Satu bulan berlalu, Jery kembali ke ibukota karena permintaan kedua orang tuanya, dan tentunya kali ini dia pulang tanpa memberitahu Alea, karena orang tuanya yang melarang untuk mengatakan pada Alea.
Setibanya Jery di kediaman orang tua nya, ia di sambut bi Ijah, pelayan yang bekerja dengan orang tua Jery sejak ia masih bayi.
“Assalamualaikum...,” ucap Jery.
“Waalaikum salam...,” jawab bi Ijah.
“Papa sama Mama di mana bi.”
“Ada den, mereka sudah menunggu aden di ruang keluarga.” Ucap bi Ijah
“Baiklah, aku akan kesana menemui ayah dan ibu, terimakasih bi.” Seru Jery sambil berjalan ke ruang keluarga dimana ayah dan ibu nya sudah menunggunya di sana.
Jery yang baru saja pulang langsung menemui orang tuanya di ruang keluarga. Entah apa yang ingin ayahnya bicarakan, mungkin tentang pernikahan.
“Ada apa Mah, tumben ngajak Jery ngomong serius.”
“Ya mau ngomong apa lagi,kamu kapan mau menikahi Alea?” tanya Papa Jery.
“Gatau Pah, mungkin tahun depan, aku belum membicarakannya lagi dengan Alea.
“Sayang, bagaimana kalau kamu memututuskannya?” tanya Mama Jery.
“Bagaimana ceritanya, aku sayang dia Pah, Mah. Dia itu anak yang baik, sopan, cantik, pekerja keras, mandiri, dan lagipula kalian sudah setuju bukan dengan hubungan kami?” Pokoknya ngga akan aku putusin,” tegas Jery.
“Papa dan Mama akan menjodohkan kamu
dengan cucu teman eyangmu. Kami sudah berjanji sejak dulu kalau kami harus menjodohkanmu dengan putrinya.
“Tapi, aku ngga bisa ninggalin Alea begitu aja, Papa sama Mama pasti bisa kan menolak perjodohan ini. Aku maunya cuma nikah sama Alea, bukan dengan yang lain nya.
Dan lagi, apa yang harus aku katakan pada kedua orang tua Alea, Ma,Pa?”
“Papa sama Mama sudah mencoba bicara pada eyangmu, dan dia bersikeras tetap akan menjodohkanmu dengan cucu teman nya. Kalau kamu masih ingin eyangmu hidup, Terima perjodohan ini,” sahut Papa Jery.
“Kami minta maaf padamu sayang, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kamu tahu dengan betul bukan bagaimana jika eyang sudah memustuskan sesuatu?” Seru Mama Jery.
“Jangan konyol deh Pa, lagipula ini ngga jamannya jodoh-jodohan. Biarkan Jery menentukan pilihan Jery sendiri,” ucap Jery.
Namun saat beberapa langkah, terdengar suara kesakitan dari papanya, ya papanya terkena serangan jantung. Jery kaget lalu ia membawanya ke kamar dan langsung memanggil dokter keluarganya.
“Bagaimana kedaaan Papa saya, Dok?” tanya Jery yang terlihat sendu.
“Papa Anda terkena serangan jantung ringan, tapi saya mohon jangan dianggap sepele. Kita harus sebisa mungkin menjaga perasaan beliau. Baik, saya permisi pulang jangan lupa obatnya di berikan secara teratur,” ucap dokter.
“Baik, Dok.” Suasana hening seketika, Papa Jery akhirnya tersadar dari pingsan nya.
“Pah, maafin Jery sudah bicara kasar sama Papa,” ucap Jery lirih.
“Papa mohon jangan permalukan keluarga kita, jangan tolak perjodohan ini. Bukankah cinta bisa datang setelah menikah, papa yakin itu.”
“Aku tidak yakin, Pah. Tapi aku akan berusaha. Aku juga akan bicarakan ini pelan-pelan dengan Alea. Alea dan Jery saling mencintai Pa, dia adalah cinta pertama Jery dan Jery adalah cinta pertamanya Alea,” ucap Jery sembari menyeka air matanya.
Papa yakin Alea bisa menerimanya, Alea anak yang baik. Seminggu lagi pertunangan akan dilaksanakan. Bulan depan kalian akan segera menikah.”
Perasaan Jery tidak menentu. Dia terus membayangkan bagaimana perasaan orang yang di cintainya mengetahui kalau Jery akan menikah dengan wanita pilihan eyangnya.
