"kenapa kau tidak berkencan saja dengan Diva...." Kata Laurent.
Vico memberhentikan pergerakan makan siangnya.
Menatap Ayahnya dengan heran.
Laurent hanya menatap sekilas Vico dan beralih menapat Diva.
Vico membuang nafasnya dengan kasar.
"Memangnya untuk apa.." tanya Vico.
"Tapi tunggu..
Kurasa menikah itu lebih baik dari pada berkencan bukan..." Tambah Laurent.
"Kau mau menjodohkanku dengan dia.." tanya Vico dengan tatapan tajam kepada ayahnya.
"Ternyata kau pintar juga..." Laurent bahkan tertawa kecil.
"Untuk apa....?"
"Jika difikir-fikir dua perusahaan yang saling menguntungkan akan lebih baik jika bergabung menjadi keluarga bukan.."kata Laurent santai.
"Benar kata ayahmu..
Aku setuju dengannya..."kata Diva sambil bergelayut manja di lengan Vico.
Vico memincingkan matanya menatap risih Diva.
"Memangnya jika aku menikahimu aku akan dapat apa dari perusahaanmu.." Vico menatap Diva remeh.
"Aku bisa membujuk papaku melakukan apa yang kau inginkan..
Kau tidak tau ya..
Kalau aku ini anak kesayangan keluarga Wilson.." Kata Diva dengan bangganya.
"Ohh ya..." Vico menarik lengannya gara Diva berhenti bergelayut jijik bagi Vico.
"Tapi sepertinya aku tidak tergiur dengan tawaranmu kali ini" Vico berdiri dan meninggalkan dua insan dengan wajah kesal masing-masing.
*********
"Kau benar-benar akan pergi....?" Tanya Sean dengan wajah cemberut.
Antin terkikik geli melihat ekspresi Sean.
"Hampir 1jam aku disini..
Tapi Tante Siska belum juga pulang.." Antin sudah memakai helmnya dan menaiki motornya yang ada didepan gerbang rumah Sean.
Namun Sean masih mengikuti Antin membujuknya agar tidak cepat-cepat pergi.
"Bentar lagi..kau tunggu yaa..
Aku akan menelfon mama.." bujuk Sean.
"Kau sudah menelfonnya tapi kau malah menyuruhnya untuk berlama-lama..."
Sean memang sudah berkali-kali menelfon mamanya karna Antin hendak pergi.
Namun yang Sean bilang malah menyuruh mamanya agar berlebih lama lagi karna masih ingin mengobrol dengan Antin.
"Ayolahh Ann...
Aku masih ingin mengobrol denganmu..
15 menit janji yaa" Sean sudah menarik-narik ujung baju Antin.
"Sean kau tidak malu dilihat tetangga..
Lepasinnn...." Sudah kesal juga Antin saat Sean mencegahnya untuk tidak pergi dan tetap menunggu.
Sean hanya menggeleng kepala sebagai jawaban.
"Seannn.. cukuppp...." Antin menatap tajam Sean.
Sean langsung terdiam melepaskan ujung baju Antin.
Antin menghembuskan nafasnya lega.
Terdengar handphonenya berdenting ia baru saja menerima pesan baru.
Merogoh tasnya dan mengambil handphonenya.
Antin melolot membaca pesannya tersebut dan langsung memasukkan handphonenya kedalam tasnya.
"Aku harus pergi..ada urusan penting.."kata Antin dan menyalakan motornya.
"Tapi aku belum minta nomer handphonemu..."teriakk Sean saat Antin langsung menarik gas motornya
*****
Antin langsung memarkirkan motornya dan berjalan masuk kedalam kedai yang biasanya ia kunjungi.
Ia celingak-celinguk mencari seseorang dengan mata tajamnya.
Ia menemukannya, berjalan dengan cepat dan...
"Aduhh...." Teriak kesakitan wanita yang Antin langsung memukul dengan keras dengan tas selempangnya.
"Kau gilaaa ya...." Teriak itu kepada Antin.
"Kau mau aku lebih Gila lagi..."tanya Antin dengan sinis.
"Kurasa tidakk..."wanita itu langsung menyandarkan punggunya dan menutup matanya pasrah.
Antin duduk dikursi depan wanita yang sudah sangat lama ia kenalnya.
Megan Honston,teman kecilnya.
"Cepat katakan..." Antin masih menatap Megan dengan tajam seakan-akan ingin mencabik sahabatnya sendiri.
"Memangnya apa yang harus kukatan padamu.." jawab Megan dengan masih posisinya.
"Kau Cari mati ya..."Antin sudah mengangkat kembali tasnya ingin memukul Megan lagi.
Megan mengintip apa yang akan dilakukan oleh sahabatnya itu.
Ia langsung duduk degan tegap dan merebut tas selempang Antin.
"Kau tidak tau yaa kalau aku ini orang yang superrr sibukkkk...." Kata Megan.
"Ohh ya.. sampai kufikir sangking sibuknya kau lupa untuk bernafas..."
Megan mendengus kesal mendengar apa yang dikatakan Antin.
"Kau itu kejam sekali padaku..."Megan memelas.
"Aku bahkan lupa jika mempunyai peliharaan yang menyebalkan sepertimu..." Kata Antin sungguh ia sangat kesal sekarang dengan Megan sahabatnya itu.
"Aku benar-benar sibuk kau tau..
Aku sudah menjadi karyawan di perusaan terbaik dikota ini.." jelas Megan.
"Ohh ya.. " kata Antin dengan senyum miring.
"Aku benar-benar capek sekali..." Megan memasang raut muka cemberut.
Tapi Antin sudah tidak mau ditipu lagi dengan teman sialan satu Ini.
"Kau mau aku memaksamu atau kau sendiri dengan ridho menjelaskan kepadaku..."Antin kembali memasang tatapan tajam until sahabatnya.
"Memangnya aku mau menjelaskan apa padamu..."
"Wahh kau fikir aku bodohnya...
Kau mau ku ingatkann..."Antin tersenyum namun Megan terlihat ngeri dengan senyum sahabatnya itu.
Megan menghembuskan nafasnya, sudahlah Antin bahkan tidak terpengaruh lagi dengan bujukannya.
"Kau mau cerita bagian mananya.." tanya Megan pasrah.
"Semua..."
"Yaa.. kau mau darimana dulu.."
"Dari awal jelasnya.."
Megan hanya memutar bola malasnya melawan sahabatnya ini.
Yang benar-benar pandai berbicara.
"Aduh mulaii yang manaa yaa...." Megan berpura-pura bingung.
Terlihat Antin sudah sangat jengah dengan Megan.
"Dari kau yang tiba-tiba mengirimku sms jika kau ada masalahh dengan pangeran kodokmu itu..." Kata Antin dengan kesal saat Megan tak langsung menceritakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Musniwati Elikibasmahulette
thor andin belum ketemu vico ya
2021-06-22
0
Har Tini
megan cowok ap cewek y thor
2021-02-05
0
Kiki Eviyanti
aku membaca sudah sampai episode 30 tp balik lagi ke episode 7 bila menutup nya lagi..capek utk naik ke atas
2021-01-17
0