Bussy Working Days 1

Percuma nolak, laki gue itu kalo udah kekeh sama kemauan nggak ada yang bisa ngalahin. Mau nggak mau gue biasain panggil dia Mas. Emang aneh sih awalnya, tapi lama kelamaan biasa aja. Malah makin ke sini dia sering panggil gue dek. Geli nggak?

"Dek, mau Mas anterin ke dalam?" tanya suami gue ketika mobil yang kita kendarai berhenti di depan gedung kantor perusahaan almarhum bokap gue. Sambil melepas seatbealt gue menjawab, "Nggak usah, gue bisa sendiri".

"Oke, nanti pulang Mas jemput ya."

Gue cuma menangguk, membuka pintu mobil dan berjalan menuju pintu masuk perusahaan.

Rasanya asing banget. Sudah bertahun-tahun gue nggak menginjakkan kaki di sini. Terakhir kali, waktu gue masih pake seragam putih abu-abu, nemenin Mama nganter dokumen buat Papa. Rasanya waktu sudah berlalu sangat cepat. Banyak yang berubah di sini. Meja resepsionis yang dulu ada di samping pintu masuk kini ada di dekat tangga, lebih lebar dan lebih mewah. Desain interiornya pun berubah, meski simple tapi tetap terlihat classy dan exclussive. Gue melangkahkan kaki menuju lift, tidak mengindahkan para pegawai yang saling bersibisik ketika berpapasan dengan gue. Mungkin mereka penasaran apa yang dilakukan anak mantan presdir mereka di sini. Gue yakin habis ini gue bakalan jadi topik panas perbincangan mereka di sela-sela jam makan siang.

Sekarang gue udah duduk di depan dia, Om Yudha, yang dengan santainya menatap gue nyinyir di balik meja kerjanya.

"Gimana kabar pernikahan pernikahan kamu, Klee?" tanyanya memulai pembicaraan.

"Nggak usah basa-basi" ucap gue ketus.

"Ternyata kamu belum berubah ya. Heran, bagaimana suami kamu bisa tahan dengan sikap kamu yang seperti ini?"

"Nggak usah bawa-bawa Kai" bentak gue.

Dia cuma terkekeh, "Nggak salah kakek pilihin suami buat kamu, dia cukup... emm challenging and unpredictable."

Sudah gue bilang kan suami gue itu paling bisa diandalkan. Termasuk dalam hal bargaining sama Om gue yang alotnya kayak lemak kambing.

"Jadi kamu mau kursi yang Om duduki saat ini?" tanyanya sakartis.

Pengen gue jawab iya, tapi gue sadar diri, nggak semudah itu menduduki jabatan CEO. Apalagi gue masih muda, belum banyak pengalaman, dewan direksi nggak akan semudah itu ngasih kepercayaan besar ini ke gue. Jadi gue harus tahu diri, memulai semua dari bawah.

"Om tenang aja, nggak akan aku rebut sekarang" jawab gue disambut dengan kekehan pelannya.

"Oke, Om tunggu saat itu Klee" lanjutnya.

"Jadi apa yang harus aku kerjakan di sini?" tanya gue.

Om Yudha mengeluarkan beberapa dokumen dari lacinya dan membukanya di hadapan gue.

"Sebuah perumahan?" tanya gue spontan setelah mempelajari sekilas beberapa berkas yang kini ada di tangan gue.

"Iya, perumahan elite di Jakarta Selatan. Tugas kamu mengelola dan mencari konsumen properti untuk perumahan ini?" jelasnya singkat.

"Cuma itu?" remeh gue.

Dia menangguk.

"Om bercanda? Apa-apaan ini? Om menghina kemampuan aku? Yang aku tahu Om punya banyak proyek besar seperti pembangunan bandara, penyediaan gedung perkantoran beberapa perusahaan asing di luar Jawa, terus ada juga properti ritel dan perdagangan yang sekarang sudah merambah ke Hongkong dan Taiwan. Dan sekarang, Om cuma kasih aku proyek sekecil  ini?"

Laki-laki paruh baya di hadapan gue ini tetap tenang.

"Lalu Om harus apa? Mempercayakan proyek-proyek besar itu sama kamu. Ini pekerjaan Klee, bukan hanya sekedar permainan. Resikonya besar."

"Tapi ya ga bisa gini juga Om. Pokoknya aku nggak mau proyek ini" kata gue sambil melempar berkas-berkas yang gue pegang ke atas meja.

"Fine, kalau kamu nggak mau, kamu bisa keluar dari kantor Om."

"Maksud Om?"

"Om sudah ngasih kamu proyek tapi kamu sendiri kan yang nolak. Kamu bisa keluar dan silahkan duduk-duduk atau atau lakukan apa aja yang kamu mau di luar. Jika dewan direksi bertanya, Om bisa jawab kamu sendiri yang menolak untuk bekerja."

Skak mat. Gue nggak bisa biarin dewan direksi memberi gue penilaian yang jelek. Gimana pun gue butuh pencapaian untuk diakui di perusahaan ini. Kapan gue bisa duduk di kursi yang sekarang di duduki Om gue kalau gue nggak bisa membuktikan kinerja gue. Tadinya gue pengen pegang proyek-proyek besar sehingga pencapaian gue bisa langsung terlihat di mata dewan direksi. Tapi sepertinya gue harus bersabar. Dengan masih emosi gue rapikan lagi berkas-berkas yang tadi gue lempar ke atas meja. Sementara Om gue tersemyum penuh kemenangan.

Tok tok tok. Suara ketukan pintu menginterupsi.

"Masuk" perintah Om gue ke orang di balik pintu itu.

Seorang karyawan laki-laki yang gue duga baru menginjak usia tiga puluhan masuk dan memberi salam.

