SELAMAT MEMBACA!
***
"Huft..." Delima menghela napasnya gusar.
Delima berdiri dari kursi meja rias dan menatap wajahnya dalam-dalam lewat cermin meja rias tersebut.
"Del, lihatlah dirimu! Bahkan sekarang wajahmu nampak begitu pucat," ucap Delima tersenyum miris menatap wajahnya yang masih pucat meskipun sudah dilapisi make up.
Delima menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, Ia lalu tersenyum manis. Delima meraih tasnya lalu keluar dari kamar.
"Nyonya," panggil Mbok Tini.
"Eh, mbok! Ada apa mbok?" tanya Delima.
"Nyonya mau ke mana? Bukannya nyonya sedang sakit? Wajah nyonya aja masih pucat tuh," tunjuk Mbok Tini.
Delima tersenyum, "Delima udah mendingam kok mbok," ujar Delima.
"Tapi..."
"Sudah dulu yah mbok, Delima buru-buru nih," potong Delima lalu melambaikan tangannya dan berlari keluar rumah.
"Apa yang sebenarnya anda sembunyikan nyonya?" tanya Mbok Tini.
***
Delima sampai di rumah sakit tempatnya biasa check up dan melakukan kemoterapi.
Dengan sedikit berlari akhirnya Delima sampai di ruangan Dokter Tia.
Ceklek!
Delima membuka pintu ruangan Dokter Tia.
"Selamat pagi dok," sapa Delima tersenyum.
"Del, ada apa dengan wajahmu?" tanya Dokter Tia. "Apa sakit kepalamu datang lagi?" tebak Dokter Tia.
Delima mengangguk, "Lebih parah dari sebelumnya dok," jawab Delima.
"Itu karena kamu jarang meminum obat dan juga melakukan kemo Del, bukankah sudah kukatakan padamu sebelumnya? Untuk apa kamu membeli obat semahal itu jika tidak kamu minum?" gerutu Dokter Tia sedikit marah akibat kelalaian Delima.
"Maafkan saya dok," sesal Delima menundukkan kepalanya.
"Sudah berapa kali kamu minta maaf? Kalau kamu memang mau sembuh, maka lakukan apa yang saya katakan!" balas Dokter Tia dan dijawab anggukan kepala oleh Delima.
Dokter Tia geleng-geleng kepala, "Saya hanya ingin kamu tidak bernasib sama seperti putri saya Del," ujar Dokter Tia senduh.
"Saya tahu,dokter akan membantu saya sampai sembuh dan kalaupun saya akan berakhir sama seperti putri anda, itu berarti sudah di takdirkan oleh Tuhan," pungkas Delima tersenyum pada Dokter Tia.
"Sertakan juga usahamu! Jangan hanya bisa pasrah, semuanya bisa berubah jika kita mau berusaha," balas Dokter Tia.
"Saya akan berusaha semampu saya dok," kata Delima yakin.
"Mari kita ke ruang kemo sekarang," tutur Dokter Tia berdiri dari duduknya.
Delima dan Dokter Tia berjalan menuju ruang kemoterapi.
"Mari kita mulai sekarang Del," kata Dokter Tia. "Berbaringlah biar Dokter Sarah yang membantumu," tambah Dokter Tia.
Delima lalu membaringkan tubuhnya pada ranjang kemoterapi dan Dokter Sarah pun mulai melakukan tugasnya.
***
"Bagaimana dok?" tanya Dokter Tia pada Dokter Sarah.
"Saya kira anda juga tahu jika kanker otak yang dideritanya kini sudah memasuki stadium tiga?!" ujar Dokter Sarah menatap Delima yang juga menatapnya dari pembaringan pasien.
"Iya saya tahu itu," balas Dokter Tia.
"Delima mengidap penyakit kanker otak primer selama tiga tahun bukan?" Delima mengangguk. "Dan apa kamu tahu jika kanker yang kamu idap ini glioblastoma, yang merupakan jenis kanker otak yang sangat agresif?" tanya Dokter Sarah lagi.
"Iya saya tahu dok," jawab Delima.
"Lantas kenapa kamu selalu telat melakukan kemo?" tanya Dokter Sarah nadanya sedikit menggertak.
"Maafkan saya dok," imbuh Delima. Dokter Tia dan Dokter Sarah sudah seperti keluarga baginya.
Selama tiga tahun silam merekalah yang membantu Delima untuk berjuang melawan penyakit yang di derita Delima.
"Del dengarkan aku, kamu sudah mengidapnya selama tiga tahun dan harapan hidup dari pasien kanker otak umumnya hanya mencapai lima tahun. Sementara yang bertahan hidup mencapai 10 tahun atau lebih hanya 15 dari 100 orang atau sekitar 15%," jelas Dokter Sarah.
"Aku harap kamu paham dengan apa yang aku katakan tadi," tambah Dokter Sarah.
Delima berusaha tersenyum meski dia ingin menangis. Penderita kanker otak hanya bisa bertahan hidup selama lima tahun, itu pun jika meraka beruntung dan bagaimana jika Delima tidak seberuntung mereka?
"Pasti kamu akan sembuh Del! Kami akan selalu membantumu agar kamu cepat sembuh," tutur Dokter Tia memeluk Delima.
"Terima kasih karena kalian sudah berperan penting dalam penyumbuhanku," ucap Delima terharu.
***
SLOW UP YAH😊
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTENYA🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Lela Lela
semoga sembuh delimany thor
2023-01-30
0
Mamak Serinu
dell jangan abaikan itu penyakitt kyak saya kanker parotis pembengkakan kelenjar getah bening, stadium 3A , kemo 6x sinar Radio terapi. 40 x syuku udah sembuh skrang ttp minum obat
2021-04-04
0
Mhey Ondang Winerungan
pas udah syg2nya bru suaminya tau delima mengidap penyakit itu...
gmna reaksi erwin yaaa...???🤔🤔🤔
2021-04-04
0