PENGUMUMAN (KALO GA BACA GA BAKAL TAU)
Hai Readers sebelum lanjut author mau kasih tahu bahwa akan ada perubahan dalam cerita author, yaitu pada umur Mu Lin/Qin Shuwan yang tentunya akan berpengaruh pada Qin Luan.
Seperti yang kita ketahui, umur Qin Shuwan dan Qin Luan itu 3(tiga) tahun.
Kini author ganti umur mereka menjadi 6(lima) tahun, yang berarti sekarang sudah 14 (empat belas) tahun.
Sekali lagi author ingatkan umur mereka sudah 14(empat belas) tahun. Berarti umur kakak kakak nya juga berubah, tapi jaraknya umur nya tidak.
Tolong jangan keliru, semoga setelah ini kalian lebih enak bacanya. Untuk yang kurang faham silakan tanyakan pada kolom komentar, author wellcome untuk kritik/saran dan pertanyaannya. LANJUT
...****************...
"Baiklah" Ucap Mu Lin sambil berlalu pergi diikuti oleh Lee, kayu yang melilit pria bunga itu juga sudah hilang. Pria bunga itu senang dan merasa bahwa Mu Lin bukan orang jahat yang serakah. Ia pun mengikuti Mu Lin Dan Lee. Mereka bergegas pulang berhubung langit sudah gelap dan matahari mulai diganti kan bulan.
......................
Saat sampai di tenda ternyata guru Hang sudah kembali entah darimana.
"Guru! " Ucap Mu Lin sambil tersenyum.
"Darimana saja kalian? " Tanya Guru Hang dengan alis terangkat dan dua sudut bibirnya yang naik.
"Hanya berjalan jalan" Ucap Lee santai, lalu muncul lah pria bunga itu dari belakang Lee dengan senyum kikuk di wajahnya.
"Siapa dia? " Tanya An Ri sedikit tak suka, Erlang pun segera melirik pria bunga itu lalu membola terkejut.
"Kaisar bunga?! " Teriak Erlang yang langsung di hadiahi pekikan terkejut dari beberapa orang termasuk guru Hang, namun Mu Lin tetap dengan wajah datarnya.
"Hu Ren? " Tanya guru Hang masih dengan wajah tekejut nya.
"Ternyata aku terkenal ya" Ucap pria bunga bernama Hu Ren sambil tersenyum. Melihat itu mata Mu Lin memicing 'Tadi dia nampak dingin dan keren, sekarang sungguh menjijikkan'Batin Mu Lin sambil melihat ke arah Hu Ren dengan mata yang menyipit.
"Bagaimana kalian bisa? " Tanya Erlang pada Lee dan Mu Lin.
"Dia mengganggu ku, lalu dia kalah dan malah mengikuti ku" Ucap Mu Lin masih tanpa ekspresi atau emosi di setiap katanya yang datar.
"Kau mengalahkan kaisar bunga? " Tanya guru Hang pada Mu Lin, lalu melihat ke arah Lee dan di angguki oleh Lee.
"Cih! Kelemahan nya terlalu mudah di lihat" Ucap Mu Lin berdecih, mata Hu Ren memicing karena selama ini ia tak pernah di kalahkan, lalu sekarang di kalahkan oleh anak kecil? Astga apa yang harus ia katakan pada rivalnya nanti.
"huh! besok aku akan ke ibu kota, rasanya aku tak pernah kesana" Ucap Mu Lin mendengus karena ingatan pemilik asli tubuh ini tak ada.
"Kebetulan sekali, di ibukota ada festival lentera besok malam, kalian pergilah" Guru Hang tersenyum ke arah Mu Lin. Mata Mu Lin berbinar lucu mendengar ada perayaan, dulu waktu di dunia modern dia pernah ke festival lentera tapi hanya sekali karena ia terlalu sibuk. Jadi ia tentunya akan pergi karena ingin tahu festival lentera di dunia kultivar ini seperti apa.
"An Ri apakah kau mau ikut? " Tanya Mu Lin pada An Ri.
"Tentu, aku akan selalu mengikuti mu" Jawab An Ri tersenyum manis yang bisa melelehkan hati wanita, sayang nya itu tak berpengaruh terhadap Mu Lin yang sudah terbiasa.
