Saingan Baru

Jadwal rapat dengan JF sudah di atur, dan kini tiba waktunya.

Sang pemilik beserta sekertaris dan beberapa staf Jf hotel bersiap untuk rapat penting hari ini yang akan di lakukan di hotel JF pusat itu sendiri.

Fachri disertai oleh Ana, Risa, Zio, Evan, dan juga Dirga bersiap menuju JF hotel.

"Dir kamu ngapain ikut?" tanya Ana yang berjalan menuju parkiran.

"Disuruh pak Evan, sekalian disuruh belajar."

"Oo baik juga ya pa Evan."

"Emang baik kali."

"Tapi sama aku ko jutek ya, sama Risa juga, eh sama cewe-cewe lain juga dia jutek dir."

"Masa sih, sama aku ramah banget ko, ga pelit bagi ilmu."

Ana mengerutkan keningnya, bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Astagfirullah, ga boleh suudzhon Ana!" gumamnya dalam hati sambil memukul-mukul kepalanya pelan.

"Hayoo mikirin apa?? jangan suudzhon loh, pak Evan insyaallah cowo normal."

"Ko tau dir apa yang aku pikirin?"

Dirga tergelak, "Apa sih yang aku ga tau ka?" ujarnya jumawa.

Kemudian mereka bergegas untuk masuk mobil dengan posisi Zio sebagai driver, Fachri disampingnya. Dirga dan Evan duduk dibangku tengah dan tentu saja Risa dan Ana duduk dibangku belakang.

Perjalanan menuju Jf hotel di lalui dengan riang gembira mengingat ada si gesrek Dirga yang mampu menghidupkan suasana, si dingin Evan pun tampak tersenyum dan kadang melempar candaan pada Dirga.

Ana menjadi semakin khawatir melihat seringai senyum Evan. Sedangkan Risa menatap Evan sinis.

"Jadi Dir, kamu tu adiknya Ana?" tanya Risa di sela-sela canda tawa mereka.

"Iya mba, dikirain pacarnya ya?" tanya Dirga

"Bukan gitu."

"Dikira suaminya ya?" Dirga terkekeh.

"Abisnya kalian panggilnya sayang-sayangan."

"Ya elah mba, sama adik atau kaka juga kita kan kudu ya saling menyayangi, jangan sama anak orang aja kita sayang-sayangan, sama sodara sendiri kita cuek!" jelas Dirga panjang lebar.

"iya Dir bener juga ya."

"Tapi dir kalo di depan orang lain, bisa bikin kamu jadi jones loh," sambung Risa.

"Gak apa-apa mba, aku mau kaya mas Angga jones sampe halal, ya ka?" ujar Dirga polos dan langsung menoleh pada Ana.

"Siapa Mas Angga na?" tanya Risa

"Suami aku mbaa."

Evan berdehem baru mengetahui Ana sudah menikah.

"Waahh asik ya, dapet pejaka tingting dong," kelakar Risa.

"Alhamdulillah mba," jawab Ana singkat mengakhiri obrolan mereka karena mobil sudah sampai tempat tujuan.

🍒🍒🍒🍒

JF HOTEL.

Fachri beserta rombongan disambut ramah pak Sentosa dan rekan-rekannya.

Meeting hari ini cukup menyita waktu dan juga tenaga karena begitu banyak penjelasan yang disampaikan secara detail, membuat pak Sentosa sangat puas dengan meeting hari ini.

Selesai meeting mereka dijamu makan siang, Pak Adrian tampak begitu ramah menarik kursi untuk Ana duduk, Fachri tampak tak nyaman melihat perlakuan spesial pak Adrian pada Ana, sedangkan Ana hanya tersenyum ramah pada Adrian.

Selesai makan siang dan solat, dari kejauhan Ana tampak berbincang berdua dengan pak Adrian. Tampak tawa sumeringah menjadi pemandangan yang membuat hati Fachri dan Zio menjadi sedikit panas, tapi siapa pula keduanya bagi Ana?? tak ada artinya. (uuhh yang sabar ya babang Fachri, babang Zio udah ikhlasin aja bang)

"Gimana kabar Gilang pak?" tanya Ana ramah.

"Alhamdulillah bu, baik, lagi liburan di rumah neneknya."

"Alhamdulillah, dimana pak?"

"Di Garut bu, kebetulan saya dan mendiang istri asli sana."

"Oo gitu pak, pantes..."

"Kaya domba atau kaya dodol bu?" tanya Pak Adrian yang membuat mereka berdua tertawa.

"Hha.. bapak bisa aja, kaya burayot kali pak." Mereka tertawa lagi.

"Maksud saya pantes Gilang kalo ada libur aga lama suka bawa burayot ke sekolah, saya juga suka kebagian."

"Gimana bu Ana suka?"

"Suka atuh pak, apalagi gratis hehehe."

"Pantesan Gilang suka heboh kalo lewat yang jual burayot haha," kenang pak Adrian.

