SELAMAT MEMBACA!
***
Mama Isnah yang mendengar ribut-ribut pun langsung terbangun dari tidurnya dikamar Delima dan Erwin. Mama Isnah terlebih dulu memastikan menantunya itu tidak terbangun dan benar saja Delima masih tertidur pulas.
"Apa yang terjadi?" tanya mama Delima pada dirinya sendiri sembari mencopol rambutnya lalu keluar dari kamar.
Dari anak tangga mama Isnah menyaksikan perdebatan antara suami dan anaknya itu.
"Darimana kamu Erwin?" tanya mama Isnah bersidekap dihadapan Erwin.
"Mama," ucap Erwin.
"Mama bertanya pada kamu Erwin!!" bentak mama Isnah.
"Dia dari bar mah," balas papa Ardi melihat Erwin tak kunjung menjawab pertanyaan mama Isnah.
"Oh sudah berani kamu kesana, sejak kapan kamu mulai menginjakkan kakimu ditempat itu? Jawab!!" murkah mama Isnah menatap tajam putra bungsunya itu.
"Sejak aku menikah dengan wanita murahan pilihan kalian itu," jawab Erwin santai.
Plak!
Mama Isnah menampar Erwin tidak kalah keras dari tamparan sang suami. Mama Isnah tidak terima menantunya dikatai murahan.
"Tahu apa kamu soal Delima? Apa kau mengenalnya selama ini? Apa kau tahu siapa keluarganya? Apa kau tahu bagaimana kesehariannya? Apa kau tahu semua itu?" tanya mama Isnah bertubi-tubi dengan nada meningginya.
Erwin diam membisu ditempatnya ia tidak tahu harus mengatakan apa karena nyatanya ia memang tidak tahu apa-apa tentang Delima.
Mama Isnah tersenyum getir, "Kau tidak tahu bukan? Lantas mengapa kau menyebutnya sebagai wanita murahan? Apa saat kau melakukannya dengan Delima dia sudah tidak perawan?" selidik mama Isnah.
Erwin menggeleng samar dan itu dapat dilihat oleh mama Isnah dan juga papa Ardi.
"Lantas dimana letak murahannya Delima?" tanya mama Isnah kembali sambil terisak.
"Mah sudah!" ucap papa Ardi sembari mendekap mama Isnah yang merasa hancur dengan tingkah baji*ngan anak bungusnya itu.
"Darimana kau mendapatkan sikap menjijikanmu itu Win?" isak mama Isnah.
Sedangkan diatas sana dibalik pintu kamar, Delima mengintip mereka bertiga sedang bertengkar. Delima menangis melihat betapa pedulinya kedua mertuanya itu pada dirinya.
Dia juga sakit mendengar ucapan suaminya. Sampai sekarang ia masih merasakan sakit yang luar biasa saat suaminya mengatainya murahan, rendahan, wanita penghibur dan lain sebagainya.
"Ya allah kuatkan hamba menghadapi semua ini," doa Delima disela-sela tangisnya.
Delima menyeka air matanya lalu kembali berbaring diranjang.
***
"Baji*ngan kau Erwin," seru mama Isnah menatap marah anaknya itu.
Erwin merasa bersalah karena menjadi alasan ibunya menangis, tapi harus bagaimana lagi semuanya sudah terjadi.
"Berubahlah sebelum semuanya terlambat!" ucap mama Isnah.
"Mama kasih kamu waktu sebulan untuk memperbaiki semuanya, jika dalam waktu sebulan ini kamu masih tidak punya perasaan terhadap istrimu, maka kau boleh menceraikan Delima! Dengan syarat kau tidak boleh menyakitinya lagi!" jelas mama Isnah lalu kembali naik ke kamar Delima.
"Dengarkan kata-kata papa! Penyesalan selalu datang di akhir," ujar papa Ardi lalu meninggalkan Erwin sendiri diruang tamu.
Erwin terduduk lemas disofa. Ia memikirkan semua perkataan kedua orangtuanya dan itu membuat kepalanya pusing.
"Menyesal? Cih, aku tidak akan menyesalinya!" gumam Erwin.
"Mari kita mulai drama sayang-sayangan ini istriku," tambah Erwin menatap pintu kamarnya.
Erwin lalu berdiri dari duduknya dan masuk kedalam ruang kerjanya. Untuk malam ini ia akan tidur disana dulu, tidak mungkin ia akan tidur bersama papanya yang sedang marah padanya yang ada nanti ia ditendang.
Erwin bersih-bersih badan lebih dulu baru tidur pada sofa panjang yang ada diruang kerjanya itu.
***
SLOW UP YAH😊
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTENYA🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Lela Lela
semoga cepat menyesaliny erwin
2023-01-25
0
Anna
masih penasaran nii cerita Delima 😍
2021-05-21
0
Noeng Supartika
knp jd wanita selemah itu ?
2021-04-11
0