Keesokan harinya, Kai ngajakin gue jalan-jalan sebelum balik ke Jakarta. Kita nyobain berbagai macam kuliner khas Bandung. Mumpung kartu kredit suami gue pegang, jadi gue puas-puasin belanja berbagai macam barang kebutuhan wanita, dari yang kecil-kecil kayak aksesoris sampai yang mahal-mahal kayak tas, sepatu, baju. Pokoknya borong semuanya.
Gue pencinta fashion. Jadi jangan heran kalau liat barang bagus dikit aja gue langsung kalap. Gue nggak peduli mau itu barang branded apa enggak, asalkan detailnya oke, design-nya bagus, dan kualitasnya baik, gue mau beli. Sejak remaja, gue suka banget nge-design baju, tas, sepatu, dan segala macem aksesorisnya. Masih ada tuh design-design iseng gue yang gue taruh di dalam map laci meja kerja gue. Bagi gue, nge-design adalah pelampiasan gue, tempat gue beristirahat sejenak dari segala masalah dan hiruk pikuk kehidupan.
"Woooahhhhh" gue mamandang takjub ke pemandangan di depan gue ketika Kai ngajak gue jalan-jalan menelusuri jalanan setapak.
"Mas sini deh banyak banget bunga daisynya.." teriak gue kegirangan sambil mengirup wangi mahkotanya.
"Kamu suka daisy?"tanya Kai yang ikut jongkok di samping gue.
"Mama dulu suka banget bunga daisy. Sampe-sampe halaman depan rumah penuh sama bunga daisy warna-warni" tanpa sadar gue cerita kegirangan mengingat masa-masa ketika Mama masih ada.
Kai cuma ngeliatin gue dari samping, seutas senyum tersungging di bibirnya.
"Eh bentar deh, hadap sini" perintah gue ke Kai.
Dia pun dengan nurut menghadapkan badannya ke arah gue.
Gue ambil beberapa tangkai bunga lalu gue selipin ke telinganya, "Orang gila..orang gila..." gue heboh sendiri ngeledekin Kai.
"Curang ya kamu. Sini kamu juga pake" dia dengan sigap narik gue mendekat. Tapi sebelum dia berhasil nyelipin bunga ke telinga gue, gue berhasil kabur. Melihat Kai yang nggak berusaha ngejar gue, gue pun berhenti dan mengeluarkan ponsel. "Mas, liat sini!"
Ngerti mau gue fotoin, Kai pun secara spontan bergaya.
"Hahaha..." gue cekikian liat gaya terakhir Kai. Dimana-mana bunga itu dicium, lah ini malah mau dimakan.
"Nih buat kamu" tiba-tiba Kai nyodorin seikat bunga yang dia pegang.
"Nggak mau. Itu ada bekas ludah kamu. Kan tadi kamu makan"
"Ya elah, kan kita udah tuker-tukeran ludah kemarin."
Langsung aja gue sumpelin bunga itu mulut.
"Dek, coba deh kamu perhatikan rumah-rumah di sini. Menurut kamu gimana?" tiba-tiba aja Kai bertanya.
Gue memperhatikan sekeliling gue. Ada berbagai bangunan rumah di daerah ini. Ada yang sederhana, tapi terlihat nyaman. Ada yang bertema klassik dan tradisional. Ada juga vila-vila mewah karena ini daerah wisata.
"Emmm... nyaman." Jawab gue. "Meskipun berbeda-beda, tapi setiap rumah punya sentuhannya sendiri. Liat deh Mas, yang disana itu meskipun sederhana tapi ramai, banyak anak-anaknya, it feels warm like a family. Kalau yang di sana, cocok banget buat yang suka gaya-gaya simple tapi tetep elegan. Nah yang disampingnya itu asri banget, diliat aja udah bikin sejuk."
Kai melanjutkan pertanyaannya, "Kalau kamu mau punya rumah yang gimana?"
Gue berpikir sejenak, "Emmm... kalau aku sih rumah yang nggak terlalu besar tapi juga nggak terlalu kecil. Terus ada tamannya di depan dan di belakang rumah. Kalau bisa jangan yang terlalu mepet sama jalan besar. Bising. Selain itu, aku mau rumah yang banyak ventilasinya, biar udaranya selalu seger. Dan pokoknya sinar matahari harus bisa masuk."
Dengan senyum yang masih bertahan di bibirnya, Kai lanjut bertanya, "Kalau menurut kamu, aku suka rumah yang kayak apa?"
Gue memincingkan mata sejenak. Mencoba menelaah pertanyaan Kai. "Apa ya..?? Hmm... Mas itu tipe pekerja keras. Jadi mungkin rumah yang punya workroom besar? Jauh dari gangguan biar bisa konsentrasi kerja? Tapi tetep di pusat kota soalnya Mas suka mondar-mandir ngurusin client? Bener gak?"
Kai terkekeh sebentar sebelum berucap, "Jadi sekarang kamu paham kan?"
"Hah? paham apa?" tanya gue bingung.
"Setiap orang itu unik. Mereka punya karakteristiknya masing-masing. Sama kayak rumah. Jadi kalau kamu mau menawarkan properti, mau rumah atau apapun itu, perhatikan karakter calon pembelinya. Kira-kira rumah seperti apa yang mereka pengen. Kalau kamu jeli, Mas percaya nggak lama lagi kamu bisa kejar target."
Gue terdiam sebentar mencerna kata-kata suami gue. Bener juga ya. Kenapa gue nggak berpikir sejauh itu. Dasar goblok.
"Udah yuk pulang sekarang. Ntar kemaleman kita sampai Jakarta" ajak Kai sambil menggandeng tangan gue.
Gue ngekorin dia jalan menuju mobil. Akhirnya weekend ini berakhir. Rasa penat yang melanda pikiran gue sudah terobati. Kini gue siap menjalani hari-hari baru yang pastinya akan lebih sibuk dari sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
mila_orchy
Mila_archy
Jadi ingat fotonya kai exo yg lagi berpose kek mw makan seikat bunga .. trus ada juga yg lagi nyodorin bunga.. ih my seksi boy kai exo
2019-09-30
17
Tania Indah Purnama
kita udah tuker2ran ludah 😂 yaa ampun kasian itu suami kamu Krystal udah minta jatah
2022-06-29
1
merciaNna
gk seruh bacanya, Pake kata dek gimana yaa coba panggil klee ajah hk usah pake kata dek. biar seruh bacanya dn jangan ada kata Gue
2020-03-14
6