Hera adalah cucu dari teman eyang Jery dan Hera. Ia akan di jodohkan dengan cucu dari sahabat eyangnya. Sebelumnya Mama Hera telah membicarakan perjodohan dan Hera tidak menolaknya karena ia pikir pilihan orang tuanya tidak akan salah.
“Sayang, kenapa sedih?” tanya Mama Hera pada putri sulungnya itu.
“Tidak ma, Hera hanya memikirkan tentang perjodohan itu, dan umur Hera juga masih muda Mah.” Dan siapa yang akan menjadi jodoh Hera nanti?” Jawab Hera pada Mamanya.
“Tidak apa sayang, mungkin ini memang sudah takdirnya kamu harus menikah di usia muda. Tapi Mama dengar sih calon suamimu itu tentara sayang.
Tentara Mah?” Calon suami Hera tentara,” seru Hera.
“Iya sayang, memangnya kenapa kalau dia tentara?” Tanya Mama Hera.
“Hemmm..., tidak apa Mah, aku hanya terkejut saja mendengarnya.
“Baiklah, sebentar lagi Papamu akan segera pulang dari kantor, Mama akan turun dulu untuk menyiapkan makan malam.” Ucap Mama Hera seraya berlalu pergi meninggalkan anaknya di dalam kamar. Meninggalkan Hera sendiri dengan masih menyisakan tanda tanya di dalam pikiran nya.
Di sisi lain, Alea menelpon Jery ia akan menceritakan hal apa saja yang dia lalui hari ini pada jery, seperti biasanya.
“Le, selama seminggu ini aku akan mengantar dan menjemputmu,” ucap Jery pada Alea.
“Loh, bukan nya kamu ada di kota K sayang?” Kapan kamu pulang, kenapa kamu tidak memberitahuku.” Tanya Lea beruntun pada Jery.
Maaf sayang, aku lupa mengabarimu. Aku sampai di rumah kemarin sore, dan besok aku akan menjemputmu.” Seru Jery.
Jery ingin menghabiskan waktu sebelum pertunangannya di laksanakan minggu depan. Ia akan menceritakan perihal perjodohan nya pelan-pelan karena sebenarnya ia juga tak rela jika harus kehilangan wanita hebat seperti Alea tapi jua ia tidak bisa berbuat apa-apa.
“Kenapa cuma seminggu mau sama aku terus? Kan bisa tiap hari, Aneh kamu mah...” balas Alea dengan penuh curiga.
“Jery yang bingung harus menjawab apa ia buru-buru mencari topik lain agar Alea tidak terlalu curiga dengannya. Ia sedih sekali karena harus meninggalkan Alea yang selama ini menemani dan mewarnai hari-hari tentara manis itu. Setelah ngobrol kurang lebih satu jam itu, mereka akhirnya mengakhiri pembicaraan mereka. Tak lama kemudian Alea pun tertidur.
Pagi ini sesuai janjinya, Jery akan mengantar dan menjemput Alea pulang kulia, mereka akan menghabiskan waktu bersama.
“Selamat pagi sayang,” ucap Jery pada Lea.
Pagi juga sayang, aku fikir kau bercanda dengan ucapanmu tadi malam sayang,” jawab Alea.
“Tidak sayang, aku serius !” Ucap Jery sembari menutupi rasa bersalahnya pada Alea.
Ada apa dengan wajahmu itu sayang?” Kenapa kau terlihat sedih, apa telah terjadi sesuatu dengan mu, atau ada masalah?” Kamu bisa membaginya denganku.” Tanya Alea beruntun.
Tidak, aku tak apa sayang,” seru Jery dengan cepat, ia takut jika Alea akan semakin bertanya banyak hal padanya.
Apa kamu sudah sarapan?” Tanya Jery mengalihkan pembicaraan.
Alea menggelengkan kepala, sebagai jawaban tidak.”
Hemmm..., kau harus sarapan sayang, kamu bisa sakit nanti jika terlambat makan.” Ucap Jery.
Aku ingin sarapan denganmu,” jawab Alea.
“Baiklah,” Tuan putri apapun keinginan anda akan aku kabulkan.” Seru Jery seraya mencubit gemas hidung Alea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Dini Lestari
kasian c aleA
2024-02-12
0
Rusland Wuland
kayanya seru ni ceritanya
2022-04-20
0
Elma Sukmala
heeemmmm suka.
2020-11-07
0