Attention!
Sudah di perbaiki.
Apa bila masih terdapat kesalahan, harap berkomentar di bawah.
Terimakasih.
...****************...
Setelah mengusir Xiaomi, Shuwan mulai duduk dan memijat pangkal hidungnya. Saat ini kepalanya masih berdenyut, dan ia pun memutuskan untuk membaca untuk memahami dunia yang membuatnya bingung ini.
Dari Siang hingga malam Shuwan hanya membaca karena baginya informasi sangat dibutuhkan untuk bisa memecahkan misteri mengapa ia berada di situasi seperti ini. Dia menyadari kalau dirinya berada di dunia yang berbeda dengan dunianya dulu.
......................
Pagi yang cerah ditemani kicauan burung kecil. Embun di dedaunan menetes tanda udara yang sejuk nan asri. Namun, suara ricuh para pelayan sukses membangunkan gadis kecil yang masih larut dalam mimpinya.
'Sebenarnya ada acara apa? Sangat mengganggu!' Shuwan bangun dari peraduannya sambil menggerutu dalam hati karena kesibukan para pelayan menyiapkan hari besar yang sudah tiba. Sudah sekian minggu ia terjebak di dunia aneh ini tanpa mendapat jawaban cara untuk kembali ke dunianya.
Yang ia lakukan dakam sekian minggu ini hanyalah mempelajari segala yang ada di dunia ini, mulai dari silsilah kekaisaran tempatnya ini hingga sebuah kekuatan Qi yang masih menimbulkan banyak tanda tanya di kepalanya.
Saat hendak menuju pemandian, pintu kamar terbuka lebar dan menampilkan Xiaomi yang masuk bersama tiga pelayan lainnya.
"Eh? Putri sudah bangun? Ampuni Yang Rendah ini karena lalai menjalankan tugasnya" ucap Xiaomi sambil berlutut di ikuti ke tiga orang di belakangnya.
"ck, sudah lah! " ucap Shuwan seraya melambaikan tangan, ini lah yang paling tidak dia suka, setiap melakukan kesalahan pasti harus bersujud/berlutut, tidak bisa kah minta maaf dengan sewajarnya?
"Yang mulia putri ke tiga sungguh murah hati" Ucap mereka ber empat secara bersama-sama.
"Ada acara apa? " tanya Shuwan mengabaikan ucapan mereka.
"Apa putri lupa bahwa hari ini akan memperingati hari ulang tahun pangeran mahkota? "
Shuwan yang mendengar ucapan Xiaomi hanya diam karena bingung harus apa jadi ia pun memutuskan untuk bertanya.
"Lalu? "
Para pelayan saling berpandangan lantaran tidak mengerti ucapan Shuwan. Dan Shuwan mengerti arti kebingungan para pelayan termasuk Xiaomi.
"Oh baiklah" Shuwan hanya berdecak sebal.
Shuwan beranjak ke pemandian di ikuti Xiaomi dan pelayan lain. Lalu dua diantara mereka masuk lagi membawa air hangat.
"Ingin pakai wewangian apa putri? "
"Anggrek."
"Laksanakan putri!"
Setelah beberapa lama berendam, Shuwan pun beranjak dengan hanfu tipis sehabis mandi. Setelah itu Shuwan memakai hanfu sederhana berwarna putih gading ber gradasi biru muda yang khusus disiapkan oleh permaisuri katanya.
Setelah siap ternyata hari sudah beranjak siang, matahari pun mulai naik secara perlahan.
Shuwan melamun memikirkan hadiah apa yang pantas untuk di berikan kepada putra mahkota yang baginya sangat merepotkan. Hingga sang kasim datang dan teriakan penjaga membuyarkan lamunan Shuwan.
"Yang mulia putri bungsu di undang untuk sarapan pagi! " ucapannya sopan tapi tetap ada nada keangkuhan di sana.
'Ada apa dengan kaisar itu? Mendadak begitu perhatian' Gumam Shuwan dalam hati.
