SEKEPING HATI

SEKEPING HATI

Awal Semuanya

Cantik adalah satu kata yang bisa menggambarkan visualisasi gadis ini. Gadis dengan tinggi 170 cm itu berjalan dengan langkah pasti menuju kelasnya, karena hari ini dia ada jadwal kuliah pagi. Gadis itu bernama Renata Putri Wardana. Saat ini Renata tercatat sebagai mahasiswi kebidanan semester 5 di salah satu Universitas Swasta di Kediri.

“Rena ... tungguin!” Renata menghentikan langkahnya setelah mendengar ada yang berteriak memanggil namanya. Gadis berambut panjang itu langsung membalikkan tubuhnya. Renata mengangkat satu alisnya ketika melihat sahabatnya sedang berjalan terburu- buru kearahnya.

“Ya ampun ... aku kok kamu tinggalin sih, tega banget sama sahabat kamu yang super cantik ini?" tanya seorang gadis manis berlesung pipi yang bernama Rara. Rara menghentikan langkahnya didepan Renata sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan setelah berlari.

“Siapa suruh bangun telat? Lagi pula dosen kita satu ini killer sis, aku sih ogah kalau nanti telat terus dapat hukuman. Lagi pula ya Ra, jarak kontrakan kita ke kampus kan enggak jauh juga,” jawab Renata cuek sambil membalik tubuh dan meneruskan langkahnya.

“enggak jauh kata kamu?” Jawab Rara dengan wajah merah padam karena emosi. “Kalau kamu lupa, jarak kontrakan kita ke kampus itu hampir 2 km Rena! Dan kamu bilang enggak jauh?”

"Enggak sampai 5 km itu berarti masih dekat Ra, aku biasanya kalau joging malah lebih dari 2 km larinya. Kamu baru jalan segini saja sudah uring-uringan."

"Kalau joging memang kamu niatnya mau olah raga Rena, kalau aku jatuhnya olah raga karena terpaksa," jawab Rara dengan nada jengkel yang tidak disembunyikan sama sekali pada Renata.

"Udahlah enggak usah ngambek begitu. Yah ... hitung-hitung kamu oleh raga pagi buat bakar lemak Ra, jadi nanti siang kamu bisa bebas makan tanpa memikirkan diet,” jawab Rena sambil cekikikan.

“Seneng bener kamu Ren liat temannya susah," cibir Rara sambil cemberut.

Renata tak menanggapi kata-kata Rara, dia hanya tersenyum dan melanjutkan langkahnya. Radeya Silviana Pratama atau yang biasa dipanggil Rara oleh orang terdekatnya adalah sahabat Renata dari SMP. Selain Rara, Renata juga masih memiliki dua sahabat lagi yang saat ini sedang berkuliah di kota yang berbeda dengan dirinya. Taramitha atau yang sering dipanggil dengan Mitha oleh orang terdekatnya saat ini sedang berkuliah di Malang, sedangkan Diandra saat ini sedang berkuliah di Surabaya. Tetapi walaupun mereka mengenyam pendidikan di tiga tempat yang berbeda bukan berarti persahabatan mereka berjarak. Mereka berempat tetap dekat layaknya saudara. Karena apabila ada libur kuliah mereka akan menyempatkan bertemu dan jalan-jalan bersama, entah itu Renata dan Rara yang berkunjung ke Malang atau Surabaya maupun sebaliknya.

...* * *...

“Ren ...." panggil Rara sambil berguling-guling di atas kasur milik Renata.

“Hmm," jawab Renata tanpa mengalihkan matanya dari layar laptop. Karena sekarang Renata sedang serius mengerjakan proposal miliknya.

“Rena ... kamu ditanyain lo, sama Kak Raka yang anak perawat kakak tingkat kita itu. Katanya dia titip salam sama kamu,” ucap Rara dengan semangat 45.

