Bab 8

Pov Alya.

Siang ini aku diajak makan siang diluar oleh bu Karin. Kami makan di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor. Kami mengobrol sambil menikmati makan siang. Dari obrolan itu, aku kini tahu kalau bu Karin, mempunyai bisnis sampingan, yaitu berjualan busana muslim, kerudung, dan baju-baju lainya. Aku mendaftarkan diri menjadi reseller nya dan bu Karin mengiyakan.

"Oh ya Alya. Saya ada tawaran menarik buat kamu."

"Tawaran apa bu?."

"Jangan panggil ibu kalau diluar kantor. Panggil mbak aja."

"Ohh iya, baik bu.....eh mbak."

"Gini Alya, saya kan mau launching produk baru. Jadi, saya butuh model untuk foto produk tersebut. Nah, saya mau nawarin kamu jadi modelnya. Kamu mau kan?."

"Saya mbak? Jadi model? Mbak nggak salah?"

"Enggak, mbak nggak salah."

"Tapi saya kan bukan model. Lagian saya rasa saya nggak bisa deh mbak."

"Saya yakin kamu bisa. Ini bukan model seperti yang sering kamu lihat di tv atau majalah. Kamu hanya di foto menggunakan baju dan kerudung yang akan saya jual di medsos. Saya akan bayar kamu tentunya, ya walaupun tidak gede sih, tapi kan lumayan buat nambah-nambahin uang jajan kamu, gimana?."

"Ooh gitu mbak!! Baik mbak saya mau kalau gitu, kalau memang mbak Karin percaya saya bisa melakukannya."

"Tentu saja. Kamu cantik, badan kamu juga pas.Tinggal dipoles dikit, mbak yakin kamu akan makin cantik dan cocok memakai produk-produk mbak."

"Mbak bisa aja." Aku menyetujui tawaran mbak Karin. Lumayan kan untuk nambah-nambahin bayar uang bu Monika. Lagipula kapan lagi aku bisa jadi model? Walau cuma model-modelan sih...😁

Kami sudah selesai makan, dan berniat akan kembali ke kantor. Mbak Karin sedang pergi ke kasir, dan aku menunggunya di meja. Aku mengedarkan pandangan keluar jendela. Aku melihat sebuah mobil mewah berhenti diparkiran restoran. Penumpang mobil itu keluar.

Nona Tamara?. Aduh gimana ini? Dia pasti bersama tuan Abimanyu. Jangan sampai dia lihat aku. Batinku.

Aku memalingkan muka, saat sang pengemudi keluar dari mobil. Aku yakin itu tuan Abimanyu. Aku mengambil buku menu dan menutup mukaku, saat mereka masuk. Dan sialnya mereka malah duduk tepat di sebelah mejaku. Aku semakin takut kalau mereka akan melihatku.

"Aku ke toilet sebentar honey." Suara nona Tamara terdengar. Dia pamit ke toilet.

Aku terkejut saat seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku sangat kaget, sampai-sampai buku menu yang aku pegang terlempar ke arah Abimanyu.

Mati aku. Aku pasti ketahuan sekarang.

Aku tidak berani memandang ke arahnya.

"Maaf mas, nggak sengaja." Suara mbak Karin, meminta maaf.

"its oke." Jawab lelaki itu, yang aku kira adalah Abimanyu, dan ternyata bukan dia. Aku bengong.

"Kamu kenapa sih Alya? Kok tegang gitu?" Tanya bu Karin.

"Nggak apa-apa kok mbak...hehehe..."Jawabku, lalu menoleh ke arah lelaki yang aku kira Abimanyu. Aku heran sekaligus lega, karena ternyata dia bukan Abimanyu.

Kenapa nona Tamara memanggil "honey"pada laki-laki itu, sama seperti dia memanggil Abimanyu?. Tanyaku dalam hati. Tapi aku tidak mau mempedulikannya, yang penting dia bukan Abimanyu.

................

Malamnya aku jadi kepikiran dengan kejadian di restoran tadi siang. Aku ingat saat nona Tamara memanggil lelaki itu dengan begitu mesra. Apa dia dan Abimanyu sudah putus?. Aku lihat Abimanyu memang sering murung akhir-akhir ini. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu.

Tapi kemudian aku ingat lelaki itu. Aku sering melihatnya di restoran temannya ibu Monika. Ya...benar, dia orang yang sama. Sebenarnya siapa lelaki itu? Apa jangan-jangan nona Tamara selingkuh?.

Ayolah Alya, ngapain kamu pikirin hal yang nggak penting. Itu bukan urusan kamu. Ingat, kamu harus fokus sama niat kamu sekarang. Jangan pikirkan yang lainya. Batinku

Satu sisi hatiku mengatakan untuk tidak peduli, tapi sisi lainya merasa penasaran.

