Hari ini Antin mendapatkan Sift pagi, sejak tadi ia sudah membersihkan rumah dan memasak untuk ayahnya sarapan.
Ia sangat menyukai pekerjaan rumah tangga ini, Tak pernah merasa lelah ia melakukannya.
"Ayah berangkat dulu ya..." teriak Kusuma sambil berjalan keluar.
"hati-hati yahhhh.." jawab Antin.
Antin tengah membersihkan piring kotor ayahnya yang baru saja selesai sarapan.
Hanya tinggal satu pekerjaan dan ia akan segera membersihkan diri dan berangkat kerja.
"selesaii..." kata Antin sambil mengelap tangannya yang basah, dan berjalan kebelakang.
ia akan mencuci bajunya dan baju ayahnya.
Hari liburnya kemarin ia benar-benar mendengkur sepuasnya sepulang dari mall dengan Megan.
Bermalas-malasan sehari tidak apakan.
*************
"Tuan Vico, tuan besar Laurent datang untuk menemui tuan.." Kata Pak Kim kepada Vico yang baru saja datang dikantornya.
"pagi-pagi sekali, ada apa...?" tanya Vico heran.
"saya kurang tahu.." kata Pak Kim.
Vico hanya mengangguk dan menyuruh Pak Kim menyuruh Ayahnya untuk masuk kedalam ruangannya.
Vico mendudukkan diri disofa dan memeriksa berkas yang ada dimejanya satu persatu.
Pintu ruangannya terbuka dan munculah Pak Kim dan disusul oleh ayahnya dibelakangnya.
"silahkan tuan besar Laurent.." Pak Kim mempersilahkan duduk disofa depan Vico.
Laurent langsung mendudukkan dirinya tanpa berbicara apapun.
"tolong buatkan minuman untuk kita berdua Pak Kim " kata Vico yang masih membaca berkas-berkas didepannya tanpa menoleh kearah ayahnya ataupun Pak Kim .
Pak Kim mengangguk, membungkukkan badannya dan berjalan keluar.
Laurent masih belum membuka suara, sedangkan Vico hanya acuh kepada ayahnya.
Sampai Pak Kim kembali dengan membawa 2 cangkir kopi, mereka masih bungkam belum ada yang membuka suara maupun Vico ataupun ayahnya.
Pak Kim menghela nafasnya dan menaruh 2 cangkir kopinya dimeja.
"terima kasih Pak Kim, kau boleh duduk disini.." kata Vico masih sibuk dengan berkas ditangannya.Ia malas jika harus berurusan dengan ayahnya sendiri.
"baik.." Pak Kim mendudukkan dirinya disamping Vico.
Laurent sekarang malah terlihat sedikit bingung. Ia masih bungkam sejak tadi tidak mengeluarkan kata-kata apapun.
"silahkan diminum tuan besar.." kata Pak Kim saat dilihatnya Laurent terlihat sangat gelisah.
Vico memincingkan matanya melirik ayahnya.
mau apa dia sampai terlihat begitu ketakutan dan gelisah.
Vico meletakkan berkasnya di meja, memandang ayahnya yang saat ini sulit ditebak dengan ekspresi nya.
"minumlahhh..." kata Vico kepada ayahnya.
Laurent menatap Vico sekilas dan langsung mengambil kopinya dan meminumnya perlahan, terlihat sekali dia sangat gugup.
Vico dan Pak Kim hanya menatap heran.
Laurent menaruh kembali kopinya dimeja,
dan berdehem perlahan.
"emhh... begini..." kata Laurent dengan gugup.
Vico dan Pak Kim menatap kearah Laurent dengan lekat.
menunggu apa yang diinginkan Laurent kali ini kepada Vico.
Tapi setelah beberapa menit Laurent tidak kembali meneruskan perkataannya.
Vico menghela dan menyandarkan punggungnya kesofa.
"tuan besar Laurent ada perlu apa menemui tuan Vico.." kata Pak Kim.
Laurent menatap Pak Kim dengan tatapan bingung.
"bicaralah..." kata Vico masih dengan posisinya, ia males jika harus bertele-tele.