“Waalaikum salam,” jawab Renata dengan santai, masih tanpa menatap sahabatnya itu.

“Gitu doang tanggapan kamu? Lempeng banget neng?” tanya Rara bingung.

“Ya terus aku mesti gimana Ra, mesti jingkrak-jingkrak kayak anak TK yang dapat hadiah?” jawab Renata masih dengan sikap tenang yang tidak berubah sejak tadi.

“Ck ... ya enggak gitu juga Rena anaknya Bapak Wardana! Maksudku kamu seharusnya lebih ekspresif Ren, terlihat lebih antusias lah! Ini yang titip salam salah satu mahasiswa terpopuler di Fakultas kita lo Ren.”

“Aku melihat Kak Raka sama seperti aku melihat cowok lain di kampus Ra. Jadi mau sepopuler apapun ya enggak ngaruh juga. Lagi pula selama ini aku cuma menaruh rasa hormat sama dia karena dia kakak tingkat kita, walaupun berbeda program study,” jawab Renata tenang.

“Ckck ... jangan bilang, kamu belum bisa move on dari mantan mu yang pengkhianat itu. Ini sudah lebih dari setahun kamu putus sama dia Rena. Mestinya kamu itu cari gandengan baru, biar otak kamu sedikit refreshing! Nggak cuma memikirkan anatomi panggul sama APN doang."

Renata langsung melirik sekilas sahabatnya itu, yang saat ini sedang duduk di atas ranjangnya sambil menghela nafas panjang.

“Yang bilang aku belum move on itu siapa Ra? Kenapa mesti bahas dia lagi, jadi males kan akunya. Asal kamu tahu ya Radeya anaknya Bapak Pratama, aku itu cuma mau fokus dulu sama kuliah aku. Kamu tahu kan kalau aku pengen cepat lulus dengan nilai yang bagus dan langsung bekerja biar bisa bahagiain orang tua. Jodoh mah bisa dipikir nanti, karena jodoh yang sebenarnya itu yang berani minta kamu ke ayah kamu Ra, bukan cuma yang bisa ngajak kamu haha-hihi ke sana kemari tapi kalau sudah bosan ditinggal lari.” Mendengar jawaban Renata yang panjang itu membuat Rara mendengus kesal.

“Omongan kamu neng! Susah ah ngomong sama kamu. Mending aku tidur.” Ucap Rara sambil meninggalkan kamar Renata. Melihat sahabatnya yang meninggalkan kamarnya dengan tampang kesal itu, membuat Renata terkekeh pelan.

Renata tidak memungkiri bahwa pengkhianatan yang dilakukan oleh sang mantan kekasih setahun yang lalu telah menorehkan luka yang dalam dan menghancurkan hatinya jadi berkeping-keping. Karena hal itu pula dirinya menjadi sangat selektif dan berhati-hati bila menyangkut urusan laki-laki yang mendekatinya. Renata belum siap memulai hubungan baru, ketika hatinya nya saja masih dalam tahap penyembuhan agar kepingan hatinya bisa menyatu lagi. Sehingga Renata memutuskan untuk tidak menjalin hubungan dengan siapapun sampai dia menyelesaikan pendidikannya dan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

...* * *...

"Ren tolongin aku ya, please ...." Pinta Mitha sambil menangkupkan kedua tangannya didepan dada. Renata mengernyitkan kening karena bingung melihat kelakuan sahabatnya yang lain ini. Hari ini Mitha—salah satu sahabat baiknya dari SMP—datang ke kontrakannya. Padahal Mitha hanya sedang mendapat libur satu hari saja.

"Minta tolong apa?" tanya Renata tanpa basa-basi sambil melirik Mitha sekilas.

"Tolong pinjemin akun Facebook kamu dong, soalnya Facebook aku lagi eror, please Ren ... bentar kok gak lama," ucap Mitha dengan nada memelas.

"Emang buat apa sih Mi?" tanya Renata sambil memutar tubuhnya menghadap sahabatnya itu.

