Pagi hari Key dan Verru satu mobil berangkat kerja ke kantor pusat.
“Kau menguncinya?" Tanya Verru.
“Iya.”
“Dia bisa kelaparan di kamar.”
“Sudah aku bawakan obat dan makanan. Penjaga di rumah aku suruh bawakan makanan sampai malam nanti.”
.
.
.
Sejenak menunduk terdiam ... ada yang tengah dipikirkan oleh key. Perlahan Key berucap pada Verru disampingnya.
“Carilah cara atau Carikan orang yang benar benar licik juga pintar. Agar bisa menyusup secara halus ke perusahaan Arthur. Perintahkan juga dia mengorek habis hal pribadi Arthur. Aku juga ingin tahu semua tentang Feirvy.”
“Aku sangat setuju ide mu itu. Kalau Feirvy terbukti tak bersalah apa kau akan melepaskannya?”
Terdiam. Key terlihat hanya diam tapi seperti berpikir dalam hatinya. Entah apa yang tengah di pikirkan Key saat ini.
.
.
.
.
Siang hari yang panas, sinar terik matahari begitu menyengat disaat itu. Siang itu penjaga rumah yang di perintahkan Key untuk mengantar makanan ke kamar Feirvy segera bersiap mengetuk pintu.
“Nona ... Saya mengantar makan siang anda Nona.”
“Buka saja Pak.”
Bapak itu adalah tukang kebun juga penjaga rumah Key, yang sudah lama ikut bersama Key selama ini. Di bukanya pintu oleh bapak tersebut. Karena Key memang tak memperbolehkan Feirvy keluar dahulu. Mungkin Key tidak ingin, gadis yang ada di kamarnya tersebut berusaha kabur dari rumahnya. Feirvy pelan berjalan menerima makanan yang bapak itu bawa. Tapi bapak itu sedikit merasa ada yang aneh pada Feirvy.
Nona terlihat sangat pucat sekali. “Nona piring dan nampan makanan pagi tadi saya bawa keluar ya."
Feirvy mengambil nampan sarapan pagi yang Key berikan tadi. Bapak itu terkejut. Makanannya utuh tak tersentuh.
“Nona tidak makan?!”
“Saya tidak ingin makan ...”
“Tolong dimakan Nona, nanti Tuan Key bisa marah marah lagi.”
“Baiklah. Makan siangnya saya makan. Bapak bawa yang ini ... terima kasih ya pak.”
“Sama-sama Nona.” Dengan keadaan cemas. Bapak itu perlahan kembali ke dapur membersihkan makanan yang tengah dia bawa tadi. Sangking cemasnya Bapak itu menelpon Tuannya.
“Maaf Tuan mengganggu.”
“Ya. Kenapa?”
“Itu Tuan ... Sepertinya Nona tidak selera makan. Sarapan tadi pagi masih utuh. Nona terlihat pucat.”
“Makan siang sudah kau antar?”
“Baru saja Tuan.”
“Cek dua jam sekali. Malam aku baru bisa pulang.”
“Baik Tuan.”
Sampai malam. Beberapa kali Bapak itu meminta untuk Feirvy memakan makanan yang dia berikan tadi. Feirvy memang tidak nafsu makan. Baru Feirvy beralasan makanannya habis, baru bapak itu tidak berkunjung lagi. Padahal makanan itu Feirvy buang ke tempat sampah.
Hingga malam tiba. Feirvy meringkuk dalam tidurnya. Tapi matanya terbuka tidak bisa tidur. Diiringi dengan tubuh yang sudah mulai melemah. Tak lama terdengar mobil Key datang sendirian. Sedangkan Verru masih ada tugas lain. Segara Key masuk rumah, tak masuk kamarnya dulu. Key ternyata membawa beberapa kotak makanan dan dia taruh diatas meja makan. Saat itu pula, Key mendatangi kamar kedua. Membuka pintu dan memanggil Feirvy yang tiduran untuk makan malam.
“Cepat bangun! Aku tunggu di luar. Aku beli makanan untukmu.”
