"Istirahat lah! besok kakek akan mengajarkan mu ber kultivasi, tunjukkan pada saudari kembar mu itu bahwa kau lebih baik darinya" setelah mengatakan itu kakeknya keluar dan menutup pintu, mendengar perkataan kakeknya, Luan kembali merenung kan alasan ayahnya mengirim nya kemari. Hingga ia menguatkan tekadnya untuk menjadi kuat, dan membuktikan kepada kaisar bahwa ia bisa tumbuh dengan baik bahkan tanpa perlu bergantung pada kaisar.
......................
Pagi ini langit nampak cerah, tapi Luan sudah berada dalam perpustakaan keluarga sejak matahari belum menampakkan sinarnya.
Ia harus memahami sejarah Pelatihan Qi, terlebih yang akan dia pelajari adalah Teknik khusus keluarga Qin.
Setelah memahaminya secara teori, ia harus mempraktikkan nya. Kakeknya akan datang sebentar lagi, ia harus lebih cepat. Tak lama kemudian kakeknya datang membawa sarapan.
"Salam kepada kakek! " melihat kakeknya datang ia langsung berdirinya dari duduknya dan membungkuk.
"Bangunlah cucuku. Kau terlihat bersemangat hari ini. " Wajah kakeknya terlihat cerah, belum lagi ditambah senyum tipis di wajah tua nya.
"Tapi, alangkah baiknya bila kamu sarapan terlebih dahulu" lanjut sang kakek kepada nya seraya memangku Luan.
"Apa Shuwan sudah kembali? " mendengar pertanyaan dari Luan, air wajah sang kakek nampak berubah, tapi di tutupi olehnya dengan senyum palsu.
"Shuwan sudah di jemput kembali pagi ini. Dan katanya seorang master terkenal di panggil oleh ayahmu untuk mengajar kan Shuwan. " Senyum palsu yang di tunjukkan sang kakek berubah menjadi senyum cerah ketika melihat Luan terdiam.
"Kau harus menjadi kuat agar kau bisa menunjukkan pada ayahmu, siapa yang berbakat di antara kalian" Kakek tua menyebalkan itu masih belum puas memanas manasi cucunya.
"Baik kakek, aku akan lebih kuat dari semuanya" Walaupun ragu, Luan tetap menguatkan tekadnya untuk menjadi yang terkuat.
Setelah sarapan, Luan Di bawa untuk duduk di batu yang terletak di tengah-tengah kolam teratai. Kolam teratai itu ternyata adalah pusat dari energi Qi yang terdapat di mansion ini.
"Duduklah disana, rasakan energi yang ada disekitar mu. Cobalah untuk menarik nya sebanyak yang kau bisa" Luan pun mengikuti perintah kakeknya. Ia cukup takjub ketika merasakan energi dalam jumlah besar terdapat di sekelilingnya.
Jauh lebih besar dari Energi yang terdapat di Kekaisaran Qin. Dia mencoba untuk menarik nya, Ia sudah membaca di buku bagaimana tentang elemen.
Elemen terbagi menjadi 2 yaitu dasar dan campuran. Elemen dasar terdiri atas: Tanah, Api, Air, Angin, dan Petir. Sedangkan, elemen campuran terdiri atas: Kayu, Besi, Magma, Es, Cahaya, Kristal, Dan Kegelapan.
Kultivar biasa akan memiliki satu elemen saja, sedangkan kultivar berbakat akan memiliki satu elemen dasar dan satu elemen campuran.
Apabila seorang kultivar memiliki elemen lebih dari dua maka, kultivar tersebut bisa dikatakan cerdas/jenius.
Kembali lagi kepada Luan yang sedang ber kultivasi selama 6 jam dan ia sudah sampai pada Doi Zhi Qi bintang 8. Kakeknya yang melihat itu bersorak dan tersenyum bangga.
Sedangkan Luan, ia hanya menampilkan senyum kikuk nya, ia sungguh bingung saat ini. Kenapa kakeknya bertepuk tangan?
"Kau sungguh jenius Luan! Hanya sehari kau ber kultivasi, dan kau sudah tembus bintang 8 Dou Zhi Qi? Benar-benar Monter! Padahal sebelum nya kamu masih berada di tahap Dou Zhi Qi Bintang 5" Ucap sang kakek sambil menepuk bahunya dua kali, ia pun pamit kepada kakeknya dan segera kembali ke kediaman nya. Tapi, bukannya istirahat, ia malah membuka buku yang sempat ia baca.
