Jumat, sehari setelah Ana presentasi..
di Polaris Corp....
.
.
"Bro udah dapet belum emailnya?"
tanya Fachri yang tiba-tiba masuk ke ruangan Lucas.
"Belum, ga sabaran banget!"
"Hmmm"
Fachri tampak berpikir dan duduk di sofa ruangan Lucas.
"Bro menurut lo ni ya, kira-kira tu anak masih mahasiswi atau udah kerja gitu ya?" tanya Lucas.
"Kayanya sih mahasiswi" jawab Zaky yang masih ngotak ngatik benda pipih di tangannya.
"Public speaking nya bagus tapi, apa mungkin dia aktivis yang suka mimpin orasi kali ya?" tanya Zaky lagi.
Fachri masih senyum-senyum ga jelas, yang pasti dari perkiraannya Ana sudah menjadi guru tapi tak menutup kemungkinan sedang melanjutkan S2.
Tapi kini imajinasinya berputar seolah-olah menyaksikan Cananga sedang berorasi.
"Turunkan BBM, naikan gajih buruh eh guru!" dengan ikat kepala melingkar di keningnya,tak lupa jas almamater yang di gulung hingga pergelangan tanggan, serta dua coretan cat di pipi kanan kiri.
Fachri terkekeh dengan khayalannya sendiri.
"Ngetawain apa lo?"
Pertanyaan Lucas sukses membuyarkan imajinasi anehnya itu, dan kembali memasuki dunia nyatanya.
"Ada deh," jawab Fachri santai.
"Awas jangan mikir mesum lo!"
"Enak aja, mentang-mentang gue jomblo menahun," decak Fachri, yang di sambut tawa ringan Lucas dan Zaky.
"Waah ngaku juga ya sekarang," balas Lucas masih dengan wajah menggoda yang minta di timpuk sepatu. 🤭
"Sialan," jawab Fachri kesal.
Untuk menghindari ancaman Fachri, Lucas langsung mengalihkan perhatian dengan mengatakan:
"Bos Fachri yang terhormat, apa sebegitu luangkah waktu anda,bisa nongkrong leha-leha di ruangan saya?"
"Dan anda tuan Zaky yang terhormat, apakah pekerjaan anda sudah beres? ikut nongkrong di ruangan saya?"
Zaky dan Fachri saling beradu pandang dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Apa Paduka Lucas lupa, saya disuruh mencari email cinderella yang kemarin mampir?" akhirnya Zaky mengingat tujuannya nongkrong di ruang Lucas.
Sekarang Lucas yang tersenyum ga jelas.
Tiba-tiba pintu ruangan di ketuk, ternyata Risa sekertaris Fachri.
"Maaf pak Fachri, ada tamu dari JF hotel."
"Oiya antar masuk ke ruangan saya ya Ris!" ucap Fachri yang langsung di turuti oleh Risa.
"Terimakasih sofa nya bapak Lucas yang terhormat, sepertinya saya tidak boleh santai walau sedikit," ucap Fachri pada Lucas dan langsung meninggalkan ruangan Lucas.
Lucas tersenyum senang ditinggalkan sahabatnya yang bisa merusak konsentrasi kerjanya.
****
Ruangan Fachri
"Terimakasih pak Adrian sudah menyempatkan untuk mampir," sapa Fachri pada tamunya itu.
Pak Adrian tersenyum ramah, hal yang disukai dari Fachri, selain tampan,ramah dan dia juga selalu memiliki ide-ide yang briliant.
"Jadi apa yang bisa saya bantu kira-kira pak?"
Pak Adrian menjelaskan bahwa perusahaannya meminta untuk di desainkan sebuah penginapan yang akan di bangun di kalimantan.
"Bagaimana pak Fachri?"
"Insyaallah bisa pak, kira-kira kapan pertemuan kita selanjutnya? untuk membahas secara detail keinginan dari Pak Sentosa (owner dari perusahaan tempat pak Adrian bekerja)."
"Pak Sentosa meminta sesegera mungkin pak Fachri, paling telat hari Rabu pekan depan!"
"Oke siap pak, saya jadwalkan rabu ya pak," ucap Fachri.
Kemudian pak Adrian berpamitan dari ruangan Fachri, Fachri mengantar pak Adrian hingga loby kemudian berpisah untuk bersiap melakukan sholat jum'at.
