Selama ngerjain proyek, gue tinggal di Hotel. Dari balkon hotel, gue bisa menikmati hiruk pikuk kota Macau. Nuansa modern yang dibalut gaya tradisional mengukir setiap sudut kotanya. Gedung-gedung pencakar langit berjajar rapi memayungi pusat keramaian di bawah sana. Kebiasaan gue menikmati senja adalah meneguk kopi sambil menorehkan garis-garis ilustrasi di skecthbook gue. Udah pernah gue bilang kan gue suka bikin design fashion. Nah, di Macau ini entah kenapa gue kebanjiran ide. Sebagai titik temu dua kebudayaan besar, budaya Portugis dari Barat dan Budaya Cina dari Timur, Macau menyimpan banyak sekali keunikan. Keunikan yang nggak akan bisa ditemukan di tempat lain.
Gambar gue hampir selesai ketika ponsel gue berdering.
"Halo.." tanpa mengalihkan pandangan dari sketchbook, gue angkat telepon itu.
"Dek.." suara yang sangat familiar dan sangat gue rindukan.
Saking girangnya gue sampai menjatuhkan pensil di tangan gue. "Mas?"
"Udah makan belum?" entah karena efek kangen atau apa, suara Kai terdengar lembut banget.
"Mas kok nggak bisa dihubungin sih beberapa hari ini? Kemana aja?" nada manja gue keluar.
"Kangen ya??" tawa halusnya terdengar dari seberang. "Ya udah sini pulang aja kalau kangen"
"Iiih kan kerjaan aku belum selesai"
"Tinggalin aja, daripada bingung nyariin aku terus kayak kemarin?"
"Ya nggak bisa dong."
"Kok nggak bisa? Berarti kalau aku ngilang lagi nggak pa pa nih?
"Kok gitu sih? Sengaja ya dari kemarin nggak bisa dihubungi.."
Suara tawa kecilnya kembali terdengar. Bikin gue makin kangen aja.
Ting.. tong.. gue denger seseorang menyalakan bel kamar gue dari luar. Siapa sih ganggu aja. Kayaknya gue tadi nggak pesen roomservice deh. Atau jangan-jangan itu Galvin. Biarin ajalah, jarang-jarang bisa teleponan sama Kai kayak gini.
"Dek.. itu kayaknya ada suara bel. Nggak kamu bukain dulu?" tanya suami gue.
"Biarin aja lah mas. Aku kan masih kangen Mas.."
"Kasihan itu, bukain dulu bentar. Kan nanti masih bisa kangen-kangenan."
"Tapi Mas jangan tutup teleponnya lho ya.."
"Iya tuan putri.. Udah sana bukain dulu"
Dengan enggan gue berjalan menuju pintu dan membukanya. Betapa terkejutnya gue mendapati siapa yang berdiri di balik pintu itu.
"Sekarang Mas udah boleh tutup teleponnya belum?" cengir sosok dihadapan gue ini.
Tanpa pikir panjang langsung gue peluk suami gue ini.
"Kangeenn...." ronta gue manja dengan lengan yang melingkar sempurna di perutnya. Sementara wajah gue udah tenggelam di dada bidangnya.
"Sama" jawabnya lembut sebelum mengangkat kepala gue dan menempelkan bibirnya di bibir gue.
Kai mendorong tubuh gue ke belakang. Sesampainya di dalam, dia menutup pintu tanpa memutuskan ciuman kita berdua. Dengan tergesa-gesa, Kai melucuti pakaian gue dan gue pun melucuti miliknya. Kita sama-sama butuh, kita sama-sama ingin, kita sama-sama bernafsu. Udah kering gue lama banget nggak disentuh kek gini. Dan malam itupun kita menyatu, dirinya di dalam diri gue. Mencari pelepasan rindu dari kehangatan tubuh masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Tania Indah Purnama
panas panas 😂
2022-06-29
2
Michelle Avantica
yaelah thor ..gw kan jadi ikutan kangen sama husbu gw nih😉😁
2020-02-11
5
🌈INTAN🌈
y ellaaahhh pasutrii gaje .. 😂😂😂😂
2020-01-27
1