"Apa maksud dari warna aneh itu? " Luar bergumam seraya terus mencari artinya. Setelah mencari selama beberapa menit, ia akhirnya mendapatkan maksud dari pertanyaan nya. Isinya ialah...
Warna - Elemen
Merah - Api
Biru muda - Angin
Biru tua - Air
Coklat tua - Tanah
Ungu - Petir
Coklat Muda - Kayu
Abu-abu - Besi
Jingga - Magma
Biru langit - Es
Putih - Cahaya
Hijau - Kristal
Hitam - Kegelapan
Notes: Urutan elemen di atas tidak menunjukkan yang terkuat. Urutan tersebut hanya lah sekedar urutan acak belaka.
Sedangkan yang dilihat oleh Luan adalah warna Merah, Jingga, Biru muda, dan Hijau. Luan terdiam saat membaca sepenggal kalimat yang membuat nya mengerti satu hal.
Ada satu warna yang sempat Luan lihat tadi, dan ini cukup rumit bagi nya. Itu adalah Merah yang bercampur dengan warna hitam.
"Merah pekat, Elemen Api Murni? " Gumam nya pelan, dia tidak menyangka bahwa takdir berpihak pada nya kali ini.
Tetapi ia belum cukup puas sehingga ia membaca buku tentang menjadi seorang Sumoener. Ia tertarik untuk mengontrak Spirit Beast.
Ia terus membaca hingga tanpa disadari, ia tertidur di tumpukan buku.
***
Paginya seperti biasa, ia sudah siap lebih dahulu. Luan kini berada di meja makan untuk sarapan bersama kakek dan neneknya.
Suasana ruang makan sangat hening hingga dentingan sendok dan deru nafas pun terdengar hingga ia memutuskan untuk bicara.
"Apa ayah sudah mengirim surat? " Luan bertanya sambil menaikkan sebelah alisnya. Ibu suri dan kaisar terdahulu saling menatap lalu tersenyum.
"Emm, Ayahmu belum mengirim surat lagi" Ibu suri tampak tersenyum canggung. Luan yang mendengar itu langsung terdiam, ia berfikir apakah ayahnya itu sudah melupakannya.
"Tenanglah cucuku, Ayahmu itu seorang kaisar, ia sibuk setiap waktu. "Lanjut Ibu suri yang sedikit tak tega melihat cucunya bersedih, tak peduli apakah Luan itu masih keturunannya atau bukan, Luan tetaplah cucunya.
Sarapan Berjalan lancar, setelah sarapan Luan memilih untuk ber kultivasi secara tertutup, ia sudah meminta ijin kepada Kakek Neneknya.
Ia memutuskan untuk ber kultivasi selama beberapa tahun kedepan. Setelah duduk di tengah kolam teratai ia pun mulai bermeditasi.
'Aku akan kembali, tunggu saat aku menjadi kuat, ku buktikan kepada kalian, bahwa aku bisa hidup tanpa kalian' Luan bertekad untuk menjadi kuat tak peduli apapun.
***
Istana Kekaisaran Qin nampak cerah, Kaisar Yang kini tengah menyiapkan acara ulang tahun Permaisuri nya, dan Permaisuri yang disibukkan dengan dekorasi nya.
Para pangeran dan Putri nampak ceria duduk di Gazebo dekat taman yang terdapat di paviliun Tulip, atau kediaman milik putri pertama/putri Mahkota.
Mereka terus berbincang-bincang tentang hadiah untuk sang ibunda mereka.
" Menurut kalian, apakah ibunda permaisuri akan senang bila kita beri perhiasan? " Putri Bailin bertanya kepada para kakaknya.
"Tapi, bukankah ibunda permaisuri memiliki banyak perhiasan? " Putra mahkota Quan tampak tak setuju dengan usulan adiknya.
"Lalu? " Qin Xuan nampak bingung karena ia tak terlalu peduli, lagipula ia bingung kenapa Qin Shuwan tidak dijemput?
"Bagaimana kalau kita berikan sesuatu yang bisa membuat ibunda permaisuri terkesan? " Pangeran kedua atau pangeran Zain pun angkat bicara sambil menyeruput teh nya.
"Aku akan membuat lukisan ibunda permaisuri dengan ayahanda! " Pekik Putri pertama/Putri Mahkota yang mendapat ide cemerlang.
"Kalau begitu aku juga. " Ucap Putri Bailin dengan santai.
"Hei! Kau jangan meniruku! " Putri Lizan tak Terima idenya di ikuti oleh adiknya.
"Memangnya kenapa kau juga ingin membuat lukisan? " Tanya Pangeran Mahkota yang hendak menengahi terjadinya Perang Dunia ke 5.
