"Iya, ini kakak mu yang pertama namanya Hua Junsi, ini kakakmu yang kedua bernama Hua Jinsu, dan namamu adalah Hua Mu Lin. Ini pelayan pribadimu bernama Xiaomi" ucap Hua Zeying panjang lebar. Shuwan hanya mengangguk. Mereka keluar dan aku bersiap untuk makan malam.
......................
Notes: Mu Lin adalah Shuwan dan Shuwan adalah Mu Lin. Harap para reader tidak bingung.
Sudah beberapa hari Shuwan atau sekarang adalah Mu Lin berada di dunia yang menurut nya sedikit membingungkan.
Mu Lin berjalan menuju ruang makan diikuti Xiaomi. Suasana dalam perjalanan saat itu begitu hening hingga...
"Kak! Kenapa aku tak ingat apapun? " Tanya Mu Lin pada Xiaomi yang sedari tadi terlihat berkeringat.
"Eh? it-itu Saat itu anda jatuh dari pohon ketika hendak mengambil buah mangga" jawab Xiaomi, terlihat gugup. Mu Lin menghentikan langkah nya di ikuti dia.
"Memangnya sekarang musim mangga? " tanya Mu Lin dengan tatapan menyidik.
"Eh a-anu itu! " terlihat sekali dia sedang gugup, ditambah keringat di dahi nya yang terus bercucuran.
"Yo! Kalian sedang apa? " tanya seorang anak laki-laki yang seperti nya berusia 13 tahun, kalau tidak salah nama-Nya Hua Jinsu.
"Salam kakak! " ucap Mu Lin dengan sedikit menundukkan kepala. Melihat Jinsu datang Xiaomi diam-diam menghela nafas lega.
"En? Jangan formal begitu, ini bukan Kekaisaran, hehehe. " ucap Jinsu sambil melambaikan tangan.
"....."
"Kalian ingin keruang makan kan? Ayo kita jalan bersama! " Ajak nya karena ucapannya diabaikan.
"Eum" jawab Mu Lin acuh.
Akhir nya kamu bertiga berjalan bersamaan. Sesampai nya di sana, Mu Lin disambut dengan hangat oleh keluarga itu.
"Ini! makan lah banyak sayuran agar sehat! " kakak pertama meletakbkan sayuran di piring Mu Lin.
"Ini makan juga daging, agar kau gemuk! " Jinsu pun tak ingin kalah.
".... " Mu Lin hanya diam.
"Ekhem! Kalian, lihatlah piring Mu Lin sekarang penuh dengan sayur dan daging. " Ayah Zeying terkekeh melihat kelakuan dua anak laki-laki nya.
Akhirnya kami makan dengan sedikit bumbu canda tawa. Mu Lin sedikit bersyukur bisa memiliki mereka, saat selesai Mu Lin pun segera pamit untuk istirahat. Di perjalanan tak sengaja dia mendengar obrolan penjaga tentang...
"Kau tahu? kemarin penjaga An di temukan sudah meninggal di hutan kematian"
"Benarkah? Kasihan sekali, padahal dia adalah orang yang baik"
"Iya, katanya dia gagal memburu Spirit Beast, dan malah terbunuh olehnya"
"Memang hutan itu sungguh berbahaya"
'Bukan nya menjaga malah bergosip' Batin Mu Lin sangat ingin mencemooh mereka, tapi hutan kematian itu sedikit menarik perhatian nya.
'hmm seperti nya menarik'
Saat malam tiba dia bergegas menuju kediaman setelah makan malam. Dia bahkan menyuruh Xiaomi untuk istirahat lebih dulu.
Xiaomi meninggalkan Mu Lin seraya memberikan Mu Lin tatapan curiga seolah Mu Lin baru saja ketahuan mencuri ikan di dapur.
Setelah xiaomi pergi, Mu Lin pun bergegas memakai pakaian pria, rambut nya di ikat tinggi tinggi.
Setelah terasa aman, Mu Lin langsung melompat pergi melewati jendela, dia melihat penjaga lalu ide jahil muncul di kepala nya.
Mu Lin mengambil kerikil lalu dengan cepat dia melemparkan kerikil itu ke kepala mereka, juga tengkuk mereka. Penjaga lain nya pun tak luput dia lempari kerikil.
Pltakk
Pltakk
Pltakk
"Aduh, siapa disana? " teriak salah satu penjaga sambil memegangi tengkuk nya yang tiba-tiba terasa dingin.
"Siapa itu? " penjaga lainnya ikut berteriak seraya meringis memegang kepala nya yang sakit hingga...
"Jangan jangan..... Hantu! " mereka langsung lari terbirit-birit saking takutnya. Melihat itu Mu Lin menahan senyum dan dengan lincah segera memanjat pagar lalu....
Syutt
Saat sudah diluar pagar Mu Lin pun tersenyum dan lari menembus angin malam menuju hutan yang kerap di rumorkan.
Sesampainya di hutan Mu Lin di buat takjub oleh pemandangan hutan itu di malam hari, Mu Lin cukup terkejut saat melihat fakta bahwa hutan ini memang sedikit menyeramkan. Suara lolongan serigala saling bersahutan, rumput-rumput diam tanda tak ada angin. Mu Lin mencoba melangkah lebih dalam hingga...
Srekk
Gheeerrr
Mu Lin langsung memasang sikap waspada, dia memperhatikan semak semak yang bergoyang tadi.
Hingga terlihat lah macan kumbang yang ukuran tubuh nya sebesar kuda, taring nya yang tajam membuat Mu Lin mundur satu langkah.
