Suara ponsel yang berdering sejak tadi nyatanya tidak sanggup membangunkan Renata dari alam mimpi. Tiba-tiba pintu kamarnya yang memang tidak dikunci, dibuka dari luar dan sang bunda berjalan masuk dengan langkah pelan.
"Anak ini pasti capek." Ucap Rima sambil menghela nafas panjang.
“Kak bangun ... Kakak bangun sebentar." Renata hanya mengerang pelan pertanda bahwa tidurnya merasa terusik. Namun mata gadis itu masih setia menutup.
Sang bunda yang tidak patah semangat terus menepuk pipi anak gadisnya pelan sambil memanggil namanya. Renata merasa baru sebentar menikmati alam mimpinya, namun sekarang sudah harus dibangunkan lagi.
Kelopak mata gadis itu perlahan terbuka, menyesuaikan dengan cahaya yang ada disekitarnya. Hal pertama yang Renata lihat adalah wajah sang bunda yang sedang duduk dipinggir ranjang nya. Kemudian mata cantik itu melirik jam yang tergantung di kamarnya.
Renata langsung mengerang keras ketika jarum pendek jam itu menunjuk pada angka sembilan. Yang benar saja, dirinya baru tidur sekitar 2 jam dan sekarang sudah harus dibangunkan lagi?
“Ada apa bun? Kalau ada pasien yang mau melahirkan lagi lebih baik Bunda telepon Mbak Ami atau Mbak Desy buat bantuin Bunda. Kakak udah nyerah kalau ada pasien lagi. Lambaikan tangan ke kamera Bun pokoknya!” jawab Renata asal sambil memejamkan matanya lagi. Matanya masih terasa berat untuk terjaga.
“Bukan Kak, didepan memang ada pasien. Tapi ini khusus pasien kamu. Ayo bangun dulu nanti kalau urusan Kakak sudah selesai, Kakak bisa tidur lagi.” Ucap Rima sambil menepuk lagi pipi Renata.
“Bun Kakak ngantuk banget ini. Lagi pula siapa sih Bun orang enggak jelas yang jadi pasien Kakak? Kakak kan enggak praktek di klinik Bunda, jadi mustahil lah kalau punya pasien tetap.” Melihat mata sang putri yang tak kunjung terbuka, membuat bunda Renata berdecak kesal.
“Kamu ini, itu ada Calief didepan Kak. Dia kan pasien khusus kamu.” Mendengar kata-kata sang bunda yang diucapkan dengan nada kesal membuat mata Renata langsung terbuka lebar. Renata menatap sang bunda dengan tatapan horor. "Dengar nama Calief aja mata kamu langsung melek!" cibir sang bunda lagi.
“Bunda enggak bohong kan?” tanya Renata penuh selidik, tanpa membalas cibiran bunda nya.
"Buat apa Bunda bohong sama kamu, enggak ada untungnya juga buat Bunda Kak. Udah ayo bangun dulu!" ucap Rima, sambil menarik kedua tangan putrinya agar bisa duduk. Renata langsung mengucek kedua matanya, kemudian tangannya beralih menutup mulutnya saat menguap.
"Udah cepetan sana keluar, kasian Calief jika nunggu terlalu lama. Tapi Kakak ganti baju sama cuci muka dulu. Bunda enggak mau Calief ilfeel sama kamu, karena anak Bunda bau iler.” Ucap sang bunda santai sambil tertawa. Kemudian wanita paruh baya yang tetap cantik diusia senjanya itu melangkah keluar kamar sang putri sulungnya, tanpa menunggu balasan sang putri.
Anakmu ini kalau tidur anggun bun, tidak ada iler yang keluar walau hanya setetes. Ucap Renata tentu saja hanya dalam hati.
Tanpa diperintah dua kali, Renata langsung bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka. Dirinya tidak mandi, karena sebelum tidur tadi Renata sudah mandi. Setelah mencuci muka Renata bergegas berganti baju. Tidak mungkin juga dirinya menemui Calief dengan memakai pakaian kebesarannya saat tidur, yaitu tank top dan hotpants.
Ngapain mas Calief kesini segala sih? Tanpa Bilang-bilang lagi, keluh Renata.
Pilihan Renata jatuh pada mini dress warna navi sepanjang lutut yang simple namun elegan, tak lupa Renata memoles wajahnya dengan make up tipis dan natural agar wajah lelahnya tidak terlalu terlihat. Apalagi dirinya mempunyai mata panda yang parah akibat bergadang semalam suntuk. Seperti kata bundanya, jangan sampai Calief ilfeel setelah melihatnya dengan wajah mengerikan karena bergadang semalaman. Padahal tanpa Renata tahu, laki-laki dengan nama Happy Calief Pratama itu akan selalu menerimanya dalam situasi dan kondisi apapun.
"Oke siap!" ucap Renata sambil tersenyum puas ketika berhasil merias wajahnya.
Renata kemudian berdiri dari depan meja rias nya dan berjalan pelan menuju ruang tamu rumahnya. Semakin dekat dengan tempat tujuannya, Renata bisa mendengar suara tawa ayahnya meskipun masih samar-samar. Anak gadis bunda Rima itu mengernyitkan keningnya pertanda bingung. Renata bertanya-tanya pada dirinya sendiri, sejak kapan sang ayah mudah akrab dengan laki-laki yang dekat dengannya? Apalagi di pertemuan pertama.
