SELAMAT MEMBACA!
***
" Delima!!" teriak mama Isnah lalu berlari menghampiri Delima.
Mama Isnah terlebih dulu mematikan Shower lalu mengambil handuk dan membukakan baju Delima kemudian menghanduki Delima agar tidak lagi kedinginan.
Teriakan Mama Isnah yang begitu keras terdengar sampai kelantai bawah dimana papa Ardi sedang duduk disofa sembari memainkan hpnya dan mbok Tini didapur sedang membuatkan kopi untuk papa Ardi pun langsung berlarian naik kelantai dua.
" Mah," panggil papa Ardi saat masuk dan tidak ada seorang pun dikamar itu.
" Pah, mama disini! Di kamar mandi," teriak mama Isnah dari dalam kamar mandi.
Papa Ardi dan mbok Tini pun berjalan tergesa-gesa menuju kamar mandi.
" Astagfirullah hal adzim nyonya," ucap mbok Tini lalu mendekat kearah mama Isnah yang sudah memeluk tubuh menggigil Delima seraya menangis.
" Ada apa ini mah?" tanya papa Ardi.
" Pah, bawa Delima ketempat tidur dulu!" perintah mama Isnah dan papa Ardi pun langsung mengangkat tubuh Delima lalu membaringkannya diatas ranjang.
Mama Isnah kemudian menyelimuti Delima agar tidak kedinginan dan mematikan AC kamar.
" Bagaimana bisa seperti ini?" tanya papa Ardi bingung sendiri.
" Bagaimana lagi kalau bukan kelakuan anak gilamu itu!!" ketus mama Isnah lalu mengusap-usapkan tangannya dan tangan Delima agar memberikan rasa hangat.
Mbok Tini juga melakukan hal sama. Sedangkan papa Ardi masih berdiri ditempatnya. Mencerna maksud dari perkataan istrinya itu.
" Pah, jangan diam aja dong! Cepat panggilkan dokter buat periksa Delima!!" titah mama Isnah.
Delima yang masih bisa mendengar suara mereka pun mencoba untuk membuka matanya.
Delima menggeleng, " Tidak usah panggil dokter pah, cukup buatkan wedang jahe lemon aja nanti udah baikan!" tutur Delima dengan nada lemahnya.
" Tapi..."
" Gpp mah!" sela Delima tersenyum.
" Kemana Erwin? Dasar anak itu!! Apa dia tidak punya hati sama sekali, bisa-bisanya dia melakukan hal sadis seperti ini," marah mama Isnah.
" Sabar mah! Biar nanti papa yang bicara sama Erwin!" seru papa Ardi.
***
Pukul sepuluh malam barulah Erwin kembali ke rumah dalam keadaan setengah mabuk. Tadi dia dan Tio taruhan yang kalah harus minum dan Erwin kalah lima kali jadilah dia harus memimun lima gelas wine.
Sedangkan Tio sudah terbang ke alam mimpinya di bar. Dengan tubuh yang oleng, Erwin pun melangkahkan kakinya masuk ke rumah dengan terseok-seok.
" Delima!!" teriak Erwin begitu keras.
" Woy ja*lang!" teriaknya lagi.
" Wanita miskin dimana kau?!" teriaknya untuk yang ketiga kalinya, namun tidak ada sahutan dari Delima.
Erwin kesal karena ditulikan oleh Delima, ia pun memecahkan vas bunga yang ada diatas meja sofa kelantai.
Dan seketika lampu ruang tamu menyala, Erwin menyeringai. Dia pikir itu adalah Delima, namun perkiraannya salah karena itu adalah papa Ardi.
" Pa-pa!" gagap Erwin dengan mata membulatnya.
" Darimana kau jam segini?" tanya papa Ardi dingin dan tegas.
" Ada urusan," jawab Erwin santai berusaha menyadarkan dirinya dari mabuk yang melandanya.
" Ada urusan? Urusan hura-hura dengan temanmu itu? Lihatlah! Kau bahkan mabuk. Cih... apakah benar kalau kau adalah Erwin Pratama? Putraku," cemoh papa Ardi.
" Kalau saja kalian tidak menikahkanku dengan wanita itu, aku tidak akan seperti ini!!" teriak Erwin pada papa Ardi.
Papa Ardi tertawa sinis, " Kau bilang tidak suka kepadanya, tapi kenapa kau malah mengambil keuntungan besar darinya?" tanya papa Ardi menaikan sebelah alisnya.
" Keuntungan besar?" tanya Erwin.
" Jangan sok tidak mengerti apa maksud papa Erwin!" tegas papa Ardi.
" Dia istriku sudah pasti dia harus melayaniku sebagai suaminya!" balas Erwin tidak mau kalah.
" Kau sekarang mengakuinya sebagai istrimu kalau sudah menyangkut hal itu, tapi kenapa tidak menganggapnya istri didepan umum dan malah menyembunyikannya didalam sini?" geram papa Ardi.
" Itu tergantung padaku dan papa tidak ada hak mengatur rumah tanggaku!!" ucap Erwin.
Plak!
Papa Ardi menampar Erwin dengan sangat keras. Erwin langsung tersadar dari setengah mabuknya itu. Dia memegangi pipinya yang terasa panas bekas tamparan sang papa.
" Kau ini memang suami yang tidak tahu diuntung!!" ucap papa Ardi menunjuk wajah Erwin.
***
SLOW UP YAH😊
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTENYA🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
SRI HANDAYANI
luar binasa sadisnya 😡😡😭😭
2024-02-19
0
Lela Lela
Rasain tamparan papamu pst uenak 😁
2023-01-25
0
Yunerty Blessa
Erwin tega sekali
2022-11-10
0