"Bapak memanggil saya?" tanya lelaki itu dijawab dengan anggukan lembut Om Yudha. Kemudian Om Yudha mengalihkan pandangannya ke gue.

"Ini Galvin, project manager di perusahaan. Dia yang akan membantu kamu bekerja di sini. Meskipun dia tergolong muda tapi dia cukup cekatan dan berpengalaman dalam bisnis properti. Jadi kamu bisa banyak belajar dari dia." jelasnya.

Bos besar itu kemudian menoleh ke karyawannya dan berkata, "Galvin, ini keponakan saya Krystal. Mulai sekarang dia atasan kamu. Dia memang belum banyak pengalaman, jadi tugas kamu untuk mengajari dia"

"Iya pak. Saya mengerti."

"Sekarang kamu antar keponakan saya ke ruangannya"

"Baik pak."

Lelaki itu kemudian menoleh ke arah gue dan sedikit membungkuk memberi hormat. Gue bergegas berdiri dan meninggalkan ruang itu.

Terpopuler

Comments

Tania Indah Purnama

Tania Indah Purnama

agak kesel sama sifat klee disini hahhaah

2022-02-23

1

Alyn azzis

Alyn azzis

itu yg seharusnya kleee

2022-01-18

2

Sukmala Yeni

Sukmala Yeni

buang dong kalimat gue nya, gak enak baca nya

2021-08-08

0

lihat semua
Episodes
1 Punya Suami?
2 Satu Ranjang
3 Pesona
4 Alasan
5 Deal
6 Bussy Working Days 1
7 Bussy Working Days 2
8 Let Out the Tension 1
9 Let Out the Tension 2
10 Sebuah Hadiah 1
11 Sebuah Hadiah 2
12 Akal dan Perasaan 1
13 Akal dan Perasaan 2
14 Going Further
15 Public Display
16 Malang
17 Mengenalmu Lebih Dalam
18 Kesempatan Baru
19 Hilang Kabar
20 Kangen
21 Prasangka
22 Pulang
23 Tetangga Sebelah
24 Balada Rumah Tangga 1
25 Balada Rumah Tangga 2
26 Balada Rumah Tangga 3
27 Kabur 1
28 Kabur 2
29 Kabar Buruk
30 The Worst Idea
31 Lubang Hitam
32 Terjebak
33 Help Me, Please
34 After Effect
35 Rekonsiliasi 1
36 Rekonsiliasi 2
37 Dari Kai untuk Krystal
38 Kejutan Kecil 1
39 Kejutan Kecil 2
40 Milan with Love 1
41 Milan with Love 2
42 Cassanova Yang Dipertanyakan 1
43 Cassanova Yang Dipertanyakan 2
44 This is Chelsea 1
45 This is Chelsea 2
46 This is Chelsea 3
47 Roman Picisan 1
48 Roman Picisan 2
49 Roman Picisan 3
50 Ada Apa dengan Kai 1
51 Ada Apa dengan Kai 2
52 Me + You
53 Surprise or Surprised?
54 A Phase to Pass
55 In Between
56 What Baby Wants 1
57 What Baby Wants 2
58 What Baby Wants 3
59 Langkah Pertama 1
60 Langkah Pertama 2
61 Darkness and the Night
62 I Don't Wanna Love You
63 His Despair
64 I will be Beside You
65 Beberapa Tahun Kemudian
66 Si Pengacau Kecil
67 Bonus: Mama Vs Kakak 1
68 Bonus: Mama Vs Kakak 2
69 Bonus: Mama Vs Kakak 3
70 Episode 72
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Punya Suami?
2
Satu Ranjang
3
Pesona
4
Alasan
5
Deal
6
Bussy Working Days 1
7
Bussy Working Days 2
8
Let Out the Tension 1
9
Let Out the Tension 2
10
Sebuah Hadiah 1
11
Sebuah Hadiah 2
12
Akal dan Perasaan 1
13
Akal dan Perasaan 2
14
Going Further
15
Public Display
16
Malang
17
Mengenalmu Lebih Dalam
18
Kesempatan Baru
19
Hilang Kabar
20
Kangen
21
Prasangka
22
Pulang
23
Tetangga Sebelah
24
Balada Rumah Tangga 1
25
Balada Rumah Tangga 2
26
Balada Rumah Tangga 3
27
Kabur 1
28
Kabur 2
29
Kabar Buruk
30
The Worst Idea
31
Lubang Hitam
32
Terjebak
33
Help Me, Please
34
After Effect
35
Rekonsiliasi 1
36
Rekonsiliasi 2
37
Dari Kai untuk Krystal
38
Kejutan Kecil 1
39
Kejutan Kecil 2
40
Milan with Love 1
41
Milan with Love 2
42
Cassanova Yang Dipertanyakan 1
43
Cassanova Yang Dipertanyakan 2
44
This is Chelsea 1
45
This is Chelsea 2
46
This is Chelsea 3
47
Roman Picisan 1
48
Roman Picisan 2
49
Roman Picisan 3
50
Ada Apa dengan Kai 1
51
Ada Apa dengan Kai 2
52
Me + You
53
Surprise or Surprised?
54
A Phase to Pass
55
In Between
56
What Baby Wants 1
57
What Baby Wants 2
58
What Baby Wants 3
59
Langkah Pertama 1
60
Langkah Pertama 2
61
Darkness and the Night
62
I Don't Wanna Love You
63
His Despair
64
I will be Beside You
65
Beberapa Tahun Kemudian
66
Si Pengacau Kecil
67
Bonus: Mama Vs Kakak 1
68
Bonus: Mama Vs Kakak 2
69
Bonus: Mama Vs Kakak 3
70
Episode 72

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!