SELAMAT MEMBACA!
***
Setelah kepergian ibu mertuanya, Delima kembali ke kamarnya. Delima menatap senduh setiap sudut ruangan pribadi dirinya dan suaminya itu.
Ruangan inilah yang menjadi saksi bisu kekerasan dari seorang Erwin pratama pada istrinya, Delima Maharani.
"Saya terima nikah dan kawinnya Delima Maharani binti Muh. Agus dengan maskawin tersebut dibayar tunai."
Air mata Delima kembali lolos kala teringat proses ijab kabulnya dan Erwin dua minggu yang lalu.
Hari dimana ia merasakan sebuah kebahagian karena memiliki sebuah keluarga yang sangat menyayanginya, namun itu hanyalah angan-angannya saja.
"Kau pikir aku menikahimu karena aku mencintaimu? Cih... bodoh! Kau pikir kau siapa yang bisa dengan mudahnya menjadi istriku, ha? Jika bukan karena ibuku mana mau aku menikahi gadis sepertimu. Jangan pernah mimpi dan meminta lebih padaku, karena disini kau hanyalah pelayan bagiku, layani aku cepat!"
Dan itulah kata yang selalu menusuk-nusuk hatinya saat teringat kembali ucapan sang suami yang hanya menganggapnya sebagai pelayan dan tidak ada bedanya dengan seorang pela*cur.
Delima mengadahkan wajahnya keatas berharap air matanya dapat berhenti karena semakin ia mengingat kembali hal-hal yang membuatnya terluka, semakin deras pula air matanya.
Delima kemudian mengambil tasnya lalu kembali turun ke bawah.
"Mbok, Delima mau keluar sebentar. Nanti kalau Delima pulangnya terlambat beritahu mas Erwin yah mbok," pamit Delima pada mbok Tini yang sedang menyapu.
"Siap nya, memang nyonya mau kemana?" tanya mbok Tini.
"Ada urusan mendesak mbok Delima harus berangkat sekarang dan maafkan Delima yah mbok yang tidak bisa membantu mbok sekarang," ujar Delima lirih.
"Tidak apa-apa nyonya! Lagi pula inikan tugasnya mbok," balas mbok Tini sambil terkekeh.
"Baiklah saya pamit yah mbok, assalamualaikum mbok," ucap Delima menyalami tangan mbok Tini lalu keluar rumah.
Delima memesan taksi online. Yah, karena tidak diberikan alat transportasi pribadi, jadilah Delima harus naik kendaraan umum.
Delima hanyalah gadis biasa yang berasal dari keluarga biasa pula. Ayahnya meninggalkan dirinya dan ibunya saat usia Delima masih empat tahun dan sampai sekarang Delima tidak tahu bagaimana rupa ayahnya itu.
Benci?
Tidak! Delima tidak pernah membenci ayahnya, karena ibunya selalu berkata jika semua yang terjadi dalam hidup ini adalah kehendak yang diatas dan kita harus bisa menghadapinya.
Jangan membiasakan membenci seseorang karena telah melakukan kesalahan padamu, namun berbuat baiklah kepadanya sebagai balasan atas perbuatan mereka kepadamu.
Insyaallah surga adalah tempatmu kelak di akhirat.
" Ke rumah sakit X yah pak," seru Delima saat dirinya sudah masuk kedalam taksi.
Sopir itu mengangguk lalu menjalankan mobilnya menuju rumah sakit yang diberitahukan Delima.
Dua minggu yang lalu Delima adalah seorang suster di rumah sakit yang berada dipelosok kota, namun karena telah menikah ia harus meninggalkan provesinya itu.
Erwin selalu menafkahinya. Erwin melaksanakan semua tugasnya sebagai seorang suami kepada istrinya.
Kalau saja Erwin mau membuka hatinya dan mulai menerima pernikahan mereka ini, mungkin saja pernikahan mereka akan menjadi pernikahan paling bahagia.
Karena Delima bisa merasakan sosok setia, penyayang dari dalam diri Erwin. Namun, karena dia tidak mau menerima pernikahan ini, jadilah ia selalu bersikap kasar pada Delima.
"Sudah sampai neng," imbuh sopir taksi itu.
"Ini uangnya pak," Delima lalu turun dari mobil.
Delima kemudian berjalan menelusuri koridor rumah sakit dan berhenti ketika sudah berada didepan ruangan yang ia cari-cari.
Delima menghela napas terlebih dahula baru mendorong pintu ruangan itu dan masuk kedalamnya.
***
SLOW UP YAH😊
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTENYA🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
YuliaBilqis
Sosok sabar kebanyakan d punyai istri d setiap novel 🥰🥰👍
2021-06-06
0
Eka Pricilia
ko setiap novel yg kubaca ,kenapa semuanya wanitanya yg di sakiti ya
2021-04-21
0
indah auliya
penyayang apanya orang jhat kayak gitu kk
2021-04-02
0