"Ada deh, please  Ren ... aku janji enggak bakal aneh-aneh," rayu Mitha lagi sambil tersenyum manis kearah Renata. Renata menatap sahabatnya itu dengan mata menyipit curiga.

"Kamu enggak sedang niat selingkuh dari pacar kamu pakai medsos aku kan?” tanya Renata dengan nada tajam. Mendapat pertanyaan tak terduga dari sahabatnya membuat Mitha sedikit salah tingkah.

“Ya enggak lah Ren, emang aku gila apa? Kamu tahu sendiri kan gimana aku ngejar Calief dulu sampai dia mau jadi pacar aku? Ya walaupun sikapnya Calief agak nyebelin selama ini. Kadang aku itu suka sebel kalau cewek-cewek disekitar dia itu suka goda-goda dia. Walaupun dianya lempeng aja, enggak nerima tapi juga enggak nolak. Nyebelin kan Ren, aku sering makan hati sama dia," ucap Mitha yang bercerita dengan nada merajuk. Mendengar curhatan sang sahabat itu, Renata mengernyitkan dahinya.

“Ya kalau kayak gitu kenapa enggak kamu putusin aja? Setelah putus kamu enggak perlu makan hati lagi. Simple kan?” jawab Renata dengan enteng.

“Simple apanya Renata? Kamu tahukan butuh waktu 2 Tahun sampai akhirnya Calief mau menjadi pacar aku. Perjuangan aku itu panjang dan penuh air mata Rena. Masa sekarang setelah dapat mau aku lepas begitu saja?” jawab Mitha dengan cemberut.

Ckck ... miris sekali nasibmu Mi, punya pacar kok egois. La ... miris mana sama nasibmu Ren yang pacarnya selingkuh? Ucap Renata dalam hati.

“Oke. Tapi enggak pakai lama ya, dan cuma buat hari ini aja! Satu lagi punya aku, jangan berbuat aneh-aneh yang bisa bikin aku dalam masalah Mi! Apalagi kamu buat cari gebetan baru, soalnya aku nggak mau berurusan sama Mas Calief," ucap Renata sambil menatap sang sahabat dengan serius. Kali ini Renata berusaha bersikap tegas kepada sahabat nya, karena dirinya benar-benar tidak mau berurusan dengan pacar Mitha yang menurutnya seperti manusia kutub itu.

"Oke Ren, thanks ya ...." Senyum Mitha terkembang begitu sempurna ketika keinginannya dikabulkan Renata.

Renata tidak tahu bahwa niat baiknya membantu sahabatnya akan berubah menjadi mala petaka suatu hari nanti.

TBC

Terpopuler

Comments

via tingting

via tingting

br landing

2021-09-07

0

irfan ironfist

irfan ironfist

aroma mahasiswa UNISMA

2021-08-06

0

Jujuk Jujuk

Jujuk Jujuk

hadir thor.

