Public Display

Nggak.

Gue nggak jadi kebobolan.

Baru kepalanya doang yang masuk gue udah jejeritan. Nangis histeris sambil pukul-pukul dadanya. Gue mentally and psychologically unprepared. Berbagai macam ketakutan hinggap di kepala gue saat gue menyadari ujung batangnya sudah membelah pintu masuk kewanitaan gue. Ini bukan bagian dari rencana gue. Rencana gue adalah manfaatin pria yang berstatus sebagai suami gue ini untuk merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik gue. Tapi gue terjebak. Terjebak dalam situasi dimana gue harus memenuhi kebutuhannya sebagai seorang lelaki.

Gue tahu cepat atau lambat hal ini akan terjadi. Tapi gue belum siap kalau harus sekarang. Gimana kalau Kai nggak tulus sama gue. Gimana kalau dia ninggalin gue setelah gue kasih apa yang dia mau. Gimana kalau semua yang Kai lakukan selama ini cuma pura-pura. Gue insecure.

Di balik selimut gue terus-terusan nangis. Entah kenapa gue merasa bersalah, kecewa sama diri gue sendiri. Laki-laki mana yang dalam situasi seperti ini masih mau bersabar dan mengerti. "Udah nggak papa. Jangan nangis lagi ya.." hibur Kai sekembalinya dari kamar mandi, menuntaskan kebutuhannya.

Gue masih terisak saat gue rasakan lengan kekar Kai mendekap dari belakang. Wangi khas sabun yang biasanya gue pakai menyapu indera penciuman gue, dan deru hangat nafasnya menari di lekukan leher gue. "Kita masih punya banyak waktu. Aku bakalan nunggu kamu sampai siap, sayang" Kai menciumi puncak kepala gue.

Hati gue makin teriris. Gue makin berasa bersalah. Tangis gue meledak lebih keras. Di sela-sela isak tangis gue, dia mendekap gue lebih kencang dan berbisik "Shhh... it's okay. You can take your time sweetheart". Gue pun membalikkan badan gue, menenggelamkan wajah gue di dadanya, dan membiarkan air mata gue terus berurai sampai akhirnya gue tertidur di dalam dekapannya.

Sejak saat itu hubungan gue sama Kai jadi lebih intim. Kita lebih sering *****-grepean meskipun nggak sampai dicelupin. Gue jadi lebih hati-hati milih baju kalau ke kantor. Concealer juga haru siap sedia di pouch. Jangan sampai bercak-bercak merah masterpiecenya Kai di leher gue kelihatan, kan malu.

Kissing, necking, petting sampai dry humping udah sering kita praktekin. Apalagi kalau gue lagi pusing-pusingnya mikirin masalah kerjaan. Bener-bener stress-reliever banget.

Makin ke sini Kai makin liar. Kadang dia suka nggak tahu tempat kalau pengen *****-***** gue. Pernah waktu itu dia bergerilya di mobil saat nganterin gue ke kantor. Gara-gara itu gue harus beli celana dalam di mini market depan kantor karena celana dalam gue basah kena cairan gue sendiri. Pernah juga dia minta nete di parkiran basement. Untung kaca mobil Kai nggak tembus pandang dari luar. Dan yang paling parah adalah sekarang.

Gue habis ketemu client di restaurant salah satu hotel berbintang di Jakarta. Tentu saja Galvin ikut sama gue. Setelah client gue pulang, kita memutuskan untuk sekalian makan siang. Udah keburu laper. Tapi naasnya, suami gue dateng dengan sepupu jahanam gue, Sigra.

"Loh tal ngapain lo di sini? Selingkuh ya?" Sigra dan mulut ajaibnya beraksi.

"Belum pernah dicium tapal kuda ya mulut lo" gue pelototin sepupu nggak tahu diri ini. Dianya cuma cengengesan kemudian beralih menatap Kai, "Gabung sama mereka aja yuk. Ntar kita dikira homo kalau makan berdua" lanjut Sigra sambil menarik kursi di samping Galvin. Sementara Kai duduk disamping gue.

"Jadi, selingkuh sama siapa lo?" tanya Sigra menatap Galvin dari ujung ke ujung.