Renata menghela nafas ketika menyadari sesuatu, bahwa mungkin bagi ayahnya ini bukan pertemuan pertama dengan Calief. Mengingat kata sang bunda dirinya dan Calief saling mengenal sejak kecil. Tapi Calief jaman kecil dan sekarang kan sudah berbeda, seharusnya ayahnya juga tidak langsung bisa se-akrab itu juga.
Tidak mau memikirkan sesuatu yang membuat kepalanya pusing, Renata segera mempercepat langkah nya agar segera sampai di ruang tamu.
Ketika mata pria paruh baya yang bernama Ibrahim Wardana itu melihat kehadiran sang putri, tawa laki-laki itu langsung terhenti seketika digantikan dengan senyuman lembut yang diarahkan pada Renata.
“Kak, duduk di samping Ayah sini!" ucap ayah Renata sambil menepuk sofa disebelahnya. Tanpa pikir panjang Renata langsung menuruti perintah ayahnya.
Rena mengernyitkan keningnya, karena ternyata di sana ada bundanya juga. Padahal biasanya kalau ada tamu seperti ini sang bunda jarang ikut nimbrung, kecuali tamu itu memang tamu yang mencari bundanya.
Kemudian mata Renata menatap Calief, dengan tatapan kesal yang tidak dia sembunyikan sama sekali. Renata tidak perduli kalau dirinya dinilai tidak sopan terhadap tamu di depannya saat ini yang menjabat sebagai kekasihnya. Bukannya tersinggung atau kesal melihat tingkah Renata, Calief justru tersenyum kearah sang kekasih.
Renata tertegun ditempatnya. Ya ampun, itu senyuman manis banget. Lama-lama aku bisa diabetes kalau terus mandang Mas Calief, ucap Renata dalam hati.
"Kak Rena, Ayah mau bicara sama kamu, dengarkan Ayah baik-baik!" Renata mengalihkan pandangannya dari Calief ketika mendengar suara ayahnya yang nampak serius. Kemudian gadis cantik itu hanya menganggukkan kepalanya pelan, sebagai jawaban persetujuan atas permintaan sang ayah.
"Jadi kedatangan Nak Calief kesini memang khusus untuk menemui Ayah sama Bunda Kak. Calief meminta izin secara langsung kepada Ayah dan Bunda, untuk menjadikanmu sebagai istrinya. Dia benar-benar berniat menjalin hubungan yang serius sama Kakak. Tapi Ayah kembalikan lagi semua keputusan kepada Kakak. Kalau Ayah dan Bunda setuju saja, asal Kakak bahagia. Karena kebahagiaan Kakak, adalah hal paling penting di atas semuanya.” Ucapan sang ayah membuat tubuh Renata menegang. Otaknya mulai mencerna setiap kata-kata yang diucapkan oleh ayahnya.
Ketika sudah berhasil memahami situasi apa yang dialaminya hari ini, Renata spontan menoleh kearah Calief dengan mata yang melotot kaget. Renata menelan ludah dengan susah payah ketika Calief menatapnya dengan sorot mata penasaran akan jawaban apa yang keluar dari mulutnya.
Kemudian Renata melirik kedua orang tuanya, yang saat ini juga menatapnya ingin tahu. Dia memang mulai mempercayakan hatinya untuk Calief, tapi bukan berarti dirinya bisa langsung setuju begitu saja dengan ide untuk menikah. Apalagi umurnya masih muda, masih banyak hal yang dia ingin lakukan.
Bukan tanpa alasan Renata takut untuk menjawab dengan kata Iya. Renata tahu, ketika tiga huruf itu sudah keluar dari mulutnya, dirinya akan cepat-cepat dinikahkan dengan Calief. Karena kedua orang tuanya itu tipikal orang yang tidak mau menunda sesuatu yang baik. Apalagi Renata tahu bahwa Calief memang termasuk dalam kriteria suami dan menantu idaman.
Tuhan apa ini? Apa mungkin aku masih bermimpi, pagi-pagi sudah dilamar begini?
Kemudian Renata mencoba mencubit tangannya, dan dia langsung meringis ketika merasakan sakit akibat cubitannya sendiri. Ini nyata Renata. Renata mengatupkan mulutnya rapat-rapat, merasa benar-benar bingung mau memberikan menjawab apa. Otaknya mendadak blank, karena mendadak mendapat kejutan spesial seperti ini.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
soenaryati
kakak jawab i y a
2020-12-31
1
Nokiyut
Gabut nungguin Update?
Kuy Mampir di karyaku judulnya TERNYATA CINTA. Kisah Cinta Seorang ceo muda dan gadis cantik sederhana pemilik usaha catering.
2020-11-10
0
Mardi Yana
ceritanya keren banget thor, lanjut dong thor atau bonus bab gitu, soalnya berasa bentar banget bacanya karna seru. penasaran nih thor😁 semangat ya author nulisnya💪💪💪💪💪
2020-11-08
2