"Gilang mah, liat tukang cilok aja heboh pak."

"Wah masa bu Ana?"

"Iya pak,hampir tiap ketemu Gilang pasti bawa cilok," kenang Ana sambil terkekeh.

"Bosen kali ya pak makanan mewah ala-ala hotel."

"Mungkin juga ya."

"Maaf ya bu Ana kalo di sekolah gilang ngerepotin"

"Engga ko pak, Gilang anaknya baik, walau kadang absurd tapi justu itu yang saya suka pak," jawab Ana.

Gilang yang lagi di tempat nun jauh disana tiba-tiba bersin, padahal dia lagi makan nasi pake sayur bayam.

"What suka sama siapa?" batin Fachri mendengar ujung kalimat yang di lontarkan Ana pada pak Adrian.

"Eh pa Fachri, sudah beres solatnya?"

sapa pak Adrian ramah.

"Sudah pak, sepertinya kita akan pamit sekarang pak," jawab Fachri ramah.

"Mari pak saya antar ke parkiran."

Pak Adrian mengantar rombongan Fachri menuju parkiran.

"Terimakasih pak," ucap Ana ramah sebelum naik mobil.

"Sama-sama bu Ana, kalo ada apa-apa jangan sungkan hubungi saya!"

"Siap pak Adrian, saya pamit Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab pak Adrian.

Mobil melaju membelah jalanan yang sudah sangat macet, dan ntah kenapa hari ini cuaca menjadi sangat terik, tidak seperti kemarin yang terus di guyur hujan.

Fachri tampak menekuk wajahnya karena sebal mengingat senyuman Ana di depan pak Adrian, sedangkan Zio juga sama sebalnya tapi dia tidak menampakannya, dan berusaha sebiasa mungkin, masih mencoba membuang kenangannya jauh-jauh tapi ternyata sulit.

Dampaknya Zio sedikit mengemudi dengan bar-bar, saat jarak dengan kendaraan didepannya aga jauh dia melajukan mobil aga kencang, setelah dekat dengan kendaraan didepannya dia menginjak rem dengan kuat.

"Pak, boleh ga kalo Ana sama Risa jalan kaki aja?" tanya Ana.

"Kenapa ka?"

"Mual aku dir, jalan dikit,rem, jalan dikit, rem."

"Ya gimana lagi, jalannya kan emang lagi macet na," jawab Zio dari kursi kemudi.

"Iya kang Ana juga tau."

"Mau beli jus dulu?" tanya Zio.

"Boleh deh, biar aga seger," jawab Ana.

Setelah beberapa saat mereka menemukan penjual jus.

Fachri hendak trun memesan jus.

"mau jus apa aja?"

"Zi?"

"Sirsak."

"Dirga?"

"Mangga."

"Van?"

"Mangga."

"Ris?"

"Jeruk."

"Na?"

"Jus mangga pake lemon," jawab Zio dan Dirga bersama.

Fachri tanpa sadar langsung menuliskan pesanan mereka dan memberikannya pada ibu-ibu penjual jus kemudian masuk lagi ke dalam mobil menunggu pesanan mereka siap.

"Loh ko pak Zi tau Ana pesen itu?" tanya Risa.

"Ya jelas lah tau orang Pak Zio mantan pacar ka Ana," jawab Dirga polos.

Membuat Evan dan Fachri tersedak salivanya sediri.

"Uhuk uhuk," suara batuk Evan dan Fahri.

Sedangkan Risa menatapa tak percaya pada Ana dan Zio bergantian.

Zio langsung memberikan air mineral pada Fachri dan menepuk-nepuk punggung Fachri.

Sedangkan Dirga menepuk-nepuk punggung Evan.

Ana menghela nafas panjang dan menoyor kepala Dirga.

"Apaan sii? ga sopan tau," ucap Dirga polos.

"Awalnya Dirga juga ga tau pasti kalo pak Zi itu yang suka nganterin ka Ana pulang pas sekolah, eh pas kesini-kesini ko mirip gitu ya, pas tadi aja, Dirga jadi makin yakin."

"Eehh ember bocorr," Ana merajuk sebal dan mencubit paha Dirga.

Fachri menatap Zio tak percaya, tak mampu berkata apapun, Seolah semua kosa kata yang dimilikinya menguap entah kemana.

Saat keadaan menjadi sedikit canggung, ibu penjual jus datang menghampiri dan memberikan jus pada Fachri.

Semuanya terdiam dan meminum jusnya masing-masing dalam keheningan.

.

.

.

Insyaallah besok di sambung lagi. Kemarin-kemarin sinyal ngajak ribut. Ga bisa buka aplikasi.

Makasii untuk yang sudah mampir, ditunggu like dan komennya.. 🙏😊😊

Terpopuler

Comments

Yusneli Usman

Yusneli Usman

Hadoiiii 😂 gimana ya rasanya ketemu mantan😅😂😂

2021-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!