"Dia ini asisten gue. Kita habis ketemu client. Terus sekalian makan siang di sini. Dan satu lagi, GUE. NGGAK. SELINGKUH. Ngomong ngacau lagi gue jahit mulut lo. Ngerti!" gue pelototin Sigra sambil mengacungkan pisau yang gue pakai untuk memotong steak.

"Iiihhh... takut..." ledek Sigra memasang muka sok takut.

"Saya Galvin pak, project manager di kantor." salam Galvin kepada atasannya itu. Sudah beberapa minggu ini Sigra ngebantuin Papanya di kantor. Gue denger-denger sih penyakit jantung Om Yudha sering kambuh, jadi dia nggak boleh terlalu kecapekan. Sukurin...!

Tapi ini kenapa Sigra sama Kai jadi akrab gini. Kan gue jadi deg-degan. Sigra kalau ngomong nggak pake filter. Gimana kalau dia buka aib gue di depan suami gue. Aduh, jangan sampai deh. Pokoknya habis ini gue harus ngomong empat mata sama Sigra.

Aah..! Hampir aja gue teriak. Tangan Kai tiba-tiba aja ngeremes paha gue. Mana gue lagi pake rok. Sial. Ini tempat umum Kai, kamu nekat banget sih. Untung mejanya agak tinggi jadi nggak ada yang lihat tangan Kai lagi ngapain. Gue berusaha menahan ekspresi gue saat Kai mengelus-elus paha dalam gue. Tangannya menelusup ke balik rok gue dan berjalan menuju inti gue. Gue perhatikan Sigra dan Galvin masih sibuk dengan makanannya. Oke, situasi masih aman.

 

"Lo kenapa tal?" tanya Sigra.

"Eh..em.. enggak.. nggak kenap..ah kenapa" satu lagi desahan kecil keluar. Gue lirik Kai. Ekspresinya masih biasa-biasa aja.

"Lo kok keringetan gitu?" tanya Sigra lagi.

"Eh ini... pedes.. iya.. ini pedes" rancau gue.

Sigra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Perasaan lo nggak tambahin saos deh steaknya"

Gue makin gelagapan. Mana gerakan jari Kai di dalam gue makin cepet. "Em.. ini... merica. Pedes meric..ahhh..." gue berusaha meredam desahan gue lagi. Sigra kembali memakan makananya, sementara Galvin, entah kenapa dia jadi membuang muka sama gue.

Ini di bawah udah banjir, tapi Kai masih aja mainin bibir bawah gue. Gue nggak bisa konsentrasi makan lagi. Gue pegangan di ujung meja saat gelombang kenikmatan menghantam keluar dari pusat pertahanan gue. Mulut gue sedikit terbuka, bulir-bulir keringat menghiasi kening gue, dan nafas gue memberat.

Sesaat setelah pelepasan gue, Sigra membuka suaranya, "Enak ya tal?"

Eh, ngomong apa barusan dia? Kok ambigu gitu.

"Itu steaknya enak ya tal" Sigra memperjelas pertanyaannya. Tapi di antara cengirannya gue bisa menangkap sebuah sindiran.

"Apalagi kalau makannya pakai tangan Kai.. iya nggak? hehe" Sigra menaik turunkan kedua alisnya menggoda gue. Fix, dia bener-bener nyindir gue.

"Disuapin Kai maksudnya" celotehnya lagi yang gue balas dengan pelototan tajam.

Kenapa Sigra bisa tahu sih apa yang baru aja gue dan Kai lakukan di balik meja. Sejelas itu kah aktivitas kita? Kalau Sigra aja tahu, jangan-jangan asisten gue juga tahu.. Aduh, mau ditaruh di mana muka gue. **** mana ****, gue pengen gali tanah buat ngumpet.