********
Fachriza Ibrahim,
Founder, sekaligus CEO dari Polaris Corp, berusia 31 tahun, seorang single Father.
Memiliki paras rupawan, dengan postur tubuh ideal tidak begitu atletis, kulit cukup terang bagi standar orang indonesia, sorotan mata tajam, jika saja dia tak pandai tersenyum, mungkin orang akan menyebutnya malaikat maut yang tampan.
Memiliki seorang putri cantik bernama Jasmina Ibrahim dari hasil pernikahannya dengan seorang model cantik yang sekarang sudah berhijrah dan menikah kembali dengan pria keturunan Turki, bernama Micella Anastasya.
Mereka menikah di usia yang terbilang muda yaitu 23 tahun, saat karir Micel sedang naik daun, berbanding terbalik dengan Fachri yang masih berusaha merintis karirnya.
Selang 3 tahun mereka memutuskan untuk bercerai karena menurut mereka pernikahan ini tidak baik untuk keduanya, pernikahan yang diselalu diwarnai oleh pertengkaran.
Micelle menyerahkan hak asuh Mina pada Fachri dengan alasan Michelle akan meninggalkan Indonesia, setelah 4 tahun berlalu, Michelle memberi kabar bahwa dia menikah lagi dan menetap di Turki.
********
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
Kedatangan Ana di Polaris Corp.
Hari yanģ dinanti pun tiba, dengan setelan blazer berwarna Navi memiliki panjang se paha, kemeja broken white, celana kain berwarna Navy, sneaker putih dan kerudung broken white serta tas hitam Ana berjalan santai menuju Loby dan berbicara pada resepsionit bertanya lokasi ruang SDM.
Setelah melewati beberapa ruangan, Ana sampai di ruang SDM.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab seorang wanita dari balik pintu, yang kemudian mempersilahkan Ana untuk masuk.
Tampak wanita cantik yang tak asing, dengan senyum ramah Ana menyapa si wanita itu.
"Bu Carla?"
"Eh bu Ana, ada perlu apa?" tanyanya ramah.
"Mau menyerahkan CV yang diminta kemarin bu," ucap Ana.
Carla mengerutkan keningnya, perasaan yang di telpon kemarin bernama Cananga.
"Saya Cananga bu," jelas Ana.
"O iya iya, maaf saya kira nama bu Ana bukan Cananga." ucap Carla spontan.
"Bu Ana, Cv nya saya simpan ya, sekarang saya langsung antar ke ruang pak Fachri saja ya!"
"Iya bu terimakasih, maaf sebelumnya malah jadi merepotkan."
"Biasa bu Ana, inikan pekerjaan saya, sekalian mau kepoin calon suami," ucap Carla santai.
Ana tersenyum mendengarnya, dan berjalan mengikuti Carla menuju lift.
Setelah sampai di depan ruang Fachri, Carla bertanya pada Risa.
"Mba, Pa Fachri nya ada?"
"Ada Car, tapi tadi lagi ada pak Zio lagi nyerahin laporan, btw itu siapa?" tunjuk Risa pada Ana.
"Oiya bu Ana sini saya perkenalkan dengan bu Risa sekertaris pak Fachri"
"Saya Cananga bu, panggil saja Ana"
Risa menyelidiki penampilan Ana yang terlihat sopan tapi fashionable.
"Kalo boleh tau Ana berapa taun?" tanya Risa yang melihat Ana seperti anak ABG.
"25 bu."
Carla dan Risa menatap tak percaya.
"Ah masa sih?"
Ana tersenyum
"Kalo bilang 17 tahun gimana bu percaya ga?" goda Ana.
"Percaya, asli!" ucap Carla.
Suasana canggung antar ketiganya mulai terkikis, secepat itu ketiganya tampak akrab.
"Na panggilnya jangan ibu dong, mba ajalah! berasa tua banget," akhirnya Risa menyampaikan unek-uneknya.
"Kalo Ana boleh tau usia mba Risa dan mba Carla berapa?"
"Hmm kasi tau ga ya?? yang jelas lebih tua dari kamulah" jawab Risa yang malu menyebutkan usianya.
"Aku 26 Na, setaun lebih tua dari kamu," jawab Carla tanpa malu-malu.
"Mba Risa 40 ya?" goda Ana.
"Emang setua itu muka aku?" dengus Risa, yang berhasil mengundang senyum Carla.
