Bab 17

Alya mengajak Evi dan Zeni untuk segera meninggalkan tempat itu. Ia merasa tidak nyaman dengan kehadiran Alex dan Rama. Apalagi Alex yang terus berbisik kepada Rama sambil tersenyum, membuat Alya merasa kalau dia sedang mengejeknya.

Di penginapan.

Pak Alex kenapa sih senyam-senyum terus tadi? Apa dia sedang mengejekku?. Mentang-mentang dia bos. Hmmm... sebel aku. Batin Alya.

"Al...kamu belum tidur?"

"Belum Vi. Kamu sendiri kenapa belum tidur?."

"Aku nggak ngantuk. Eh Al, tadi pak Rama ganteng banget ya. Baru kali ini aku lihat dia tanpa setelan kerjanya."

"Terus kenapa kalau dia ganteng? Kamu naksir?"

"Ya enggak. Aku kagum aja."

"Ya iya lah, lagian mana mau pak Rama sama kamu Vi. Hahaha"

"Iya aku juga tahu.Tapi kalau sama kamu, kayaknya dia mau deh Al."

"Jangan mulai deh Vi. Aku yakin orang seperti pak Rama tidak akan mau sama kalangan bawah kayak kita. Udah ah jangan bahas ini lagi. Mending kita tidur."

..........................

Sabtu pagi.

Mereka melanjutkan tour hari kedua mengunjungi candi Prambanan. Disanalah berbagai kegiatan dilakukan. Panitia mengadakan berbagai perlombaan dengan hadiah yang sangat lumayan. Berbagai barang elektronik seperti televisi, mesin cuci, kipas angin, kulkas dan yang lainya ditambah grand prize sebuah sepeda motor untuk juara pertama.

Semua peserta tour diwajibkan mengikuti perlombaan itu, termasuk Alya. Dia sangat antusias mengikuti lomba itu, karena dia mengincar hadiah utama, yaitu sepeda motor. Dan sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak kepadanya. Dia berhasil mendapatkan motor itu. Alya tentu sangat senang. Pak Rama menyerahkan kunci motornya pada Alya, karena motornya sendiri ada di Jakarta.

"Selamat ya Alya." Ucap Rama.

"Terima kasih pak.!

Semua bertepuk tangan.

"Ayo foto dulu." Sahut Alex tiba-tiba menghampiri mereka, sambil mengarahkan kamera.

"Deketan dikit dong." Titahnya.

Acara permainan telah selesai. Dan sekarang waktunya istirahat dan acara bebas. Setelah makan dan istirahat, mbak Karin mengajak Alya kembali melakukan pemotretan untuk foto produknya. Kali ini mbak Karin sendiri yang merias wajah Alya.

Mereka memulai acara pemotretan di penginapan, dan mengambil beberapa gambar di kolam renang dimana Karin dan Rama menginap. Rama memperhatikan Alya dari balkon hotelnya. Entah apa yang dirasakannya pada Alya. Dia memang menyukai Alya, tapi bukan rasa suka seperti apa yang dibicarakan orang-orang di kantor. Setiap melihat Alya, Rama bisa melihat kesedihan dimatanya, membuat Rama merasa ingin melindunginya.Tapi entah dari apa atau dari siapa. Bahkan dia tidak tahu siapa Alya, atau apapun tentangnya.

...................

Jam 12 malam mereka pulang, dan tiba Di Jakarta hari minggu, sekitar pukul 10.00 pagi dihalaman perusahaan. Mereka pun kembali kerumahnya masing-masing.

Alya dan Evi pulang menaiki grab car. Alya sampai dirumah Abimanyu sekitar pukul 11.00 siang. Dia langsung masuk karena pintunya memang tidak dikunci.

Dia sangat terkejut saat melihat adegan yang dilakukan Abimanyu dan Tamara diruang tv. Mereka sedang berciuman dan tidak menyadari kehadiran Alya yang berdiri mematung ditempatnya. Dia masih menatap kedua orang itu, lalu membuang mukanya ke sembarang arah.

Alya ingin segera ke kamarnya. Tapi harus melewati Abimanyu dan Tamara yang sedang berciuman. Alya bingung, dan akhirnya dia diam disana sampai adegan itu selesai.

Abimanyu yang tiba-tiba menyadari kehadiran Alya, menolehkan kepalanya ke arah Alya dan sepertinya dia juga terkejut.

"Alya." Gumamnya pelan.

