*Setelah itu sosok utusan pun menghilang seperti di telan bumi meninggalkan pria paruh baya yang sedang berwajah cerah. Ia benar-benar senang, ia memiliki putri! '
hehehe adik kaisar langit harus tau ini. Hoho aku punya putri' Dia terus memikirkan itu. Hingga ia pun melanjutkan untuk memikirkan rencana pembalasan kepada para iblis yang menjengkelkan itu*.
......................
Empat hari berlalu, Junsi kini tengah berlatih sendirian lagi, tapi ia sedang mencoba pedang biru misterius yang ia beli waktu itu. Ia terus berlatih sendirian, mulai dari elakkan, tangkisan dan juga serangan. Hingga ia mulai lelah dan berhenti sebentar tiba-tiba...
Prokk Prokk Prokk Prokk
Terdengar suara tepukan tangan, ia pun menoleh ke arah suara tersebut. Dan ia melihat sosok yang menawarkan nya pilihan satu minggu yang lalu. Ia melihat orang itu dengan pandangan sinisnya
'Saat itu pergi tanpa bilang, sekarang datang tanpa ku undang' Batin Junsi.
"Sepertinya kau suka dengan hadiah ku Junsi" Ucap sosok tersebut dengan kekehan kecil di wajahnya.
"Apa maksud mu? " tanya Junsi bingung, tapi sesaat kemudian ia mengerti dengan sendirinya. Kemudian dia sadar akan sesuatu yaitu...
"Dari mana kau tahu namaku? " Tanya Junsi lagi memotong kalimat yang akan meluncur dari sosok itu.
"Hah! Aku tahu semua tentang mu, Pedang itu juga hadiah dariku, elemen air mu itu istimewa, jadi akan cocok dengan pedang itu. Sekarang aku akan memperkenalkan diriku, namaku Hang, aku adalah orang yang mengajarkan Mu Lin ber kultivasi. Karena Mu Lin sedang ber kultivasi tertutup, aku berniat mengajarimu teknik juga. " Ucap nya tanpa memberi kesempatan menyela untuk Junsi.
".... " Junsi tak segera menjawab, ia menatap guru Hang dengan tatapan menyidik. Guru Hang hanya tersenyum tipis dan berkata.....
"Kalau kau ingin menjadi lebih kuat dan melindungi adik adik mu makan belajar lah dengan ku"
"Hmm, itu terdengar cukup bagus dan menguntungkan, aku tahu ini tak gratis" Ucap Junsi datar tanpa emosi.
"Hehehe.... Aku hanya ingin kau menggunakan kekuatan mu untuk melindungi Mu Lin ah,,, lebih tepatnya putri Shuwan. Apa aku salah? " Guru Hang Terkekeh kecil. Junsi yang mendengar nya langsung terkejut,
'Bagaimana dia bisa? 'Tanya Junsi dalam hati.
"Darimana kau tahu? "Tanya Junsi dengan tatapan menyidik.
" Aku? Tentu saja aku tahu semuanya. Jadi bagaimana? Apa kau mau menjadi muridku? "Tanya Guru Hang.
Junsi nampak berpikir, ia pun memutuskan untuk menerima tawaran dari guru tersebut.
" Baiklah"Ucap nya menerima saja, toh tidak ada rugi nya bukan?
"Kalau begitu ayo kita mulai dari pengendalian elemen air mu" Ucap guru Hang yang langsung di angguki oleh Junsi.
Akhirnya sang guru memberikan contoh dan mengajar kan teknik-teknik rahasia dari pengendali elemen air. Mulai dari tahap awal dan seterusnya, Junsi pun berlatih dengan giat dan sungguh-sungguh.
***
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, hari demi hari, bulan berganti tahun. Kini sudah Lima tahun lamanya, Dan Mu Lin sudah tak dapat lagi menyerap Qi spiritual.
Mungkin dia sudah terlalu lama ber kultivasi atau mungkin sudah waktunya untuk dia menghadapi dunia luar, menghadapi masalah yang sebenarnya. Menghadapi masalah hidup yang rumit dan berliku-liku.
Langit di sekitar air terjun menjadi gelap, angin berhembus dengan kencang nya menerbangkan dedaunan kering bahkan juga tak jarang menumbangkan pohon yang tak kokoh.
