Bab 3

Selesai acara, Abimanyu langsung membawa Alya ke rumahnya. Rumah yang tadinya ia beli untuk dia dan Tamara. Namun Tamara tidak menyukai rumah itu. Karena menurutnya rumah itu terlalu biasa.

Rumah berlantai dua itu, memilki 3 kamar tidur dan halaman yang cukup luas, lengkap dengan perabotan rumah tangga yang modern. Walau memang rumah itu tidak semewah rumah bu Monika.

Sepanjang perjalanan, Alya dan Abimanyu saling diam. Tidak ada yang berbicara satu patah kata pun.

Sampailah mereka dirumah Abimanyu. Abimanyu turun, sedangkan Alya masih didalam mobil.

"Sampai kapan kamu mau didalam mobil?. Kamu pikir aku akan bukakan pintu buat kamu. Jangan mimpi. Cepat turun. Bawa koperku kedalam." Titahnya.

Alya turun dan menuruti perintah Abimanyu. Dia membawa koper Abimanyu yang ukurannya lumayan besar, membuatnya kesusahan.

"Kenapa? Berat? Sukurin." Ucapnya sambil tersenyum sinis.

"Bawa ke atas, ke kamarku." Titahnya lagi

Alya dengan susah payah membawa koper itu ke atas, dan memasukkannya ke kamar yang pintunya sudah dibuka oleh Abimanyu.

"Sekarang kamu pergi. Kamu pilih kamar kamu sendiri dibawah. Aku tidak sudi sekamar dengan kamu. Jangan kamu pikir, dengan menikah denganku kamu sudah jadi nyonya besar. Ingat!! Kamu ini hanya aku anggap pembantu, dan selamanya akan seperti itu. Pernikahan kita hanya diatas kertas, dan hanya dihadapan keluargaku. Aku tidak akan pernah menganggap mu istriku, dan kamu jangan menganggap aku sebagai suami kamu.

Kamu jangan pernah mencampuri urusanku. Aku juga tidak akan mencampuri urusanmu. Jangan coba-coba merayuku, aku tidak akan tertarik dengan gadis kampung murahan seperti kamu." Sergah Abimanyu.

Hinaan bertubi-tubi terlontar dari mulut Abimanyu kepada Alya. Dia hanya diam menerima semua hinaan yang begitu menyakiti hatinya. Alya sudah mengira ini pasti akan terjadi.

....

Alya pov.

Aku masuk ke kamar yang ada didekat ruang tv. Kamarnya memang tidak seluas kamar yang ditempati tuan Abimanyu.Tapi kamarnya sangat nyaman, lengkap dengan kamar mandi didalamnya. Aku merapikan barang-barangku, lalu istirahat sejenak.

Aku pergi ke dapur, berniat akan memasak sesuatu. Aku membuka kulkas. Tidak ada apapun didalamnya. Hanya ada beberapa botol air minum saja. Aku bingung harus masak apa. Sedangkan perutku sudah sangat lapar.

Aku ingin bertanya pada tuan Abimanyu, tapi aku takut. Aku putuskan untuk menunggunya keluar kamar.

Satu jam kemudian, dia pun turun dari kamarnya. Dia sudah rapi, sepertinya dia akan pergi. Dia berjalan melewati ku, melirik sinis ke arahku.

Aku segera menunduk saat mata elangnya menatap ke arahku. Nyaliku seketika menciut. Namun karena cacing di perutku sudah meronta-ronta, akhirnya aku memberanikan diri memanggilnya.

"Tuan."

"Apa? Jangan pernah bertanya aku akan pergi kemana. Karena itu bukan urusanmu."

"Maaf tuan, saya tidak berani melarang anda. Saya hanya ingin menanyakan, apa disini tidak ada beras, atau sayuran yang bisa saya masak?"

"Kamu nanya aku?? Hah yang benar saja. Itu urusan kamu, kenapa malah tanya padaku. Dasar pembantu bodoh." Jawabnya lalu pergi.

Ya Tuhan, kenapa dia malah menghinaku? Aku hanya bertanya. Apa pertanyaanku salah?

Iya aku salah. Harusnya aku bertanya dimana mini market terdekat. Kamu memang bodoh tuan Abimanyu..haha. Gumamku dalam hati.

Aku pergi mencari warung atau kios terdekat,karena aku ingin membeli makanan, tapi aku tidak menemukannya. Aku bertanya pada salah satu tetangga yang kebetulan ada diluar. Dia memberi tahuku kalau ada mini market sekitar 200 m dari sini.

Aku pergi kesana, membeli mie instan, minyak goreng, beras dan bahan lainya yang bisa aku masak.

Aku lalu memasak nasi dan lauk yang aku beli tadi. Hanya kornet dan ikan sarden kalengan yang bisa ku jadikan teman nasiku. Aku menunggu tuan Abimanyu, tapi dia tidak kunjung datang, akhirnya aku makan sendirian.