 

 

Terpopuler

Comments

Tania Indah Purnama

Tania Indah Purnama

kai sengaja soalnya ada Galvin 😂

2022-06-29

3

Alyn azzis

Alyn azzis

gk tau deh harus komen apa akoh

2022-01-18

2

Anonymous

Anonymous

hahaha...nekadddd beut

2021-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Punya Suami?
2 Satu Ranjang
3 Pesona
4 Alasan
5 Deal
6 Bussy Working Days 1
7 Bussy Working Days 2
8 Let Out the Tension 1
9 Let Out the Tension 2
10 Sebuah Hadiah 1
11 Sebuah Hadiah 2
12 Akal dan Perasaan 1
13 Akal dan Perasaan 2
14 Going Further
15 Public Display
16 Malang
17 Mengenalmu Lebih Dalam
18 Kesempatan Baru
19 Hilang Kabar
20 Kangen
21 Prasangka
22 Pulang
23 Tetangga Sebelah
24 Balada Rumah Tangga 1
25 Balada Rumah Tangga 2
26 Balada Rumah Tangga 3
27 Kabur 1
28 Kabur 2
29 Kabar Buruk
30 The Worst Idea
31 Lubang Hitam
32 Terjebak
33 Help Me, Please
34 After Effect
35 Rekonsiliasi 1
36 Rekonsiliasi 2
37 Dari Kai untuk Krystal
38 Kejutan Kecil 1
39 Kejutan Kecil 2
40 Milan with Love 1
41 Milan with Love 2
42 Cassanova Yang Dipertanyakan 1
43 Cassanova Yang Dipertanyakan 2
44 This is Chelsea 1
45 This is Chelsea 2
46 This is Chelsea 3
47 Roman Picisan 1
48 Roman Picisan 2
49 Roman Picisan 3
50 Ada Apa dengan Kai 1
51 Ada Apa dengan Kai 2
52 Me + You
53 Surprise or Surprised?
54 A Phase to Pass
55 In Between
56 What Baby Wants 1
57 What Baby Wants 2
58 What Baby Wants 3
59 Langkah Pertama 1
60 Langkah Pertama 2
61 Darkness and the Night
62 I Don't Wanna Love You
63 His Despair
64 I will be Beside You
65 Beberapa Tahun Kemudian
66 Si Pengacau Kecil
67 Bonus: Mama Vs Kakak 1
68 Bonus: Mama Vs Kakak 2
69 Bonus: Mama Vs Kakak 3
70 Episode 72
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Punya Suami?
2
Satu Ranjang
3
Pesona
4
Alasan
5
Deal
6
Bussy Working Days 1
7
Bussy Working Days 2
8
Let Out the Tension 1
9
Let Out the Tension 2
10
Sebuah Hadiah 1
11
Sebuah Hadiah 2
12
Akal dan Perasaan 1
13
Akal dan Perasaan 2
14
Going Further
15
Public Display
16
Malang
17
Mengenalmu Lebih Dalam
18
Kesempatan Baru
19
Hilang Kabar
20
Kangen
21
Prasangka
22
Pulang
23
Tetangga Sebelah
24
Balada Rumah Tangga 1
25
Balada Rumah Tangga 2
26
Balada Rumah Tangga 3
27
Kabur 1
28
Kabur 2
29
Kabar Buruk
30
The Worst Idea
31
Lubang Hitam
32
Terjebak
33
Help Me, Please
34
After Effect
35
Rekonsiliasi 1
36
Rekonsiliasi 2
37
Dari Kai untuk Krystal
38
Kejutan Kecil 1
39
Kejutan Kecil 2
40
Milan with Love 1
41
Milan with Love 2
42
Cassanova Yang Dipertanyakan 1
43
Cassanova Yang Dipertanyakan 2
44
This is Chelsea 1
45
This is Chelsea 2
46
This is Chelsea 3
47
Roman Picisan 1
48
Roman Picisan 2
49
Roman Picisan 3
50
Ada Apa dengan Kai 1
51
Ada Apa dengan Kai 2
52
Me + You
53
Surprise or Surprised?
54
A Phase to Pass
55
In Between
56
What Baby Wants 1
57
What Baby Wants 2
58
What Baby Wants 3
59
Langkah Pertama 1
60
Langkah Pertama 2
61
Darkness and the Night
62
I Don't Wanna Love You
63
His Despair
64
I will be Beside You
65
Beberapa Tahun Kemudian
66
Si Pengacau Kecil
67
Bonus: Mama Vs Kakak 1
68
Bonus: Mama Vs Kakak 2
69
Bonus: Mama Vs Kakak 3
70
Episode 72

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!