Petir kini mulai bergemuruh saling menyambar di sekitar air terjun kembar. Tapi pelangi yang indah juga datang bersamaan dengan terbukanya sepasang mata coklat terang yang bercahaya.
An Ri dan Penjaga Ho sontak saja langsung menghampiri bagian bawah air terjun, mereka selalu menunggu Mu Lin selesai.
Hingga kini penantian mereka pun akhirnya terbayar kan dengan berdiri nya sosok wanita ber pinggang ramping, mata coklat keemasan nampak masih bersinar, kulit putih bersih dan mulus itu pun nampak cerah dan bercahaya.
Bibir merah muda nya Tampak menggoda, pakaiannya yang berwarna putih dan rambut hitam panjang nya semakin memperindah penampilan nya. Kini Mu Lin bagaikan sosok dewi yang turun dari khayangan.
Sosok cantik itu tengah mendongakkan kepalanya untuk melihat pelangi tepat di atas air terjun kembar. Ia nampak menikmati cipratan air dari air terjun itu. An Ri dan penjaga Ho yang melihat itu pun saling berpandangan.
"Mu Lin! " Panggil mereka secara bersamaan. Sosok itu menoleh dan pandangan mereka bertemu, sosok itu tersenyum cerah.
"An Ri, Paman! " Sosok itu segera keluar dari air terjun dan melompat ke arah mereka, mereka pun saling berpelukan.
"Hahaha, Sudah besar saja kau Mu Lin" Ucap paman Ho setelah mereka melepaskan pelukannya sambil mengacak rambut panjang Mu Lin.
"Hihihi.... paman tampan sekarang sudah tua" Kekeh Mu Lin meledek penjaga Ho, lalu Mu Lin mengalihkan perhatiannya ke An Ri yang tampak sangat tampan, lebih ke arah manis sebenarnya.
"Mu Lin kau tampak sangat cantik sekarang" Ucap An Ri seraya mencubit pipi Mu Lin yang nampak tirus sekarang.
"Ah... An Ri! Bisa tidak ini di lanjut nanti saja? Lapar" Ucap Mu Lin yang dibalas kekehan dari penjaga Ho dan An RI.
"Ahh.... Kami baru saja memanggang daging kelinci, kau mau mencoba? " Tanya Paman Ho yang langsung di angguki oleh Mu Lin.
Akhirnya mereka pun segera ke dalam tenda sementara buatan paman Ho dan A Ri. Mu Lin makan dengan cukup lahap, setelah itu ia segera memeriksa tahapan nya.
Sedangkan An Ri menulis surat untuk di kirim ke guru Hang, Paman Ho juga sedang membersihkan bekas makanan dan mencari kayu bakar lagi.
Elemen yang di miliki oleh Mu Lin adalah Angin, Air, Petir, , Es, Cahaya, dan Kegelapan.
Elemen yang dimiliki Mu Lin sangat banyak, selama ini tak ada kultivator yang memiliki elemen lebih dari lima. Dan tingkatkan Mu Lin sekarang sudah di Dou Zhe Bintang 7,bahkan An Ri saja kalah.
Disisi lain guru Hang langsung menerima surat yang dikirim oleh An Ri, ia segera menuju kesana bersama Erlang dan sosok pemuda tampan yang sepertinya berusia 21 tahun. Mereka melesat dengan cepat menggunakan ilmu peringan tubuh.
Sesampainya di sana mereka melihat penjaga Ho yang sedang membuat api unggun, An Ri yang sedang tiduran di bawah pohon, mereka mencari sosok yang baru selesai ber kultivasi itu.
Namun mereka masih tak melihat nya hingga mereka memutuskan untuk bertanya pada An Ri.
"Kemana Mu Lin? " Tanya Erlang. An Ri membuka matanya sebelah dan melirik Erlang.
"Mandi" Ucapnya lalu menutup matanya lagi menghiraukan tatapan jengkel dari mereka bertiga, akhirnya mereka bertiga pun ikut duduk di dekat An Ri sambil terhanyut dalam pikiran masing-masing.
Sosok yang ditunggu tunggu pun tiba, ia memakai pakaian berwarna abu-abu dengan rambut yang di ikat acak menambah kesan imut untuk nya.