"Master apa aku boleh ikut" Tanya Erlang dan Hu Ren bersamaan dan hanya di angguki oleh Mu Lin.
"Lee, kau pergilah dengan Mu Lin, aku dan Ho akan tetap di sini" Ucap guru Hang sambil melemparkan pandangan pada paman Ho.
"Eh? Guru tak ikut? "
"Guru sudah jalan jalan tadi, besok guru ingin istirahat saja"
Akhirnya setelah berbincang singkat sambil memakan tanghulu yang di bawa guru Hang, mereka pun tidur di tenda masing-masing. Menunggu datang nya hari esok yang mereka harap bisa lebih baik dari hari ini.
......................
Seorang pria paruh baya bermata merah tengah duduk di bangku kebesaran nya. Raut wajahnya memperlihatkan ekspresi datar, tapi tatapan matanya memperlihatkan bahwa ia tengah gundah. Sudah 15 tahun mencari, ia masih belum menemukan nya sampai....
"Salam ayah" Ucap seorang pemuda tampan bermata merah yang seperti nya berumur 18 tahun.
"Ada kabar apa? " Tanya pria paruh baya dengan wajah datarnya tapi dalam hati ia masih menaruh harapan.
"Aku menemukan nya"Ucap pemuda dengan senyum kecil, pemuda itu mendongak untuk melihat ekspresi di wajah ayahnya. Mendengar itu pria paruh baya itu langsung tertawa.
" Hahaha~Bagus! Kau tahu tugasmu Leng putraku"Ucap pria paruh baya di akhiri dengan seringaian halus di wajahnya yang masih nampak muda.
"Hehehe~Tentu ayah! Itu tugas yang mudah, namun aku hanya butuh waktu" pemuda itu terkekeh kecil. Pria paruh baya itu menghentikan tawanya dan menatap pemuda sekaligus anaknya itu dengan tatapan tajam dan aura intimidasi. Seketika oksigen di ruangan itu menipis, suhu nampak semakin dingin, bahkan pemuda itu bergidik ngeri.
"Kau harus melakukan nya dengan lancar tanpa hambatan, aku beri kau waktu dan kau tak boleh mengecewakan ku" Ucapnya dengan nada dingin. Pemuda itu menundukkan kepala dan mengangguk patuh.
"Baik Ayah! Aku tak akan mengecewakan mu" Ucap lantang dan dihadiahi tawa ayah nya yang menggelegar.
"Hahahahaha~Bagus itu baru yang ingin ku dengar! Sekarang pergilah perhatikan gerak geriknya dan terus awasi Kekaisaran Langit"
"Baik" Setelah itu pemuda tersebut menghilang meninggalkan pria paruh baya sendirian dengan senyum miring tercetak di wajahnya.
"Hehehe~Bersiaplah kalian" Gumamnya menyeringai. Lalu kembali menatap laporan yang berada di meja kerjanya.
......................
Pagi pun tiba, udara yang sejuk membuat semua orang yang berada di sana betah untuk berlama-lama. Seperti hal nya Mu Lin yang kini tengah berdiri menikmati suasana yang begitu tenang, hingga bangun nya para laki-laki itu mengganggu ketenangan nya.
Para lelaki itu bergiliran untuk membersihkan diri di sungai. Mu Lin sama sekali tak peduli dengan mereka, ia lebih memilih untuk memakan buah apel di tangannya.
"Master apa yang Anda lakukan disini? " Tanya Erlang menghampiri Mu Lin yang tengah duduk bersender di batang pohon.
"Merenung" Ucapnya asal lalu memejamkan matanya sambil kembali menggigit apel. Erlang tampak terdiam, 'apa yang master renungkan? 'tanya Erlang dalam hatinya.
"Apa yang kau renungkan? " Tanya Lee yang tiba-tiba sudah ada di pinggir mereka, Erlang nampak terkejut tapi Mu Lin masih memejamkan matanya sambil sesekali menggigit apel di tangannya.
"Aku ingin jadi kuat" Ucap Mu Lin masih memejamkan mata.
"Tapi... Untuk apa kau jadi kuat? " Tanya Lee berhasil membuat kelopak mata Mu Lin terbuka perlahan lalu terdengar helaan nafas dari bibir mungil milik Mu Lin.
