"DELIMA" Wanita Malang

"DELIMA" Wanita Malang

Bab 1

SELAMAT MEMBACA!

***

"Selamat pagi nyonya," sapa Tini, pembantu rumah yang dihuni sebuah pasangan suami istri yang baru menikah dua minggu yang lalu.

"Pagi mbok," sapa balik sang istri yang bernama Delima.

"Butuh sesuatu nya?" tanya mbok Tini.

Delima menggeleng ia lalu mulai mengiris daun bawang yang sebelumnya dilakukan oleh mbok Tini.

"Delima mau bantu mbok," tutur Delima tersenyum lebar.

"Emang nanti tuan gak akan marah nya?" tanya mbok Tini hati-hati. Bukan apa-apa cuma seminggu sudah ia bekerja dan semuanya terasa salah dimata sang majikan laki-laki.

Majikan laki-lakinya itu selalu saja menyudutkan istrinya. Salah ambil lauk saja sudah marah-marah tanpa rem.

"Tenang mbok mas Erwin lagi tidur kok," jawab Delima masih memotong-motong daun bawangnya.

Mbok Tini tersenyum. Dia salut dengan ketangguhan majikan perempuannya itu. Meskipun sering dimarahin, dibentak bahkan tidak segan-segan dipukul oleh sang suami, ia masih mau melakukan kewajibannya sebagai seorang istri yang baik.

Jaman sekarang jarang ada perempuan seperti Delima. Sekarang kedudukkan perempuan dan pria sama dimata masyarakat. Pria bekerja perempuan pun sama bisa bekerja juga.

Mbok Tini meringis saat tanpa sengaja ia melihat bekas keunguan dilengan kanan majikannya itu. Dia tahu itu pasti bekas pukulan sang suami yang kejamnya tiada tara.

"Biar mbok saja nya, nyonya sebaiknya oleskan salep dulu tuh dilengan nyonya," tutur mbok Tini.

Delima tersenyum, "Kelihatan yah mbok? Padahal udah Delima usahain buat gak kelihatan loh," ucap Delima berusaha bercanda namun tersirat luka yang mendalam dari suaranya itu.

"Yang sabar yah nya!" ucap mbok Tini tersenyum.

"Pasti mbok," balas Delima lalu dia pun meraih kotak obat kemudian mengoleskan salep pada luka-lukanya.

"Mau mbok bantu nya?" tawar mbok Tini kala melihat Delima kesulitan mengoleskan salep tersebut pada pundaknya.

Delima menggeleng seraya tersenyum pada mbok Tini, "Gak usah mbok Delima bisa kok," ucapnya.

"Ehem ehem," deheman dari sang suami membuat salep tersebut terjatuh dilantai dekat dengan kaki Erwin.

Delima menunduk dalam-dalam. Dia memang bisa menjadi wanita kuat dan tangguh, namun tidak melupakan jika dia juga takut kala melihat wajah garang sang suami.

"Dimana baju kerjaku?" tanya Erwin datar dan tegas.

"Maaf mas, aku lupa menyiapkannya," sesal Delima sembari meremas-remas jari-jarinya.

"Lupa?" Erwin mulai naik pitam.

"Ma-maafkan aku mas," ucap Delima lagi. Kali ini ia sudah mengangkat wajahnya. Memandang mata sang suami yang sudah berkilat marah.

"Kutunggu kau dikamar!" kata Erwin lalu mendahului Delima menuju kamar mereka.

"Mbok, Delima ke kamar dulu yah," pamit Delima dan diangguki oleh mbok Tini.

Mbok Tini tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Ya, apalagi kalau bukan KDRT. Terkadang mbok Tini heran sama majikan laki-lakinya itu.

Kalau dengannya ia bersikap begitu sopan dan baik, namun berbanding terbalik pada sang istri yang selalu ia caci maki dan selalu ia siksa baik fisik maupun batinnya.

Delima masuk kedalam kamarnya dan sang suami. Meskipun pernikahan mereka tidak normal, tapi mereka tidur sekamar dan juga seranjang.

Melakukan kontak fisik?

Jangan tanyakan lagi. Sudah sering dan berulang kali mereka lakukan. Dan bukannya kelembutan yang ia dapat dari sentuhan sang suami, melainkan sebuah sentuhan yang tidak ada bedanya dengan penyiksaan.

"Sudah berapa kali kubilang padamu, ha? Bukankah sudah kubilang siapkan bajuku! Jangan pernah membuatku marah dan memukulimu pagi-pagi breng*sek!!" ucap Erwin dengan nada meninggi.

Delima hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Menangis sekarang tidak ada lagi gunanya. Sudah sering air matanya itu jatuh hanya karena sang suami.

"Maafkan aku mas," tutur Delima dengan sepenuh hati.

"Seharusnya aku tidak menikahimu. Kalau saja bukan karena mama yang mengancamku kau tidak akan pernah menjadi istri dari Erwin pratama!!" sungut Erwin lalu masuk kedalam kamar mandi dan membanting pintu kamar mandi begitu kasar.

Sesak kini Delima rasakan. Suara isakan mulai terdengar dari bibir ranumnya. Isaknya sangat menyayat hati pendengarnya.

Delima sakit hati mendengar bahwa suaminya itu tidak pernah menginginkan dirinya memasuki kehidupan Erwin.

Tanpa membuang waktu lagi, Delima menyeka air matanya lalu mengambilkan setelah jas kantor untuk suaminya, dasi dan yang lainnya.

***

SLOW UP YAH😊

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTENYA🤗

Terpopuler

Comments

Lela Lela

Lela Lela

yang sabar delima

2023-01-25

0

Ayu Ayu

Ayu Ayu

aku mulai baca.
tapi masih nyimak

2022-02-19

0

Ema Afrida

Ema Afrida

Hadir

2022-01-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!