR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!