"Hah! Untuk apa? " Tanya nya pada diri sendiri, ia sendiri bingung untuk apa ia jadi kuat?
"Semua orang memiliki alasan kenapa mereka ingin jadi kuat" Ucap Lee sambil ikut duduk di sisi Mu Lin, Erlang yang melihat itu segera menjauh untuk menghampiri An Ri.
"Kau tahu? Dulu aku berlatih sangat keras untuk menjadi kuat. Lalu ayah bertanya, kenapa aku ingin jadi kuat? Aku bilang bahwa agar kelak aku bisa melindungi orang yang aku sayangi" Ucap Lee memandang lurus kedepan seolah menerawang jauh. Mu Lin pun menolehkan pandangan nya ke arah Lee, sejenak ia terdiam lalu Lee pun ikut menolehkan pandangan ke arah Mu Lin.
Pandangan mereka terkunci, mereka diam bergelut dengan pikiran masing-masing. Sejenak mereka saling beradu tatapan dalam diam, mereka saling mempertanyakan perasaan mereka satu sama lain dalam hati mereka masing-masing.
Degg
Degg
Degg
Degg
Jantung mereka berdegup kencang seperti habis lari maraton sejauh seribu Mill. Lalu Mu Lin memutuskan pandangan nya dan segera mengalihkan pandangan nya ke arah depan. Sekali lagi Mu Lin menghela nafas kecil lalu pandangan nya jatuh ke bawah, jantung nya berdegup dengan kencang. Ia bingung ada apa dengan hatinya? Kenapa di saat seperti ini hatinya malah resah?
Lee tanpa sadar tersenyum tipis namun nampak tulus, tidak seperti biasanya dimana ia menjadi kan bahwa tersenyum adalah sebuah keharusan. Jantung nya berdegup kencang, hatinya bagai tersengat listrik karena ada sesuatu yang menggetarkan nya. Tapi disisi lain ia masih harus mengingat tugasnya untuk melindungi Mu Lin dengan segenap nyawanya.
Hening
Suasana masih terasa canggung, Mu Lin masih dengan wajah datarnya tapi jauh di dalam hatinya ia merasa gugup dan gundah.
"Aku akan memikirkan nya" Ucap Mu Lin memecahkan suasana, Lee segera menatap Mu Lin yang pandangan nya lurus ke depan. Senyuman tipis tercetak di wajahnya.
"Menjadi kuat tanpa alasan juga tidak buruk" ucap Lee santai, lalu ia kembali meluruskan pandangan nya. Mereka nampak saling menikmati perasaan dalam hati mereka dengan diam, Mu Lin dengan wajah datarnya dan Lee dengan wajah tanpa ekspresi nya.
"Ku rasa begitu"
"Ya... tapi aku yakin kau pasti memiliki alasan tersendiri untuk menjadi kuat" Mendengar itu Mu Lin tersenyum tipis, sangat tipis bahkan sulit dilihat oleh Lee. Mereka kembali diam, tapi diam diam mereka berharap bisa seperti ini sementara.
...----------------...
Hai Readersee author yang setia.
Jangan bosen baca cerita author ini.
Like
Vote
Komen
Love All 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
pelayan mulin ke mana ya...spi kapan ingatannya ter segel
2023-08-16
0
Ida Blado
ribet amat sih pakai gonta ganti umur,ydah pas saat awal transmigrasi umurnya 11 th dn sekarang 16 th,jadi pas buat pacaran atau nikah
2021-10-12
0
Qhakimvv
ᴛʜᴏʀ ᴋᴀᴍᴜ ɪɴɪ ᴘʟᴀɴ ᴘʟɪɴ ʏᴀ sᴇᴋᴇᴊᴀᴘ ɪᴛᴜ sᴇᴊᴀᴘ ɪɴɪ ᴀᴘᴀ ᴇɴɢɢᴀᴋ sᴀᴛᴜ ᴀᴊᴀ x ᴘᴀʏᴀʜ ᴅᴛᴜᴋᴇʀ ʙɪᴋɪɴ ᴏʀᴀɴɢ ʙᴏsᴀɴ ᴀᴊᴀ ᴍᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ʟᴏ
2021-09-28
1