Tak menjawab tapi terlihat kalau Feirvy mendengar apa yang Key ucapkan. Perlahan lahan feirvy mulai duduk, berdiri dan dikit demi sedikit berjalan sampai ke arah pintu.
Key sudah dari tadi sampai ke ruang makan. Merasa sedikit kesal karena Feirvy tak kunjung keluar juga dan dia mengira kalau feirvy tengah membangkang tidak pernah mau mendengarkan apapun yang Key bilang padanya.
Rasa kesal itupun membuat Key balik lagi ke kamar Feirvy. Langkah kakinya pun segera kembali ke kamar keduanya. Sesampai di pintu kamar. Siapa yang tak terkejut. Disaat Key datang tubuh Feirvy terjatuh pingsan di depan matanya. Terkejut! Key tengah tak sadar kalau dia sangat panik saat melihat Feirvy pingsan di depan matanya.
“FEIRVY!!!” lari cepat Key memapah tubuh Feirvy yang terjatuh.
Nadanya sangat terasa kalau Key tengah panik. “Kau panas sekali.”
Feirvy yang masih sedikit sadar tengah mengigau. “Dingin ... Dingin sekali ...”
Tenanglah dulu Feirvy. Key cepat cepat menggendong tubuh Feirvy. Dipindahkannya ke tempat tidur. Sangat terasa jelas dan terang benderang kalau Key begitu panik, terlihat Key terus menggenggam tanga Feirvy. Sedangkan tangan satunya menelpon dokter pribadinya.
“Dokter, cepat datang ke rumahku sekarang juga.”
“Kau sakit?!”
“Bukan aku. Tapi cepat kesini aku tunggu sekarang juga.”
“Tunggu Key. Kau sangat mendadak aku baru saja keluar kota. Butuh satu jam sampai ke rumahmu. Siapa yang sakit? Sakit apa?”
“Istriku sakit.”
“What!!! Istri. Adikku kapan nikahnya. Sakit apa dia?”
“Dia demam tinggi. Tubuhnya panas sekali. Cepat kesini kauuu!!”
“iya. Iya. Kasih dulu dia obat di ruang kesehatan, ada obat penurun panas. Sementara pakai itu dulu. Aku segera kesana.”
Key menutup teleponnya. Dia segera berjalan cepat mengambil obat. Mengambil minum. Mengambil air kompres. Dan kembali lagi ke kamar. Feirvy malah terlihat semakin menggigil, tubuhnya sangat sangat panas. Key kini tengah duduk di dekat tubuh Feirvy memapah leher Feirvy untuk setengah duduk minum obat.
“Minum obat ini dulu. Dokter akan segera datang."
Dengan setengah gemetar Feirvy meminum obat dari tangan Key. Setelah itu Feirvy kembali tiduran. Key cepat cepat mengambil kursi kecil untuk duduk di sisi ranjang. Mencelupkan kain kompres ke wadah air hangat lalu di letakkannya kompres di kening Feirvy. Tapi tubuh Feirvy terus dan terus saja menggigil kedinginan.
“Dingin ... Mana selimutku.”
“Jangan pakai selimut. Nanti suhu tubuhmu semakin panas.”
Kenapa obatnya lama sekali bekerja. Aku kompres dari tadi enggak reda juga. Hah! aku ini kenapa. Seharusnya aku membiarkan saja dia kesakitan. Itu bukan urusanku dan juga, Kenapa kau selalu buat aku susah Feirvy. Kau memang wanita yang menyusahkan.
.
.
.
Sekian menit panas Feirvy tak kunjung juga mereda. Sedangkan Feirvy sudah sangat tidak tahan lagi. Menggigil keras tubuhnya. Dia kini tidur meringkuk sembari terus mengingau kata kata dingin.
Key sampai sampai kebingungan saat ini. Obat sudah. Kompres sudah. Key mengumpat. Hah... Andrey Dokter sialan. Kenapa masih satu jam lagi. Mungkin tidak ada ide lain lagi selain ini. Key melepas bajunya, hingga dia sekarang setengah telanjang dada. Key menghampiri Feirvy. Tangannya mendekat ke baju Feirvy. Tangannya Key mulai membuka kancing kemeja yang di pakai Feirvy.
