Bab 2

Abimanyu POV.

Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau menentang mamaku.Tapi aku juga tidak mau menikahi gadis ingusan itu. Aku tidak menyukainya sama sekali.

Di mataku tidak ada yang spesial darinya. Aku mulai tidak suka dengan dia. Bisa dikatakan aku membencinya. Dia pasti sudah merencanakan sesuatu dibalik semua ini.

Aku sangat yakin, dia sudah menghasut mamaku, agar menikahkan ku dengannya. Dia memanfaatkan kedekatan dan kebaikan mama padanya. Dia pasti mengincar harta kekayaan keluargaku.

Dasar gadis miskin matre. Kamu pikir aku bisa kamu manfaatkan. Dasar cabe-cabean. Umpatku pada gadis yang bernama Alya itu.

Semalaman aku memikirkan permintaan mamaku. Aku tidak mau menikah dengan Alya, karena aku sangat mencintai Tamara. Alya dan Tamara bagaikan langit dan bumi. Apa yang akan dikatakan orang, kalau aku menikah dengan gadis itu? Bagaimana dengan perasaan Tamara? Aku tidak mungkin menyakitinya

....

"Sebelum aku menjawab permintaan mama, ada hal yang ingin aku tanyakan pada mama. Dan aku harap mama jawab sejujurnya."

"Apa yang mau kamu tanyakan?."

"Kenapa mama ingin menikahkan aku dengan Alya? Apa alasan mama sebenarnya?."

"Mama hanya ingin Alya jadi menantu mama. Dia gadis yang baik, dan cocok jadi istri kamu. Mama menyukai dia dan kasihan padanya. Dia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, selain ibunya. Dan mama harap, kamu nanti bisa melindunginya, kalau kalian menikah."

"Kalau mama bisa menyukai gadis itu, kenapa mama tidak bisa menyukai Tamara. Asal mama tahu, Tamara itu gadis yang baik. Mama belum mengenalnya."

"Siapa bilang mama tidak mengenalnya. Justru mama sangat mengenalnya. Asal kamu tahu, dia itu bukan gadis baik seperti yang kamu bilang. Kamu sudah dibutakan oleh cintamu. Dan kamu sudah termakan rayuannya. Asal kamu tahu dia itu............"

Pranggg.....terdengar sesuatu seperti gelas pecah, disana. Ternyata pak Mahendra yang melakukannya, mungkin dia ingin minum, karena tangannya yang tidak normal akibat stroke yang dideritanya.

Bu Monika dan Abimanyu menghampiri pak Mahendra. Ia menatap wajah suaminya, yang berlinang air mata. Bu Monika mengerti arti dari air mata suaminya itu. Pak Mahendra tidak ingin bu Monika meneruskan ucapannya tentang Tamara.

"Mama tidak mau tahu, pokonya kamu harus menikah dengan Alya, titik."

"Baiklah mah, aku akan menikahinya.Tapi aku punya beberapa syarat."

"Apa syaratnya?"

"Aku ingin pernikahanku diadakan sesederhana mungkin, dan mama jangan mengundang siapapun kecuali keluarga kita.

Kedua, setelah menikah aku akan tinggal di rumahku sendiri bersama Alya.

Dan yang ketiga, kalau dalam waktu enam bulan Alya tidak juga mengandung, aku akan menceraikannya dan mama harus merestui hubunganku dengan Tamara. Apa mama setuju?."

Bu Monika tampak berpikir.

"Baik mama setuju. Tapi jangan enam bulan, mama minta waktu setahun, bagaimana?."

"Baiklah. Aku setuju."Jawab Abimanyu. Senyuman terukir di bibirnya.

"Makasih Abi!! Kamu memang anak mama."

Kegembiraan nampak di wajah bu Monika, mendengar keputusan Abimanyu, walau Abimanyu mengajukan syarat kepadanya. Setidaknya dia punya waktu untuk memisahkan Tamara dan Abimanyu. Dan dia berharap, Abimanyu bisa mencintai Alya, seiring berjalanya waktu.

**********

"Apa? Kamu mau nikah honey? Kamu tega mau khianati aku? Apa salahku?."Tanya Tamara diiringi air matanya.

"Sori honey, aku terpaksa melakukannya. Mama memaksaku menikahi gadis itu."

"Mama kamu. Selalu saja mama kamu. Kenapa dia ingin kamu menikahi gadis pilihannya? Apa karena dia lebih cantik dariku? Atau karena dia kaya?."

"Aku juga tidak tahu apa alasan mamaku.Tapi yang jelas, gadis itu tidak lebih cantik dari kamu, apalagi kaya. Sebaliknya dia miskin dan kampungan. Dia hanya anak pembantu yang tinggal di rumahku."