2021-07-26

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Semuanya
2 Tamu Tak Diundang
3 Hari Penuh Kesialan
4 Pengkhianat
5 Teror
6 Ketenangan Sementara
7 Kesepakatan
8 Maaf dan Terima Kasih
9 Denial
10 Kejutan
11 Berbicara
12 Keributan
13 Hujan
14 Jangan Pergi
15 Beri Aku Sekeping Hatimu
16 Kedatangan Bunda
17 Mother and Daughter
18 Liburan
19 Ucapan Manis Ditengah Malam
20 Kejutan Spesial
21 Jawaban Renata
22 Lamaran
23 Sebuah Rahasia
24 Calon Mertua
25 Cemburu
26 Pengganggu
27 Masa Lalu yang Mengganggu
28 Kata Cinta yang Tertunda
29 I Love You
30 Acara Dadakan
31 Dia, Siapa?
32 Penjelasan
33 Perubahan Rencana
34 Rencana Renata
35 Bertemu
36 Berbagi Beban
37 Tetap Disampingku
38 Kenyataan
39 Pamitan
40 Firasat
41 Belahan Jiwa
42 Tangisan Renata
43 Duka
44 Deja Vu
45 Keributan
46 Tetap Setia
47 Bukan Akhir
48 Mengamuk
49 Alasan
50 Masa Lalu Ratih
51 Meyakinkan Calief
52 Rindu Mama
53 Hari Penuh Emosi
54 Kejutan dari Renata
55 Wedding Day
56 Suami
57 Larangan Calief
58 Takut
59 Honeymoon
60 First Night
61 Menghisap Madu
62 Beban
63 Sharing
64 Masalah yang Serupa
65 Keras Kepala
66 Keputusan Renata
67 Maaf
68 Obat Alami
69 Insiden Pagi
70 Terbuka
71 I Trust You
72 Ada Aku
73 Masalah lagi
74 Mengembalikan Semuanya
75 Kembali Dekat
76 Taruhan
77 Anugerah
78 Reuni Masa Lalu
79 Tangisan 3 Hati
80 Women's Talk in Night
81 Minta Izin
82 Keputusan Calief
83 Titipan Tuhan
84 Tanggung Jawab
85 Persahabatan
86 Agresif dan Sensitif
87 Mood Bumil
88 Pertemuan yang Tak Diharapkan
89 Kecelakaan
90 Kejadian Sebenarnya
91 Aku Memaafkan Kamu
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Awal Semuanya
2
Tamu Tak Diundang
3
Hari Penuh Kesialan
4
Pengkhianat
5
Teror
6
Ketenangan Sementara
7
Kesepakatan
8
Maaf dan Terima Kasih
9
Denial
10
Kejutan
11
Berbicara
12
Keributan
13
Hujan
14
Jangan Pergi
15
Beri Aku Sekeping Hatimu
16
Kedatangan Bunda
17
Mother and Daughter
18
Liburan
19
Ucapan Manis Ditengah Malam
20
Kejutan Spesial
21
Jawaban Renata
22
Lamaran
23
Sebuah Rahasia
24
Calon Mertua
25
Cemburu
26
Pengganggu
27
Masa Lalu yang Mengganggu
28
Kata Cinta yang Tertunda
29
I Love You
30
Acara Dadakan
31
Dia, Siapa?
32
Penjelasan
33
Perubahan Rencana
34
Rencana Renata
35
Bertemu
36
Berbagi Beban
37
Tetap Disampingku
38
Kenyataan
39
Pamitan
40
Firasat
41
Belahan Jiwa
42
Tangisan Renata
43
Duka
44
Deja Vu
45
Keributan
46
Tetap Setia
47
Bukan Akhir
48
Mengamuk
49
Alasan
50
Masa Lalu Ratih
51
Meyakinkan Calief
52
Rindu Mama
53
Hari Penuh Emosi
54
Kejutan dari Renata
55
Wedding Day
56
Suami
57
Larangan Calief
58
Takut
59
Honeymoon
60
First Night
61
Menghisap Madu
62
Beban
63
Sharing
64
Masalah yang Serupa
65
Keras Kepala
66
Keputusan Renata
67
Maaf
68
Obat Alami
69
Insiden Pagi
70
Terbuka
71
I Trust You
72
Ada Aku
73
Masalah lagi
74
Mengembalikan Semuanya
75
Kembali Dekat
76
Taruhan
77
Anugerah
78
Reuni Masa Lalu
79
Tangisan 3 Hati
80
Women's Talk in Night
81
Minta Izin
82
Keputusan Calief
83
Titipan Tuhan
84
Tanggung Jawab
85
Persahabatan
86
Agresif dan Sensitif
87
Mood Bumil
88
Pertemuan yang Tak Diharapkan
89
Kecelakaan
90
Kejadian Sebenarnya
91
Aku Memaafkan Kamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!