Pandangan ke lima pria itu langsung berhambur ke arah Mu Lin, Tatapan tajam Mu Lin menangkap sosok yang asing, tapi wajahnya sedikit mirip dengan guru Hang.
"Guru! " Panggil Mu Lin seraya menundukkan kepalanya sedikit lalu di angkat lagi.
Guru Hang pun segera berdiri diikuti tiga pria di belakangnya, sedangkan penjaga Ho memilih diam dan fokus pada sekitar.
Puk puk
Guru Hang menepuk puncak kepala Mu Lin dengan senyum di wajahnya.
"Hahaha sekarang kau sudah jauh lebih tinggi, bahkan kau juga sudah jauh lebih kuat, hihihi~Sepertinya kakakmu Junsi itu masih kalah" Kekeh Guru Hang.
Sedangkan Mu Lin sama sekali tak menghiraukan gurunya ia masih mengernyit memandang pemuda di sebelah gurunya yang wajahnya mirip dengan guru Hang, pemuda itu tersenyum.
'Orang ini sangat mirip dengan dia' Gumam Mu Lin dalam hati.
"Siapa? " Tanya Mu Lin menaikkan sebelah alisnya, melihat mata hitam pemuda itu, Mu Lin merasa tatapan nya dalam.
Senyuman pemuda itu yang menyejukkan membuat Jantung nya berdebar, ia sendiri bingung dengan perasaannya. Tatapan mereka terkunci satu sama lain dan tak bisa berpaling.
Degg
Degg
Degg
Jantung Mu Lin terpacu cepat hingga Mu Lin memutuskan tatapan mereka dan mengalihkan pandangannya ke arah gurunya.
"Ahh... Ini anakku, namanya Lee. Mungkin kalian bisa berteman atau selebihnya" Celetuk Guru Hang yang di hadiahi kekehan kecil oleh Mu Lin.
"Sebaiknya kita duduk di sana, tidak baik berbincang sambil berdiri seperti ini" Ucap Mu Lin lalu ia segera berjalan melewati mereka.
"Master! Apa kau tak merindukan aku? sedari tadi bahkan kau tak melihat ku" Ucap Erlang sambil mencebikkan bibirnya. Mu Lin hanya menatap nya tanya ekspresi dan berkata....
"Tidak"
"..... " Erlang lagi-lagi tak tahu harus menangis atau tertawa.
Mu Lin pun langsung berlalu meninggalkan Erlang yang menatap nya dengan tatapan memelas. Lee dan An Ri berusaha menahan tawanya, Mu Lin yang menyadari itu mengernyit dan...
"Kalau ingin tertawa maka tertawa lah, tidak baik menahan tawa, takut-takut yang keluar malah gas beracun dari bawah" Ucapnya tanpa berbalik dan tanpa berhenti berjalan.
"Hahahaha lihat wajahmu Erlang! " Tawa An Ri pecah tepat di telinga Erlang, Sedangkan Lee hanya terkekeh sambil menutup mulutnya tanpa berhenti berjalan.
Mereka pun berbincang singkat sambil duduk dibawah pohon yang rindang, sesekali An Ri dan Erlang saling melempar candaan. Mu Lin juga sesekali mencuri pandang ke arah Lee yang menarik perhatian nya.
Itupun tak lepas dari perhatian guru Hang yang diam-diam tersenyum tipis. Saat malam tiba, mereka pun memilih istirahat untuk menyambut hari esok yang pasti akan melelahkan.
...----------------...
Anggap itu sebagai ganti karena kemarin tidak update. Semoga kalian tidak bosan membaca karya author ini. Kalau ada kekurangan tolong maklum kan yaa, Author masih sekolah menengah (SMP) 😂😂😂
LIKE👍👍👍
FAVORIT ❤❤❤❤
VOTE⭐⭐⭐⭐⭐
KRITIK AND SARAN
^^^AUTHOR CINTA KALIAN SEMUA 😘😘😘😘^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 263 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
ah sifat mulin sombong bisa merendahkan hewan kontraknya sendiri..
2023-08-16
1
Shen shandian luo
kalau udah cinta2 an bikin males....pasti jadinya naif si mc nya
2022-03-21
1
"Tuan?...."
jadi ingat flm jaelangkung 😅😂😂
2022-03-02
0