.............

Paginya.🌄

Aku sudah siap berangkat kerja, saat Abimanyu keluar dari kamarnya. Sepertinya dia juga akan berangkat. Dia turun, dan berdiri menatapku yang sedang memasukan bekal ke dalam tas. Dia masih menatapku, tapi kali ini tatapannya tidak setajam biasanya.

Tumben... tatapannya tidak setajam clurit begal. Ahhh mungkin dia masih ngantuk. Iya, dia pasti masih ngantuk. Batinku.

Aku segera membuang muka, saat mata kami tak sengaja saling beradu pandang. Kami masih saling diam, saat terdengar suara pintu ruang tamu terbuka. Ternyata nona Tamara yang datang, sang kekasih tercinta. Dia langsung memeluk Abimanyu, dan mencium pipi kiri dan pipi kanannya bergantian. Sedangkan yang dicium hanya tersenyum.

"Honey..aku bawain kamu sarapan spesial buat kamu. Sarapan bareng yuk." Ajak nona Tamara dengan suara manjanya.

"Sori honey, tapi aku buru-buru harus ke kantor sekarang. Ada yang harus aku selesaikan." Jawab Abimanyu.

Itulah sepenggal percakapan sepasang kekasih yang bisa aku dengar saat itu, karena ku langsung berangkat, tanpa menoleh ke arah mereka.

Dugaanku ternyata salah, mereka belum putus. Aku semakin yakin sekarang, kalau nona Tamara memang berselingkuh.

..........

Di Kantor.

Aku kembali diminta merapikan ruangan pak Rama, dan membuatkannya kopi, begitu dia datang ke kantor. Dan menurut Burhan, semua itu atas perintah pak Rama sendiri. Aku sedikit terkejut mendengarnya.

Saat jam makan siang, asisten pak Rama yang bernama Alex, memintaku membelikan makanan di restoran dekat kantor. Restoran yang sama, saat aku dan mbak Karin makan siang kemarin. Aku menuruti perintahnya, walau aku sedikit takut. Aku takut bertemu nona Tamara, bukan takut sih, tapi males aja.

Selesai membeli makanan pesanan pak Rama, aku segera kembali ke ruangan pak Rama dan menyerahkan pesannya.

"Ini buat kamu satu." Ucap Pak Rama.

"Tidak pak, terima kasih. Saya bawa bekal dari rumah."

"Ambilah, dan makan bersama teman-teman kamu yang lain."

"Tapi pak...."

"Ambil saja Al, jangan nolak rezeki." Timpal pak Alex

"Baiklah ...terima kasih!! Ini uang kembaliannya."

"Ambil saja." Ucap Rama

"Tapi pak.."

"Sudahlah, jangan banyak tapi. Ambil saja, dan sebaiknya kamu segera makan, sebelum jam istirahat habis." Titah pak Rama.

Aku lalu pamit dan pergi ke pantry, menghampiri Evi dan Burhan, kami akan makan disana.

"Waah enak tuh kayaknya.Tumben kamu bawa makanan enak Al, biasanya juga oseng kangkung sama ikan asin doang. Paling bagus sama ayam goreng." Ledek Evi.

"Kalau mau, makan saja jangan banyak komentar. Hari ini aku dapat rezeki nomplok."Jawabku.

"Aku tahu, ini pasti dari pak Rama kan?."

"Dah tau nanya."

"Pak Rama emang baik ya. Aku juga suka dikasih makanan, kalau dia suruh aku beli makanan diluar."

"Pak Rama mah emang bageur. Komo ka nu geulis jiga kamu Al." (Pak Rama emang baik. Apalagi sama gadis cantik kayak kamu Al). Ucap Burhan menimpali.

"Kalau orang baik mah, ya pasti baik ke semua orang, nggak pilih-pilih atuh a Burhan."Jawabku.

"Enya...tapi ka kamu mah asa beda." (iya...tapi ke kamu kayak beda.)

"Beda kumaha ari a Burhan?" Tanyaku. (Beda gimana maksud a Burhan?)

"Ngomong opo to kowe kabeh, ora mudeng aku?" Sahut Evi. Aku dan Burhan saling pandang, lalu kami pun tertawa.

Terpopuler

Comments

Rumini Parto Sentono

Rumini Parto Sentono

mungkin pak Rama itu kakak nya Alya....

2023-01-10

2

Jumadin Adin

Jumadin Adin

aq wong jowo ora mudeng

2022-04-08

1

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

aq yo ora mudeng Vi, TOS dulu sesama wong Jatim 🤭😂😂😂😂

2022-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!