Tapi dapat di lihat perut macan itu seperti nya terluka hingga macan itu jatuh dan pingsan karena kehilangan banyak darah.
Mu Lin pun dengan acuh menyeret macan itu ke bawah pohon, dia melenyap kan rasa takut di hati nya untuk menyelamat kan macan yang sedang pingsan itu.
Hanya karena sifat nya sedikit pendiam, bukan berarti dia tidak peduli kan? Dia memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, namun kadang juga rasa itu jadi sedikit rendah.
Setelah nya Mu Lin membuat obat dari tanaman yang ada, dengan sedikit keraguan dia merobek hanfu nya dan di lilit kan di luka macan itu.
'huh! Andai di sini ada obat antiseptik seperti di dunia modern, mungkin aku tak kan kerepotan seperti ini' Batin Mu Lin terus menggerutu seraya mengobati macan itu.
Tak lama kemudian macan itu sadar dan segera memasang sikap waspada seolah sedang berhadapan dengan orang jahat.
"Tenang! tenang oke? " ucap Mu Lin seraya melangkah mundur untuk mengambil langkah seribu. Akhir nya macan itu mulai terlihat tenang, Mu Lin pun dapat bernafas lega. Hingga...
"Terimakasih" Suara bariton itu menyapa telinga Mu Lin.
Mendengar itu mata Mu Lin sedikit membulat karena terkejut, walau keterkejutan nya disembunyikan dibalik topeng wajah, tetap saja masih terlihat.
Mu Lin mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, tapi nihil. Tak ada makhluk lain selain ia dan macan itu.
'Apa ini karma akibat menakut-nakuti penjaga tadi? ' Memikirkan itu tanpa sadar Mu Lin sedikit bergidik ngeri, macan kumbang yang melihat itu mengerutkan pandangan nya.
"Apa yang dilakukan seorang gadis kecil malam-malam sendirian di hutan? " tanya macan itu karena ucapan terimakasih nya tidak di jawab.
"Kau? " Mu Lin kembali terkejut saat suara yang sama terdengar dan ia menoleh, ternyata macan itu yang bicara
'Waahhh jika ada handphone, aku pasti sudah merekamnya tadi' Gumam nya dalam hati dengan mata yang sedikit berbinar meski sesaat.
"kau bisa bicara? " Lanjut Mu Lin dengan pandangan ragu.
"Spirit beast tingkat tinggi seperti ku memang bisa bicara. " jawab macan itu dengan sedikit menyombongkan diri di akhir kata nya.
"... " Mata Mu Lin menyipit mendengar penuturan macan kumbang yang menurut nya sedikit menyebalkan itu.
"Bagaimana cara ku berterimakasih? " Macan itu kembali berbicara.
"......" Mu Lin berfikir dengan cara menaruh telunjuk di dagunya sambil menengadah melihat ke langit. Sangat menggemaskan untuk anak seumuran nya.
"Ekhem, bagaimana kalau aku jadi hewan kontrak mu? " Setelah mengendalikan emosi nya, macan kumbang itu mengajukan solusi tanpa ragu.
"Tidak! "
"kenapa? apa aku kurang kuat? "
"Tak perlu menjadi peliharaan ku! Jadilah teman ku! Aku akan dengan senang hati menerima ucapan terimakasih mu"Mendengar penuturan Mu Lin, macan itu senang karena ada manusia yang masih memiliki hati nurani.
"Bagaimana? " lanjut Mu Lin
"Aku mau jadi teman mu! " ucap macan itu dan...
Whushhh
Asap putih mengelilingi tubuh sang macan dan bersamaan dengan itu sang macan pun berubah menjadi laki-laki berusia 15 tahun yang sedang tersenyum manis.
"Kau? " tanya Mu Lin masih dengan tatapan dingin nya.
Yah, dia dingin karena melihat orang asing, walaupun sudah menjadi teman nya, ia tak menyangka kalau macan itu bisa berubah menjadi manusia.
"Aku memang bisa berubah, karena aku ini spirit beast tingkat tinggi! " Seru sang macan yang sudah berubah.
"Siapa namamu? "
"Aku Rin An"
"Aku akan memanggilmu An Ri saja bagaimana? "
"Terserah, Nama mu? " ucap An Ri sambil tersenyum simpul.
"Mu Lin"
"Aku akan memanggil mu dengan sebutan Lin Lin"
"... " Mu Lin tak menanggapi.
"Kau tinggal dimana Lin Lin? "
"Di kediaman Hua arah selatan dari sini" Mu Lin dian sejenak.
"Cepat! aku harus pulang, sudah terlalu lama aku disini" lanjut nga.
An Ri pun berubah menjadi macan kembali dan segera berdiri.
"Naik lah! "
"Lukamu? "
"Naik"
".... " Mu Lin hanya menurut dan segera naik ke punggung An Ri.
Setelah Mu Lin naik, An Ri segera melesat menuju kediaman Hua. Dingin nya angin malam tak menyurutkan semangat An Ri untuk berlari dengan kencang.
...----------------...
***Hai! apa kabar Readers?
Tungguin Up selanjutnya yaa
jangan lupa Like 👍
Favorit ❤
Kritik dan sarannya ya✏
^^^-Love You All😘😘***^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Diah Susanti
kayak kucing aja
2024-07-16
0
sela
memiliki rasa kebinatangan 🤣
2022-03-30
4
Rev_lun 2449
kenapa namanya lin lin ,itukan nama yang sama dengan sebutan lin lin ke kembaranku sendiri???
2022-03-24
1