HATI YANG TAK TENANG

Pagi ini Fachri sudah sibuk berkeliling sekolah untuk sekedar mencari tahu keberadaan Ana dengan dalih kontrol konstruksi bangunan sekolah di berbagai kota. Kebetulan hari ini dia melakukan kontroling ke sekolah di daerah Bandung.

Karena berdasarkan informasi dari sekolah tempat PPL Ana katanya Ana orang Bandung. Tanpa ba bi bu be bo Fachri bergegas ke Bandung, karena kini dia juga sedang mengembangkan firma arsitektur dan juga perusahan kontruksi lainnya beranama Polaris corp di Bandung bersama dengan teman-temannya.

“Bu Ana, ada yang cari,” ucap pak Renan.

“Siapa pak?” tanya Ana keluar kelas menghampiri pak Renan.

“Ga tau ga kenal, orangnya ganteng mirip artis korea gitu,” ucap pak Renan.

“Wah?”

“Bukan di sawah! Sana samperin dulu!” pinta pak Renan.

Ana tersenyum ke arah laki-laki yag kini duduk di ruang tamu itu.

“Eh si mas, kirain siapa, gimana-gimana buku yang direkomendasikan ke saya waktu itu dibawa ga?” tanya Ana. Ternyata yang datang mencarinya itu sales buku pemirsa.

Jadi bang Fachri nyasar kesekolah mana? Tenang Bandung tuh kan luas ya ga sekedar dari Ledeng ke Balai kota aja, masih ada Bandung selatan, Bandung Barat dan Bandung-Bandung lainnya.

Masih harus berjuang bang yang sabar ya!

Selesai mengajar Ana bersiap mengikuti rapat IHT (ingen house training), rapat yang rutin dilakukan di awal semester, dia terlebih dahulu menelpon ibu untuk memberi tahu bahwa dirinya akan terlambat pulang ke rumah.

Sepulang sekolah tiba-tiba turun hujan, Ana yang tak membawa payung, berteduh di sebuah halte menunggu taxi onlinenya datang, dan “byuur,” sebuah mobil membuat genangan air loncat membasahi baju Ana.

“Kamprett woy, emang ya kalo lagi apes suka ga nanggung,” gerutu Ana.

“Disumpahin kempes tuh ban!” umpat Ana berapi-api.

Fachri yang merasa laju mobilnya semakin tak karuan, dia menepi untuk mengecek kondisi ban mobilnya, dan benar saja ban mobilnya gembos.

“Rasain! Makanya mas kalo bawa mobil pelan-pelan!” umpat Ana, setengah berteriak karena posisi Fachri yang cukup jauh darinya.

Fachri mengerutkan keningnya, dan berniat menghampiri Ana, tapi taxi onlen pesanan Ana keburu datang. Fachri mengejar taxi yang ditumpangi Ana, Ana kira Fachri akan memarahinya balik, sehingga dia menundukan wajahnya saat taxi onlennya lewat tepat di hadapan Fachri.

Sesampainya di rumah, ibu dibuat heran dengan baju Ana yang kotor.

“Abis ngapain sampe kotor gitu?” tanya ibu heran.

“Kena sebrot air dari jalan bu,” jawab Ana jujur.

Ibu langsung menggiring Ana masuk ke kamar mandi dan mengambilkan handuk untuknya.

Selesai mandi, Ana masuk ke kamar untuk menemui Damar, putra semata wayangnya yang sedang bersama Dirga si adik bungsu.

“Woy woy ganti baju di kamar mandi sana!” usir Dirga yang melihat Ana mengeluarkan pajama dari dalam lemari.

“Emang kalo di sini kenapa? Kamar, kamar aku,” ucap Ana.

“Ga lihat ini ada anak bujang?” ucap Dirga.

Ana mendengus sebal dan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Selesai memakai baju, Ana merebahkan tubuhnya di kasur.

“Katanya mas Angga bentar lagi pulang dari Suriah ya?” tanya Dirga

Ana mengangguk.

“Ga kangen?”

“Kangenlah,” jawab Ana.

“Dir tau ga?” tanya Ana.

“Ga taulah,” jawab Dirga.

“Ih elo ya, makanya dengerin dulu kaka mau cerita nih, tadi ampun aku kesebrot air kubangan, gara-gara ada mobil lewat kenceng banget,” jelas Ana nyerocos.

“Udah gitu aja?” tanya Dirga. Bener-bener ya adik ga punya akhlaq ga ada antusias-antusiasnya dengerin kaka cerita.

Ana mengerucutkan bibirnya dan mencubit paha Dirga.

“Terus aku sumpahin bannya gembos, eh diijabah dong, langsung gembos, trus aku maki-maki, eh pas dia nyamperin aku malah panik, untung aja taxi onlen keburu dateng,” cerita Ana lagi.

“Makanya jangan sembarangan kalo doain orang tuh! Apalagi lagi hujan dan terdzolimi itu doa auto di ijabah,” ceramah Dirga.

Ana manggut manggut setuju.