Alya segera melangkahkan kakinya, melewati mereka dan masuk ke kamarnya. Entah mengapa mata dan hatinya merasakan lagi sakit melihat adegan itu. Padahal dia tahu dari awal kalau Abimanyu dan Tamara memang sepasang kekasih, dan dia hanya dianggap pembantunya. Walau sekarang mereka sudah berteman, tetap saja Abimanyu tidak menganggapnya sebagai istrinya.

Entah apa yang mereka lakukan di rumah ini, selama aku tidak ada? Ya Tuhan kenapa aku merasa sakit mengingatnya? Apa aku cemburu? Tidak...aku tidak boleh cemburu. Mas Abimanyu itu memang suamiku, tapi hati dan cintanya hanya milik nona Tamara. Aku tidak boleh lupa itu. Batin Alya.

Alya mengunci pintu kamar dan langsung merebahkan dirinya yang sudah sangat kelelahan dan capek. Dia pun terlelap, dan bangun sekitar pukul dua siang.

Alya menyetel musik dari hpnya dengan volume yang sangat kencang. Dia pergi ke kamar mandi, dan berendam di bath up, bermain-main dengan busa dari sabun kesukaannya. 45 menit dia dikamar mandi dan masih betah disana. Dia belum berniat mengakhiri acara mandinya.

.

.

Abimanyu pov

Aku sangat terkejut, saat Alya tiba-tiba sudah ada dirumah, berdiri dan melihat aku yang sedang berciuman dengan Tamara. Jujur saja, selama dia pergi aku merasa kesepian, dan juga merindukannya, tapi aku selalu menyangkalnya.

Aku berusaha mengalihkan pikiranku tentang Alya, dengan mengajak Tamara menemaniku sepanjang Alya tidak Ada.Tapi pikiranku tetap pada Alya, walaupun Tamara bersamaku dan aku tidak menyangka, Alya akan pulang siang.Tadinya aku pikir dia akan pulang sore atau malam hari. Aku dan Alya memang sudah berteman.Tapi aku belum mempunyai nomor hpnya. Lucu memang, padahal kami ini tinggal serumah dan kami ini "suami istri".

Tamara sudah pulang sejak tadi. Aku menunggu Alya keluar dari kamarnya. Tapi ia tidak kunjung keluar. Aku beranikan diriku untuk mengetuk pintu kamarnya.Tidak ada jawaban dan pintunya dikunci.

"Apa dia sedang tidur?." Gumamku.

Aku pergi ke taman belakang dekat kamarnya. Aku lihat jendela kamarnya terbuka. Aku mengintipnya dari sana, tapi dia tidak ada di kamarnya. Aku hanya bisa mendengar suara musik dari hp Alya.

Aku masuk ke kamar Alya, lewat jendela seperti seorang pencuri.

Pantas saja dia tidak mendengar ku, rupanya dia sedang di kamar mandi. Gumamku dalam hati.

Entah kenapa aku sampai nekat masuk ke kamar Alya. Aku baru pertama kali masuk ke kamar ini. Cukup nyaman menurutku. Dan tentunya kamar ini jauh lebih rapih dari kamarku, karena jarang aku bereskan.Terakhir kali kamarku dibersihkan pada saat Alya aku marahi. Dan sejak saat itu, aku kembali tidak mengijinkannya masuk ke kamarku.

Aku naik ke kasur Alya, dan berbaring disana sambil menunggu Alya keluar dari kamar mandi. Aku bisa merasakan aroma bunga yang lembut dari sprei dan sarung bantal Alya.

Sudah cukup lama aku disana, tapi Alya tidak juga keluar. Aku berniat akan keluar, namun tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, dan Alya pun keluar.

Aku terpaku saat melihatnya keluar dengan memakai handuk berwarna pink baby, yang panjangnya hanya setengah pahanya. Dia menundukkan kepala sambil mengelap rambutnya yang basah dengan handuk kecil.

Dia lalu berjingkrak-jingkrak, sambil bernyanyi mengikuti lagu yang terdengar dari ponselnya.

Aku tidak tahu lagu apa yang terdengar waktu itu, yang pasti lagu itu adalah salah satu lagu dari grup k-pop yang aku tidak tahu namanya. Alya memutar-mutar kan handuk yang dipegangnya, lalu ia melemparkannya sembarangan hingga mengenai wajahku. Dia tidak menyadari kalau aku ada di kamarnya dan memperhatikannya.

Terpopuler

Comments

Fransiska Widyanti

Fransiska Widyanti

menjijikkan Abi,,,awas Alya jgn mau bekasnya Tamara

2024-06-30

0

@InunAnwar

@InunAnwar

Apakah Rama ini kakak Alya yg pergi dan tak ada kabar nya sdh berthn²??

2022-04-07

1

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

awas melorot 😂😂😂😂😂😂

2022-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!