"Aku 28" akhirnya Risa jujur.
"Eh iya na, kamu udah nikah belum?" tanya Carla
"Sudah," jawab Ana singkat.
"Kalo anak?" jiwa kepo Risa meronta.
"Punya satu, cowo, ini fotonya," Ana menunjukan foto Damar.
"Waaahh gantengnyaa,, aku makin iri sama kamu," jawab Risa.
Carla terkagum dengan foto-foto Damar, walau dalam hatinya masih bertanya-tanya apa hubungan Zio dan Ana, tapi melihat kenyataan Ana telah menikah dan memiliki anak, hatinya sedikit tenang.
Tak berselang lama, Zio keluar dari ruangan Fachri, disambut senyum cerah Carla.
"Pagi pak Zio," sapa Carla formal, dengan senyum manis.
"Pagi juga bu Carla, bu Risa, bu Ana," jawab Zio ramah.
"Ada apa tumben kesini yank?" tanya Zio pada Carla.
"Anterin bu Ana ketemu pak Fachri," jawab Carla.
"Aku masuk dulu ya," ucap Carla yang langsung meninggalkan Zio masuk ke ruangan Fachri bersama Ana.
"Assalamualaikum pak."
"Waalaikumsalam, masuk" jawab Fachri.
"Ini bu Ana pak"
Fachri tampak menatap Ana kagum, dia tertegun untuk sesaat.
"Ehm," ucap Ana membuyarkan lamunan Fachri.
Fachri kembali pada mode normal nya lagi.
"Iya silahkan duduk" sambut Fachri ramah.
"Apa saya boleh keluar pak?" tanya Carla
Ana nampak tak nyaman, mengingat tatapan Fachri tadi, Dia menarik lengan Carla untuk tetap duduk bersamanya.
"Maaf pak, apa boleh bu Carla tetap di sini?" tanya Ana.
"Maaf sekali lagi pak, karena sepertinya tidak baik kita berduaan di dalam ruangan" sambung Ana.
Fachri memasang wajah dinginnya, dan membetulkan posisi duduknya.
"Silahkan bu Carla kembali ke ruangan!"
Ana dan Carla saling berpandangan, ada perasaan tak tega pada Carla melihat kecemasan di sorot mata Ana.
"Panggilkan Risa keruangan saya!" sambung Fachri.
Disambut dengan angukan Carla dan wajah lega Ana.
Carla keluar dari ruangan Fachri dengan tetap membiarkan pintu ruangan terbuka, namun Risa tidak ada di mejanya, Carla bergegas mencarinya ke toilet.
Ana masih berdua saja di ruangan bersama Fachri.
"Maaf ya bu Ana, Risa sepertinya sedang tidak ditempatnya" ucap Fachri menenangkan Ana
"Oiya pak, kalo boleh tau jenis pekerjaan apa yang akan diberikan pada saya?" tanya Ana tanpa basa basi.
"Sekertaris saya"
Ana mengerutkan kening
"Bukannya sudah ada bu Risa pak?"
"Kalian bisa bekerja sama kan?, saya butuh 2" (Bos mah bebas)
Tak lama Risa tiba di ruang Fachri
"Maaf pak, saya tadi kebelakang dulu."
"Iya ga apa-apa Risa, silahkan masuk, sekalian saya akan menjelaskan kalau mulai saat ini bu Ana akan menjadi parter kamu."
Risa sedikit kaget, apa pekerjaan nya kurang maksimal atau kenapa sampai harus ada 2 sekertaris segala?
"Karena kita akan dapat project besar di luar jawa, saya sepertinya perlu merekrut sekertaris baru, agar nanti bisa bagi tugas, perkejaan di internal kantor dan lapangan." ucap Fachri tegas.
"Untuk hari ini silahkan Risa temani bu Ana berkeliling kantor, dan memberitahu jadwal saya untuk rabu, rabu kalian berdua harus ikut saya meeting di JF hotel!"
"Baik pak,siap, kalo begitu saya dan Ana keluar ya pak," ucap Risa yang di jawab anggukan Fachri.
sebelum keluar Ana meminta Fachri untuk memanggilnya Ana saja tak perlu pakai Bu, meningat Risa saja tak di panggil bu Risa kecuali saat bertemu klien mungkin harus pake embel-embel bu.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Dewi Sri
suka sekali alur ceritanya bagus ...2022
2022-09-15
1