Aku teringat ibuku. Aku ingin makan bersamanya. Tapi aku sadar, aku sudah menikah, walau pernikahan ini hanya lah sebuah sandiwara. Dan tuan Abimanyu sangat membenciku.

............

Ditempat lain.

"Hey bro!! kok lo disini? Ini kan malam pertama lo. Lo nggak kasihan biarin bini lo kedinginan?."Tanya Rama sahabat Abimanyu.

"Dia mati sekalipun, gue nggak peduli. Lo tahu Ram, gue nikahi dia karena terpaksa?." Sahut Abimanyu

"Terpaksa gimana maksud lo?."

Abimanyu pun menceritakan segalanya kepada Rama.

"Pantesan pernikahan lo mendadak banget.Tapi lo nggak hamili dia kan?."

"Hamili pale lo. Gue nggak mungkin sudi tidur dengan gadis kampung kayak dia. Gue yakin, dia hanya mengincar harta keluarga gue. Lo tau sendiri kan, jaman sekarang banyak banget cewek kayak dia di Jakarta. Mereka menghalalkan segala cara agar bisa bertahan hidup."

"Tapi keliatannya, istri lo baik. Dia kelihatan masih lugu."

"Lo jangan ketipu sama tampangnya. Gue yakin hatinya tidak se lugu wajahnya. Gue nggak akan biarin rencananya berhasil. Gue akan siksa dia. Gue akan bikin anak babu itu menyesal, karena telah berani bermain-main sama gue."

Abimanyu pulang dalam keadaan mabuk. Dia mengetuk pintu dengan kencang dan tidak sabar. Alya membukanya.

"Lelet amat sih buka pintu aja." Kata Abimanyu

"Maaf tuan." Ucap Alya, Lalu menutup pintu.

"Tuan darimana? Apa tuan sudah makan?." Tanya Alya

"Aku sudah bilang, jangan campuri urusanku. Kamu cuma babu disini, inget itu."Jawab Abimanyu, lalu pergi ke kamarnya.

Alya menghela nafas sambil memegang dadanya. "Sabar Alya. Ini sudah resiko kamu menikahi laki-laki yang tidak mencintaimu." Gumamnya.

....

Jam 7 pagi, Alya sudah selesai memasak nasi goreng untuk sarapan pagi. Dia menunggu Abimanyu keluar, tapi dia tidak juga keluar.

"Kenapa tuan Abimanyu tidak keluar juga? Apa dia masih tidur?. Aku bangunin aja? Tapi bagaimana kalau dia marah?" Gumam Alya.

Alya memberanikan diri mengetuk pintu kamar Abimanyu.Tapi tidak ada yang menyahut, atau membukanya. Alya membuka pintu kamar yang tidak dikunci lalu masuk.Ternyata benar, Abimanyu masih tertidur di ranjang besarnya.

Alya membangunkannya pelan. Tidak ada respon sama sekali. Alya menggoyangkan badannya, dia mulai menggeliat.

"Bangun tuan, sudah jam 8, apa anda tidak ke kantor?"

Abimanyu membuka mata. Dia terkejut melihat Alya sudah ada di kamarnya.

"Heyy...berani sekali kamu masuk ke kamarku. Aku sudah bilang, jangan coba-coba masuk kesini. Kamu mau menggodaku? Itu tidak akan berhasil. Cepat keluar dari sini." Teriak Abimanyu.

"Maaf tuan, saya hanya bermaksud membangunkan anda."

"Aku bilang keluar. CEPAAAATT!! Teriak Abimanyu, sambil mendorong tubuh kecil Alya, hingga terjatuh kelantai.

Air matanya menetes mendengar bentakan dan teriakannya, juga sakit yang Alya rasakan saat Dia terjatuh. Alya tetap menerimanya.Itu salahnya. Dia yang salah.

30 menit kemudian Abimanyu keluar.

"Anda tidak sarapan tuan?." Tanya Alya

"Aku tidak sudi makan apapun yang kamu buat. Aku tidak akan pernah makan disini, apalagi bersamamu."

.............

Sudah dua minggu sejak pernikahannya, dan Alya tinggal dirumah itu, hanya rasa sakit yang dia rasakan. Setiap hari, hinaan dan cacian keluar dari mulut Abimanyu. Belum lagi sikapnya yang kasar, membuatnya semakin merasa sakit. Alya benar-benar seperti orang bodoh yang tidak berguna dimata Abimanyu. Semua yang dia lakukan selalu saja salah.

Alya masih diam saat itu.Tidak pernah sekalipun dia melawan atau membela diri. Bahkan dia membiarkan saja, saat Abimanyu membawa Tamara kerumah, karena dia tidak punya keberanian untuk melarangnya.

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

cari kerja al...biar tau dunia luar,banyak kok nnti yg peduli kamu

2022-04-08

1

Vina

Vina

kayak sinetronnya indosiar nih...yang ku menangis....
maaf ya thor....becandaaa

2022-02-16

1

Haikal Tami

Haikal Tami

cerita menarik

2022-01-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!