Laurent menghela nafasnya mengumpulkan semua tekatnya dan memulai berbicara perlahan.
"kau tidak ingin bekerja sama dengan Tuan Wilson..?" tanya Laurent dengan sedikit gugup.
Vico memejamkan matanya mendengarnya. Sudah berapa kali ia menanyakan ini kepadanya.
memangnya kenapa, dan buat apa dia bertanya yang sama sekali tidak ada hubungannya.
Dia ini bahkan tidak pernah memegang kendali perusahaan Glory.
kenapa sekarang ikut campur.
Pak Kim menatap kearah Vico yang masih memejamkan matanya.
"tuan besar Laurent..kenapa menanyakan soal ini.. biarkan tuan Vico yang akan mengurusnya.. tuan Besar Laurent tidak perlu lagi memikirkannya.." kata Pak Kim.
"tapi... aku.." Laurent terlihat sangat gugup saat mengatakannya.
Vico menegakkan badannya menatap ayahnya yang sekarang terlihat sangat gugup.
"sebenarnya ada apa.. " Vico sudah tahan mendengarnya.
"begini vico, sebelumnya Pak Kim..apa kau bisa meninggalkan kami berbicara berdua.." kata Laurent.
Pak Kim hanya diam Tak bergeming.
Pak Kim ini hanya menurut jika yang berbicara adalah Vico.
"anggap dia tidak ada... cepat katakan kau mau apa..." kata Vico.
"tapi...ba..bagaimana... bisa.." kata Laurent.
Pak Kim hanya tersenyum menatap Laurent.
apa yang akan dibicarakan sampai ia disuruh untuk keluar.
Laurent hanya menghembuskan nafasnya.
"begini.. Ayah harap kau bisa membantu ayahmu kali ini.." kata Laurent.
Vico hanya berdecih mendengarnya.
"emmm... Ayah... mempunyai hutang kepada tuan Wilson..."kata Laurent dan menundukkan kepalanya.
Vico terkejut, namun ia segera menepis keterkejutannya.
ia ingin mengetahui alasannya ia kemari sepagi ini.
"laluuu...." kata Vico menatap ayahnya lekat.
"Ayah sudah berjanji jika akan membuat perusahaanmu dan perusahaan Tuan Wilson bekerja sama lagi dan...." Laurent Tak meneruskan katanya.
Vico dan Pak Kim hanya menunggunya sambil melempar pandangan tidak suka.
"menjodohkanmu dengan Diva.." kata Laurent lirih.
meskipun lirih tapi sangatlah jelas terdengar oleh Pak Kim dan Vico.
Vico menahan tawanya mendengarnya.
Pak Kim Tak habis fikir dengan pemikiran Laurent, memangnya tuan Vico bisa menuruti semua kemauannya setelah apa yang dia perbuat kepada mamanya.
"jadi,sekarang kau menggadaiku ya.." kata Vico meremehkan.
"bukann...bukan begitu maksudku....
begini.. jika perusahaan mu dan perusahaan Tuan Wilson masih bekerja sama. perusahaan akan mengalami keuntungan bukan.. lalu jika kau menikah dengan Diva seluruh publik akan mengetahuinya dan akan menjadi sangat bagus." kata Laurent panjang lebar.
"memangnya kau fikir aku tidak bisa membuat perusahaan Glory untung walaupun tidak bekerja sama dengan Tuan Wilson" kata Vico.
Laurent hanya terdiam.
"sekarang jika kau mempunyai urusan apapun jangan pernah melibatkanku ataupun perusahaan Glory..
kau sekarang juga bukan bagian dari keluarga kakek...." kata Vico dengan keras.
"tapi vic.... Bantu Ayah sekali ini saja.." Laurent memohon.
"tidak akan" kata Vico singkat.
"kau sudah melempar Surat cerai kepada mama, Itu berarti kau juga melempar bom waktu untukmu jugaa..." teriakk Vico
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Har Tini
good vico 👍
2021-02-05
1
Nalini Nelly
vico tegas jg
2020-10-29
4
Umi Yan
semangat thor..., ditunggu lagi up terbarunya😊
Ijin promo yah thor "Cinta Sang Desainer" terimakasih 🙏
2020-10-19
3