“Iya pak Ustad, udah ah sana, mau telponan sama ayang mbeb, kalo jomblowan denger takutnya panas kejer,” usir Ana pada Dirga.

Dirga mendengus sebal. Mentang-mentang dirinya jomblo akut, seenak aja kalo ngeledekin.

“Yang punya ayang mbeb shombong amat, tinggiin tuh badan! Bukan cuma shombong yang dinaikin,” ledek Dirga pada Ana sambil menutup pintu kamar. Itu membuatnya sukses terhindar dari lemparan bantal dari Ana.

Ya memang tinggi badan Ana hanya sekitar 157cm, dia juga heran kenapa di antara keluarga, hanya dirinya yang proses pertumbuhannya paling cepat terhenti. Tapi jangan salah walau tingginya segitu, wajahnya tetep nomer satu, bayangin babang Fachri aja yang ketemu sekali udah gagal move on selama 3 tahun. Hadeuh belum tau dia kalo incerannya udah punya orang lain.

“Hallo mas,” ucap Ana saat Angga suaminya itu melakukan panggilan video call.

“Hallo sayang, apa kabar?” tanya Angga

“Kabar baik mas, mas juga gimana sehat?” tanya Ana antusias.

“Alhamdulillah mas juga sehat,” jawab Angga.

“Sayang mas kangen.”

“Jangan kangen mas ih berat kata Dylan juga!”

“Hahaha, kamu sejak kapan suka nonton begituan?” tanya Angga setengah terkekeh.

“Semenjak mas sering gombal, kan aku ga mau kalah,” jawab Ana.

“Mas jadi pulang lusa kan?” tanya Ana antusias.

“Doain ya sayang, doain semoga segalanya lancar dan mas beserta yang lain bisa kembali dengan selamat!”

“Aamiin mas, Ana tunggu di rumah,”

“Iya siap bu bos, eh mana ciumnya?” tanya Angga.

“Mmmmmuuuuaaaaahhh,” ucap Ana sambil memonyongkan bibirnya pada ponsel.

“Ga kerasa ah,” rajuk Angga.

“Ya gimana mau kerasa mas, orang virtual,” ucap Ana.

“Damar sehat sayang?” tanya Angga.

“Sehat mas, tuh baru bobo,” tunjuk Ana pada Damar.

“Mas titip Damar ya sayang,” ucap Angga.

“Iya mas ih, ga usah di titip titip, kaya mau kemana aja,” ucap Ana sebal.

“Bukan gitu sayang, mas takut,”

“Takut apa sih? Ga boleh mikir yang engga-engga, kalo mas ga pulang lusa, Ana ngambek selamanya sama mas pokonya!” rajuk Ana.

"Jangan manyun-manyun gitu bibirnya! mas jadi ga tahan!" kikik Angga gemas melihag istrinya merajuk.

"Makanya cepet pulang! hobi ko ninggalin istri!" Ana makin merajuk.

"Eh sayang jangan gitu dong, tugas negara," ucap Angga merasa bersalah.

"Eh iya mas, maafin Ana," ucap Ana menyesal mengatakan hal bodoh.

Angga tersenyum kembali, ah senyumnya itu, senyuman terindah untuk Ana, laki-laki jangkung kulit sawo matang, dada bidang dan tatapan teduh itu selalu berhasil membuat Ana nyaman dan bahagia di dekatnya.

“Iya-iya, I love u so much,” ucap Angga.

“I love you too mas sayang,” ucap Ana.

“Eh iya hari ini gimana lancar?” tanya Angga

“Alhamdulillah, kalo mas?” tanya Ana.

Begitulah seterusnya hingga 1 jam mereka bertelpon ria. Berceritalah pada pasangan halalmu, apapun konten nya, bercerita tentang apa saja yang dilalui dihari ini, berkeluh kesahlah pada pasangan halalmu agar tercipta ikatan batin di antara keduanya.

Kadang suami istri perlu qtime di sela-sela kesibukan masing-masing, berbicara dari hati ke hati, meluruskan segala kesalah pamahan. Karena menuntut pasangan menjadi peka kadang melelahakan. Alangkah baiknya utarakan saja to the point apa yang kita inginkan. ya kan?

Setelah bertelpon ria, ada hal tak nyaman yang menyelusup pada perasaan Ana.

“Perasaan aneh apa dan kenapa ini ya Allah?”

*********

Cananga memiliki ayah seorang pensiunan guru, bernama Bapak Bramantyo Odorata, ibunya seorang ibu rumah tangga yang patuh pada suami bernama Sintiasari.

Cananga memiliki satu kaka laki-laki yang sudah berumah tangga berprofesi sebagai anggota satuan TNI AU berusia 30tahuan bernama Aditya Odorata dan satu adik laki-laki yang masih kuliah semester 5 di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Bandung, dengan program studi Desain Interior.

bernama Andirga Odorata.

Cananga bersuamikan anggota TNI AU, teman senasib sepenanggunangan dari kaka laki-lakinya, bernama kapten Anggara Wijaya, karena prestasi prestasinya Angga menjadi seorang kapten dalam waktu yang cukup cepat di kesatuannya.

