"mau pesan apa...?" Tanya ramah Antin meskipun moodnya sedikit berantakan mendengar perkataan tante Kila yang terus membahas Sean.
"Coffee.." kata seorang pria yang menunduk dan menatap laptopnya yang dimeja.
"Maaf.. coffee apa..?" Tanya Antin lagi.
Pria itu tidak menjawab dan sibuk dengan laptop dan entahlah sedang mengerjakan apa.
Antin menunggunya,ia fikir pria ini sedang berfikir akan memesan coffee apa.
"Bukannya aku tadi sudah bilang pesen coffee ya..." Pria yang Tak lain adalah Vico menatap Antin yang masih berdiri disampingnya.
"Maaf.. coffee yang Mana ya yang anda maksud..." Antin sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan pria didepannya.
"Kau pegawai baru yaa..." Tanya Vico dengan menatap Antin dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Antin hanya mengangguk.
Memangnya kenapa kalau dia pegawai baru.
Kau bermasalah begitu.
"Bilang kepada barista, saya pesen coffee seperti biasa." Vico memincingkan pandangannya dan kembali sibuk dengan laptopnya.
Dengan sedikit kesal Antin menggangguk dan berjalan meninggalkan Vico.
"Tunggu..." Cegah Vico,saat Antin baru melangkah beberapa langkah.
Antin segera membalikkan badannya menunggu apa lagi yang pria ini inginkan.
"Lupakann..." Kata Vico sambil mengibaskan tangannya tanpa menoleh kearah Antin.
Antin sudah kesal, seenaknya jidatnya saja.
Ia melangkah menuju barista dengan sedikit menghentak-hentakkan kakinya kesal. Untung saja, Pelanggan dicafe sudah hanya tinggal beberapa,karna Sudah malam.
"Mbakk...
Pelanggan yang disana ituu..
Yang dipojokkan minta coffee yang biasanya..." Kata Antin dengan kesal.
Teman pegawainya melihat kearah Antin menunjuk kan pelanggannya.
"Ok.."jawabnya langsung
Ehhh
Antin sampai bingung, dia udah jadi pelanggan dicafe ini berapa lama sihh..
Sampek baristanya pun sudah hafal meskipun tidak melihat dengan jelas siapa dan bagaimana orangnya.
Selama Antin bekerja disini baru pertama melihat wajah pria itu dicafe ini.
Apa emang akunya yang gak pernah merhatikan.
"Nihhh...." Kata Baristanya sambil memberi Antin secangkir Coffee hitam.
Antin mengangguk dan mengambil secangkir coffenya.
"Cuma coffee item aja kok ya gak langsung bilang aja.. marah-marah aja bikin tambah kesel ajaa.." Batin Antin.
"Permisii..." Kata Antin saat meletakkan secangkir coffenya dimeja Vico.
Vico hanya diam sibuk dengan laptopnya.
Antin mendengus kesal, ia kembali kebelakang segera ia membersihkan cafe agar cepat selesai dan pulang karna Sudah hampir waktunya untuk tutup.
Antin sudah selesai membersihkan cafe, namun pria yang menyebalkan tadi belum juga pergi.
Capek sekali rasanya.ia ingin segera pulang dan istirahat.
"Ehh Bu Laila udah pulang ya..?" Tanya teman pegawai Antin.
"Udah kak sore tadi..." Jawab Antin.
Temannya hanya mengangguk dan kembali kebelakang.
Antin menghembuskan nafasnya.
Melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 22.00
Ia semakin cemas, semakin malam akan semakin berbahaya jika ia pulang sendiri membawa motor.
Mengetukkan jarinya di meja karna semakin cemas.
Menengok kearah pria itu untuk memastikan dia akan segera pergi atau belum. Namun pria itu bahkan belum bergerak untuk pergi.
Ia berjalan mondar-mandir, takut jika ayahnya terlebih dahulu sampai dirumahh. Pasti ayahnya akan nekat menjemputnya seperti kemaren.
Astagaa...
Kenapa dia tidak pergi-pergi.
"Bill..." Antin tersentak kaget mendengar apa yang Vico katakan.
Antin menghembuskan nafasnya lega melihat pria itu sudah berdiri dan meminta bill.
Dengan segera Antin memberikan secarik kertas yang berisikan pesanannya.
Vico mengambilnya dan memberikan 1 lembar uang
Antin menerima dan hendak memberi uang kembalian.
"Simpan buatmu..." Kata Vico dan langsung keluar cafe.
"Ehhh.... Terima kasih.." Antin membungkuk hormat.
Lalu ia berlari untuk membereskan meja yang baru saja Vico pakai.
"Tidak tau waktu sama sekali..
Emangnya ini cafe miliknya apaa..." Gerutu Antin sambil mengelap meja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Musniwati Elikibasmahulette
smangat thor
2021-06-22
0
Har Tini
next thor
2021-02-05
0
Nalini Nelly
antinplg malan
2020-10-28
2