"Agar tidak Merepotkan, cukup lihat milik kakak, lalu tiru! Begitu saja repot! " Ucapnya santai, satu detik setelah mengucapkan itu....
Plukk
Kue bulan yang berada di meja kini berpindah di mulutnya dengan posisi yang tidak elit. Tentu saja karena Putri Lizan lah yang melemparkan kue itu ke mulut Putri Bailin.
"Kau! " Teriak Putri Bailin tak Terima.
"Apa? " Putri Lizan pun tak kalah sebal dengan adiknya.
Akhirnya Perang Dunia ke 5 pun tak dapat di elakkan. Mengabaikan Perang tersebut, ketiga pangeran malah asik menyeruput teh nya, sesekali mereka saling melemparkan tatapan untuk melakukan pembicaraan melalui kode mata.
"Menurut kalian, kenapa Shuwan belum juga sampai, bukankah waktu pengasingan nya sudah usai? " Tanya Pangeran Zain dengan raut wajah penasaran nya yang berlebihan.
"Huh! Kau tak dengar kabar? Shuwan tak ada di hutan ketika prajurit suruhan ayah hendak menjemputnya. Menurut mu kemana ia pergi bersama pelayan pribadinya itu? "Ucap putra mahkota sambil mendengus kesal.
"Benarkah? " Pangeran Zain mulai lebih penasaran. Sedangkan, Pangeran Xuan terdiam mendengar kata-kata putra mahkota.
"Apakah ia kabur? Atau ia mati dimakan hewan buas? " Tanya Pangeran Xuan ragu-ragu.
'Bagaimana jika Luan tahu? Tidak! Bagaimana jika Ayah Fu Tahu? Semoga Luan tak mengatakan yang sebenarnya' Dalam diam ia mengasihani Shuwan, tapi ia memilih diam. Ia selalu merasa jika Shuwan lah yang membuat ibunya meninggal.
***
Sedangkan Mu Lin sekarang sudah mulai mahir berpedang, sesekali ia dan gurunya pergi lebih dalam ke hutan untuk mengasah kemampuan.
Tak jarang juga An Ri harus membantu Shuwan yang terluka parah, beruntung ia kuat, jadi tak menangis.
Kalau An Ri bertanya "Kenapa tidak menangis? apakah tidak sakit? " Lalu Shuwan hanya mendengus lalu menjawab "Huh! Kalau menangis artinya kalah! " Ucapan Shuwan tak pernah berubah, entah apa yang membuat kepala gadis kecil ini menjadi sekeras batu.
Kini gadis kecil itu tengah melewati ujian dari sang guru, yaitu mengalahkan raja elang putih yang termasuk pada golongan War Craft Beast tahap King bintang 7. Itu cukup sulit sebenarnya, tetapi ia bisa mengalahkan burung itu dengan mudah.
"Dasar burung jelek! " Ucap nya geram saat serangan umpan nya tidak ada yang mengenai bulu halus sang elang.
"Hahaha manusia B*d*h! Gadis baru menginjak tanah saja sudah berani bermimpi untuk mengalahkan ku? Bangunlah dari mimpi burukmu itu Bod*h! " Burung elang putih itu tertawa mengejek saat melihat wajah Mu Lin yang merah padam menahan amarah yang memuncak.
Mereka terus menerus melancarkan serangan, Namun tak satupun dari mereka kalah. Hingga Mu Lin mendapat celah, ketika burung itu hendak melancarkan serangan, Mu Lin segera membuat Gelembung dari air dan membuat burung itu terperangkap.
"Lepaskan! Dasar manusia! " Elang itu terus meronta saat berada dalam gelembung.
"Wlee! " Mu Lin menjulurkan lidah nya untuk mengejek elang tak berguna itu.
"Huh! Baiklah aku menyerah! " Hingga beberapa saat akhirnya elang merepotkan itu menyerah, segera Mu Lin membebaskan nya dari gelembung, tapi saat bebas elang itu berubah menjadi kecil dan menunduk di depan Mu Lin.
Mu Lin hanya mengernyit seolah mengatakan'Apa yang kau lakukan? ' . Tapi, seperti mengerti tatapan Mu Lin, Elang itu menjawab...
"Jadikan hamba hewan kontrak mu master! " Ucap nya sambil mengangkat kepalanya. Mu Lin yang mendengar itu hampir ingin tertawa saat melihat wajah serius elang itu.
An Ri pun melihat dan mendengar semuanya. Ia di buat terkejut karena War Craft Beast Tahap King Bintang 7 mau menunduk kepada sahabatnya.