Anggara Wijaya laki-laki tampan, berbadan tegap, berdada bidang dengan tinggi badan sekitar 178cm, berkulit eksotis (karna sering di jemur🤭🤭) yang semakin membuatnya terlihat laki banget.

Angga adalah anak sulung dari 2 bersaudara, memiliki seorang adik perempuan bernama Thalia dan Ibu bernama Marini, ayahnya bapak Zainudin telah berpulang ke Rahmatullah sejak Angga SMA. (cukup ya kenalannya).

Angga dan Ana memulai perkenalannya saat Angga bermain ke rumah bapak Bramamtyo atas undangan Adit sekitar 5 tahun yang lalu.

flash back

5 tahun yang lalu saat Angga dan Adit beserta beberapa temannya sibuk bercengkrama sambil bermain Ps di kamar Adit. Kamar Ana yang persis bersebelahan dengan kamar Adit membuat tawa-tawa menggelegar dari kamar sebelah terdengar sangat jelas. Padahal Ana sedang membuat bahan ajar untuk mikroteaching besok di kampusnya, tp lagi lagi suara bising itu memecah konsentrasinya. Ana dengan geram keluar kamarnya menuju dapur untuk membuat es teh, kemudian saat hendak masuk ke kamarnya kembali tiba-tiba Ana di kagetkan dengan suara tembakan dari PS yang dimainkan kaka dan teman2nya.

..."astagfirullah punya kaka sama temen-temenya emang ga punya akhlak, ga tau apa adiknya lagi susah payah bikin bahan ajar, hadeuuuhhh."...

Gerutunya dengan tangan terkepal hendak memukul pintu kamar kakanya.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan bogem mentah Ana mendarat mulus di dada Angga.

Mata Ana terbelalak kaget dan segera meminta maaf.

"Maaf ka, saya tak senghaja," ucapnya gugup.

"Cie cie," goda Adit dan teman yang lainnya.

"Apaan si ka," decak Ana pada Adit dengan delikan mata.

"Maaf ya ka, kalo kesel, nanti bogem mentahnya bales aja sama ka Adit!"

"Sekalian Ana minta tolong suaranya kecilin dikit, ana lagi ngerjain tugas kuliah,"

ucapnya sambil memberikan es teh manis pada Angga sebagai ucapan permintaan maaf, yang disambut dengan sorakan teman-teman Adit dan Angga..

Ana tersipu "Bener-bener ga ada akhlaqnya," decak Ana sambil memaksa Angga memegang es teh manis dan secepat kilat masuk kekamarnya, menahan rasa malu dan dongkol.

Sejak kejadian itu Adit selalu menggoda Ana dan menjodohkannya dengan Angga.

Kebetulan Angga jomblo terhormat, bukan karna ga laku ya, tapi dia berprinsip ga mau pacaran, ingin nya taaruf langsung nikah, malkum sebelum masuk angkatan TNI Angga anak pesantren.

Tapi dengan Ana, walaupun mereka ga pacaran, ga jalan berdua, tapi Angga sering menggoda Ana lewat gombal-gombalan yang kadang sedikit Absurd.

Contohnya

"Neng di rumah kamu ada tangga?"

"Ada knp gitu?"

"Ayo kita membangun rumah tangga, ea ea."

Entah setan gombal apa yang merasukimu bangga. Angga yang sudah menyukai Ana sejak pandangan pertama, bener-bener keluar dari batasnya, berani menggoda dan bergombal ria.

Lambat laun, perhatian dan gombalan absurd Angga membuat Ana luluh, awalnya Ana mengganggap Angga hanya bermain-main padanya, sehingga tidak terlalu mempedulikan Angga, tapi Angga menunjukan keseriusannya pada Ana dengan berbicara langsung pada Pak Bramantyo, Adit dan bu Sintia.

Semua keluarga mendukung, mengingat Angga adalah anak baik-baik, Adit pun rela di dahului menikah oleh adik perempuan semata wayangnya.

Tahun berganti setelah lulus kuliah Ana dan Angga menikah dan tahun berikutnya lahirlah bayi tampan yang diberi nama Arjuna Damar Wijaya atau baby Damar. Kehadiran baby Damar menjadikan kebahagiaan keluarga kecil itu lengkap.

Sedangkat Adit baru melangsungkan pernikahannya sekitar 8 bulan lalu dengan pujaan hatinya bernama Tasya. Sekarang Tasya sedang mengandung buah cinta mereka, usia kandungannya baru menginjak 6 bulan. Karena tepat sehari sebelum keberangkatan Adit dan Angga menjalani misi kemanusiaan Tasya memberitahukan kabar kehamilannya.

Flash back off.

Hari ini sudah 6 bulan lama nya Angga dan Adit menjalani misi kemanusiaan di Suriah. Walau sedang dalam misi, Angga selalu menyempatkan berkabar dengan sang istri tercinta melalui sambungan video call.

Terpopuler

Comments

Ani Gustini

Ani Gustini

suka banget jalan ceritanya 😍

2020-12-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!