Di istana, hanya beberapa pelayan dan penjaga saja yang begitu hormat kepada Shuwan. Hal ini karena status putri buangan yang di milikinya. Hingga kini Shuwan masih belum mengerti mengapa dirinya seolah tidak dihargai ditempat ini.
"Baiklah" ucap Shuwan sambil beranjak turun dari kursi lalu melangkah kan kakinya.
Di perjalanan menuju aula makan Shuwan terus melamun memikirkan hadiah hingga tak terasa sudah sampai.
"Yang mulia putri bungsu memasuki ruangan!! " ujar kasim penjaga pintu itu sambil berteriak dan membuka pintu dengan lebar untuk Shuwan lewati.
Shuwan berjalan, namun sebelum itu dia memandang kasim yang berteriak tadi dengan ekspresi aneh. Dia berpikir apakah kasim tadi tidak kehabisan suara karena terus berteriak?
Mereka semua yang berada di aula makan hanya menatap Shuwan dengan ekspresi datar seolah tidak menyukai kehadirannya.
Shuwan tidak mengerti, bukan sekali dua kali ia di undang dalam acara makan bersama. Namun ia masih belum menemukan alasan mengapa ia seolah dibenci. Bahkan seseorang yang Shuwan ketahui adalah kembarannya terlihat begitu enggan mengakuinya sebagai saudara.
Shuwan berjalan anggun namun tetap tegas, ia terlihat penuh hati-hati dalam melangkah. Hingga ia berhenti untuk menunduk dan memberi salam hormat.
"Salam kepada yang mulia kaisar, permaisuri, ibu suri, pangeran dan putri." Setidaknya itulah yang telah shuwan pelajari beberapa minggu inim
"Bangunlah cucuku, duduklah." ucap ibu suri karena tak ada yang menjawab salam dari Shuwan dan ia pun menatap Shuwan dengan iba.
Shuwan pun akhirnya mendongakkan kepalanya dan berjalan menuju kursi kosong. Shuwan duduk berhadapan dengan Kakaknya yang bernama Qin Xuan.
Suasana di situ begitu hening hingga ibu suri membuka obrolan dengan berdehem.
"Ekhem"
"Ada apa? " tanya kaisar dengan datarnya. Bahkan dengan ibunya sendiri pun dia seperti itu.
"Jadi, apa kalian semua sudah menyiapkan hadiah untuk Pangeran Mahkota? "
'Apa peduli ku? 'Shuwan berfikir dengan keras harus bilang apa tapi pada akhirnya memutuskan untuk diam.
'hehe kesempatan mempermalukan Si J*l*ng itu' Putri kedua tersenyum dalam diam sambil melirik Shuwan.
"Tentu saja sudah! Bagaimana mungkin kita melupakan hadiah untuk kakak pertama, betul kan adik? " Ucap putri kedua sambil melirik Shuwan dan tersenyum membuat Shuwan diam karena bingung.
Hening
"Putri Shuwan! kau ditanya oleh kakakmu, kenapa tidak menjawab? apa kau tidak dengar? atau kau lupa? " ucap permaisuri sambil tersenyum remeh melihat Shuwan yang terdiam.
"Tentu sudah." jawab Shuwan seraya tersenyum penuh arti.
"Kenapa kau bicara seperti itu? Dimana sopan santun mu? " Ucap permaisuri dengan tatapan bertanya-tanya, 'ada apa dengan bocah ini? darimana keberaniannya muncul? ' batinnya bingung.
"Cukup, makan dan jangan berbicara." Kaisar pun angkat bicara dan akhirnya mereka semua makan dengan tenang.
***
Selesai melakukan makan, Shuwan bergegas kembali ke kediamannya. Ia dengan cepat menutup pintu rapat-rapat dan menghampiri Xiaomi yang sedari tadi menunggunya dengan cemas.