“Kau. Kau mau apa ...”
“Demam mu sangat tinggi. Semoga cara ini bisa mengurangi panas tubuhmu. Dokter masih 1 jam lagi baru sampai.”
Feirvy tak bisa apa apa hanya bisa sedikit melawan. Tapi melawan sekuat apapun juga tidak ada kekuatan. Mungkin cara ini memang bisa diandalkan saat darurat. Meski Feirvy tahu metode ini. Tapi dia tidak pernah mempraktekannya secara langsung dia tidak pernah mengalami sakit demam sepanas ini.
Key membuka kemeja yang di pakai Feirvy. Di lepaskannya sampai terlepas. Tinggal Feirvy kini hanya memakai celana pendek saja dan tubuhnya sangat terlihat jelas setengah telanjang di hadapan musuhnya sendiri. Orang yang sangat dia benci saat ini.
Key tiba tiba tidur didekat Feirvy memiringkan tubuh gadis itu. Sama sama setengah telanj*ngnya. Di dekap erat tubuh Feirvy. Key berusaha menyalurkan suhu dingin tubuhnya ke tubuh Feirvy yang tengah panas panasnya. Feirvy menggelengkan kepalanya, tanda tidak mau dan sedikit mendorong tubuh Key yang sudah mendekapnya.
“Aku tidak mau.”
“Kau harus cepat sembuh. Aku masih ingin menyiksamu besok.”
Feirvy hanya pasrah mendengarnya. Melihat Feirvy sedikit nurut. Malah tak di duga duga disaat yang seperti ini dan sedekat ini ... kini hasrat nafsu Key malah perlahan mulai tumbuh. Perlahan barangnya mulai menegang. Tapi dia berusaha menahannya sekuat mungkin. Di lihatnya wajah Feirvy yang menunduk di dekat lehernya. Perlahan tangan Key mendongakkan dagu Feirvy kehadapannya. Dengan tubuh yang sangat lemah. Sebenarnya daya pikir Feirvy setengah linglung. Efek semua sakit yang di deritanya saat ini. Bahkan dia sedikit lupa kalau Key kini musuhnya.
Feirvy tak menampik saat wajahnya di arahkan berhadapan dengan muka key. Tapi tak di sangka ... Perlahan key terus menatap dalam dan terhanyut. Dan perlahan Key menciumi bibir Feirvy dengan sangat lembut. Dan dilakukan berskala terus dan terus dengan sisi kelembutannya seorang Key. Key benar benar terhanyut menikmati apa yang dia lakukan saat ini. Feirvy yang pikirannya setengah tak sadar. Entah kenapa dia lupa menolak diri Key yang melumatinya. Malah seakan hanyut dengan ciuman dan kelembutan yang Key berikan saat ini.
Dengan nafas yang sudah mulai terengah engah. Key sudah mulai terbakar nafsu jiwanya. Tapi sekuat mungkin dia tahan. Di lepaskan ciumannya tadi. Di tatapnya dan dilihatnya Feirvy. Ternyata Feirvy tengah tertidur nyenyak dalam dekapan tubuh dan tangannya Key. Karena rasa nyaman yang di terima Feirvy saat itu. dengan cepatnya Feirvy teridur dengan pulas dengan sedikit tersirat ketenangan terlihat di wajahnya. Kembali Key menatap gadis di depannya saat ini.
Apa yang aku lakukan. Kenapa aku malah memperlihatkan sisi kelembutanku padanya. Seharusnya meski dia sakit. Aku harus kasar padanya. Dia wanita licik yang mau menghancurkan ku.
.
.
.
.
Dengan Vote poin kalian bisa bantu Author promosi Novel ini lewat rangking.
kasih dukungan kalian ya... makasie...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Ferdiansyah Bulungan
km slh key
2020-10-30
1
Ranur RA
apa cuma gue yaa yg baca ferary setiap nyebut namanya fervey?
2020-08-27
1
Umi Salsabilla
tisu... tisu.... mana tisuuuu.....
2020-08-05
0