"Whatt?? Anak pembantu? Seriously?." Tamara tergelak.

"Iya ..dia hanya anak pembantu.Jadi kamu tidak perlu cemburu. Aku minta kamu menungguku."

"Maksud kamu?"

"Pernikahanku dengan gadis miskin itu tidak akan lebih dari satu tahun. Aku akan menceraikan dia. Dan akan langsung menikahi mu, aku janji."

"Tapi, apa mamamu akan setuju? Dia tidak pernah menyukaiku kan?"

"Kamu tenang saja. Ibuku pasti akan setuju. Aku sudah mengatakan padanya, kalau dalam waktu satu tahun, gadis itu tidak hamil, aku akan menceraikannya dan aku akan menikahi mu. Mamaku setuju. Dan tentu saja dia tidak akan pernah hamil, karena aku tidak akan pernah menyentuhnya. Jadi kamu mau kan bersabar menungguku, demi hubungan kita?"

"Baiklah ...aku akan menunggu kamu.Tapi kamu janji, tidak akan pernah menyentuhnya."

"Tentu saja. Mana mungkin aku sudi menyentuhnya. Melihatnya saja aku sudah jijik."Jawab Abimanyu.

..............

Alya pov

Aku terkejut setengah mati, saat ibu Monika mengatakan, kalau tuan Abimanyu setuju dengan pernikahan kami. Tadinya aku pikir dia akan menolaknya. Padahal aku sangat berharap dia menolaknya.

Hatiku merasa tidak tenang. Firasatku mengatakan ini tidak benar. Aku ingin sekali menolak pernikahan ini, tapi apa daya, aku sudah terlanjur berjanji kepada bu Monika.

Sampai akhirnya hari pernikahan itu tiba. Aku tidak memungkiri, jantungku yang tiba -tiba berdegup kencang, saat aku mulai duduk disamping tuan Abimanyu.

Akad nikah akan segera dilaksanakan.Tidak ada tamu undangan yang hadir. Hanya keluarga pak Mahendra dan beberapa kerabatnya. Tapi, ada satu orang asing yang baru pertama aku lihat wajahnya sekilas, aku rasa dia mungkin temannya tuan Abimanyu.

Sesaat kemudian, acara ijab kabul pun telah dilakukan. Wali hakim yang menikahkan ku. Para saksi dan semua orang yang ada disana serempak mengatakan satu kata "sah". Dan itu artinya, kami berdua telah resmi menjadi suami istri. Aku menjadi seorang istri dari seorang lelaki yang tidak aku cintai dan tidak mencintaiku.

Air mataku jatuh begitu saja. Aku tidak bisa menahannya. Aku tak tahu apakah air mata ini air mata kebahagian atau sebaliknya.

Kami saling berhadapan. Aku melihat tatapan tuan Abimanyu yang begitu tajam seperti ingin membunuhku. Sorot kebencian terlihat jelas dimatanya. Aku menundukkan kepalaku karena takut.

Kami menyalami orang tua masing-masing. Ibu memelukku dengan erat, sambil mendoakan ku dan juga meminta maaf, karena beliau merasa telah menyusahkan ku. Dia tahu aku menikah dengan tuan Abimanyu demi dirinya.

Air mataku kembali tertumpah disana, membasahi pipi dan jatuh ke bahu ibuku. Aku tidak bisa berkata apapun, hanya air mata yang mewakili perasaanku saat itu.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku setelah ini. Karena dari apa yang aku lihat dan rasakan, tuan Abimanyu sangat membenciku. Tidak ada kebahagian diwajahnya. Iya ...mana mungkin dia akan bahagia menikah dengan wanita yang tidak dicintainya.

"Selamat ya bro!! Lo udah punya bini sekarang." Ucap lelaki yang menurutku teman tuan Abimanyu.

Aku tidak berani melihat ke arah mereka.

Dia lalu menyalamiku, dan memberi selamat. Aku berterimakasih, tanpa melihatnya.

...

"Sok-sok an nangis. Padahal kamu seneng kan. Jangan kamu pikir, aku nggak tahu tujuan kamu menikah denganku. Kamu hanya ingin hartaku saja kan? Dasar cewek matre. Kita lihat saja, seberapa besar harta yang akan kamu dapatkan dariku, gadis kecil."

Bisik tuan Abimanyu.

Terpopuler

Comments

Fransiska Widyanti

Fransiska Widyanti

kok aku suudzon sama Mahendra bapaknya abi ,,,ehm apa Tamara pernah selingkuh sama bapaknya

2024-06-30

0

fitriani

fitriani

dih si abi mulutnya minta d guyur pakai air comberat kyknya😡😡😡😡😡

2023-07-30

1

Li Dia

Li Dia

yang sabar ya Alya 💕💕💕

2022-12-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!