"Dengar, aku akan keluar sebentar. Jangan biarkan siapapun masuk ke kamarku, katakan aku sedang istirahat dan tidak ingin diganggu! "
"Tapi Putri, Putri ingin kemana? Berbahaya keluar sendirian tanpa pengawal." Memang bukan yang pertama kali Shuwan pergi diam-diam seperti ini, namun kekhawatiran dalam hati Xiaomi tidak bisa dibohongi.
"Hanya ke pasar." Shuwan langsung mengambil jubah dan pergi lewat jendela saat melihat Xiaomi mengangguk pasrah.
***
Sampai di pasar Shuwan bingung ingin membeli apa, lagi pula ia tak banyak membawa koin. Tetapi pandangannya jatuh pada seruling sederhana berwarna putih yang terbuat dari bambu dan terukir sebuah tulisan china kuno.
"Berapa ini? " tanya Shuwan pada sang penjual seraya menunjuk seruling itu.
"Nak! Ini barang terakhir paman, karena paman sedang butuh uang jadi paman berikan harga murah saja, bagimana kalau 5 tael perak? " ucap tukang jualan itu dengan wajah sendu.
"Baiklah! ini" Shuwan menaruh satu keping emas dan mengambil seruling itu lalu,
"Terima kasih! " ucap Shuwan langsung pergi agar tidak terjadi acara tolak menolak koin.
Penjual yang melihat satu keping emas pun mencari keberadaan Shuwan untuk berterima kasih, namun nihil.
Saat sedang berjalan tanpa memedulikan sekitar Shuwan hanya melihat seruling itu dan tiba-tiba Shuwan menabrak sesuatu yang begitu keras seperti dinding.
Brukkk
Karena terkejut, Shuwan pun jatuh dan tersungkur namun yang ditabrak justru tak bergeming. Shuwan mendongak untuk melihat siapa yang telah ia tabrak, sosok itu tersenyum.
"Maaf aku tidak melihat mu tadi." Ucapnya sambil tersenyum.
"Seharus nya aku yang minta maaf" Shuwan melihat laki-laki yang sepertinya berusia 17 tahun itu.
"Emm, Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya, Apa kau berasal dari Kekaisaran lain? " Tanya nya sambil menaruh jari di dagu.
"Tidak! Aku hanya orang biasa yang kebetulan lewat." Shuwan menggeleng lalu menunduk, ia takut pemuda itu mengenalinya.
"Oh? begitukah? kalau gitu kenalkan, namaku Li Zhuang, apa kamu tidak mengenalku? "
"Emm entahlah, memang? "
"Tidak! Ooh iya? namamu siapa? " tanyanya lagi.
"Panggil aku Shuwan" Balas Shuwan dengan datar.
"Hemm aku seperti pernah mendengar nama mu" Ucap Li Zhuang dengan bingung.
"Lupa kan, aku harus pergi" Ujar Shuwan karena takut identitas nya di ketahui. Lalu dia segera pergi tanpa berkata apa pun lagi.
***
Sesampainya di kamar, langsung di suguh lkan pemandangan Xiaomi yang mondar mandir.
"Putri cepat sebentar lagi kasim menjemput."
"Hmm Baiklah"
Shuwan di ikuti Xiaomi berjalan ke kamar mandi dan mulai berendam selama 20 menit. Saat sudah selesai ia duduk menunggu kasim menjemput.
"Salam yang mulia putri bungsu" ucap sang kasim berlutut.
"Ah sudahlah, ayo jangan biarkan mereka menunggu" ucap Shuwan sambil memegang bungkusan kecil berisi seruling bambu itu.
...----------------...
Jangan lupa dukung author melalui...
Like
Vote
Rate
Favorit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Kiniwati
aku baru mampir ni yimak dulu😊😊😊
2021-04-02
7
Phoenix
masih nyimak
2021-03-25
1
retno damayanti
sdh di skrip umur ny jadi 11 thn, sama author
2021-03-24
2