"Apa keuntungan yang aku dapat dari hewan lemah seperti mu? " Tanya Mu Lin dingin. Mendengar itu Sang Elang tak tahu harus menangis atau tertawa, ia hanya bisa menjawab sekenanya.
"Hamba bisa menjadi tunggangan master! " Ucapnya sambil menundukkan kembali kepalanya. Mu Lin pun berfikir sejenak.
'Apakah dagingnya keras? Kalau tidak keras mungkin akan enak untuk dipanggang. Apalagi burung ini besar! Aku jadi ingin memakan burung panggang' Itulah kira-kira yang dipikirkan oleh Mu Lin. Jika elang itu tau yang Mu Lin pikiran, mungkin elang itu akan menangis sambil mengatakan "Daging ku Tidak Enak! "
"Baiklah! " Akhirnya ia meneteskan darahnya pada keening elang itu. Ia sudah tahu caranya karena ia pernah membaca buku tentang Sumoener. Setelah itu gurunya datang dan memberikan tepukan kepala.
"Apakah guru ingin makan burung panggang? " Tanya Mu Lin. Seketika seluruh bulu yang dimiliki elang itu berdiri menegang.
Ia sudah siap untuk memohon sekarang, jika tidak di kabulkan makan ia akan terbang secepat mungkin.
Guru Hang yang mendengar pertanyaan Mu Lin pun mengangguk dan melirik Elang itu.
"Elang b*doh! mulai sekarang kau akan kupanggil Erlang. Aku ingin kau mencari burung kecil untuk dipanggang sekarang! " Ucap Mu Lin mengabaikan tatapan memelas dari burung elang yang bernama Erlang itu.
Erlang pun hanya mengangguk dan segera terbang mencari korban kekejaman master barunya itu.
Setelah itu Mu Lin, An Ri dan guru Hang sudah berada di dalam gua bersama tumpukan burung yang dibawa oleh Erlang. Tampaklah wajah Mu Lin yang menggelap.
"Bila aku membersihkan semua ini, lapar ku akan hilang B*doh! " Ucap Mu Lin tanpa memedulikan Erlang yang sudah menjadi pria tampan.
Erlang tampak berkeringat dingin, entah mengapa dinginnya gua itu semakin mencekik saat mata kelam Mu Lin Lin menatap Erlang lekat-lekat.
"Kau pergi cari kayu untuk di bakar! Dan kau! pergi urus burungmu itu! " Ucap Mu Lin sambil memerintahkan An Ri untuk mencari kayu bakar, dan urusan burung! Ia perintahkan kepada burung.
......................
Siang hari di Istana Kekaisaran Langit tampak suram di temani hujan mengguyur deras di ibukota. Seorang pria paruh baya menatap sendu ke arah giok spiritual milik istrinya yang menghitam.
Itu jelas memperlihatkan bahwa istrinya tak lagi bernyawa. Ia nampak menitihkan air matanya sesekali lalu menyeka nya kembali.
Pria paruh baya itu sedang menyiapkan strategi balas dendam nya. Ia menatap ke arah ruangan putranya yang tengah bermeditasi.
Mempersiapkan sebuah hal besar bersama kaisar langit bukanlah hal mudah. Ia harus memikirkan kemungkinan, yang akan terjadi, juga harus memikirkan celah untuk menang.
Kerajaan iblis yang berada di dunia neraka, Tiba-tiba datang dengan pasukan nya untuk meruntuhkan Kekaisarannya.
Hal inilah yang membuat ia terpisah dengan istrinya, belum lagi anak ke dua nya dan sang calon anak ke tiga nya.
Ia tak tahu jika istrinya itu melahirkan anak kembar, lagipula ia juga tak tahu dimana keberadaan mereka.
Kaisar langit sudah menurunkan pasukannya untuk mencari keberadaan mereka, namun nihil. Mereka masih belum ditemukan di dunia atas itu. Sudah 11 tahun pencarian dilakukan, dan hasilnya masih sama.
...----------------...
***Hai Readers 👋👋
Apa kabar?
Maaf kemarin author gak update 🙏🙏
Itu dikarenakan author yang kurang fit nih....
Jangan lupa like ya....
Favorit.....
Vote.....
Komen✍✍
Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan
^^^-Love You All❤💪😘***^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Diah Susanti
jeniusan si shuwan, di tahap yang sama cuma butuh 3 jam😁😁😁😁
2024-07-16
0
Diah Susanti
si kakek juga jahat seperti kaisar ya
2024-07-16
1
Rev_lun 2449
kayak pelajaran IPA
2022-03-24
2