Selagi nunggu Kai jemput, gue sama Galvin nongkrong-nongkrong di starbucks deket departmen storenya.
"Ibu sudah berapa lama nikah? Saya kirain ibu masih single lho bu" tanya Galvin tiba-tiba.
"Baru jalan sekitar tiga bulanan sih" jawab gue sambil ngaduk-aduk coffee late di hadapan gue.
"O pengantin baru... Dulu temen kuliah bu? Atau ketemu dimana?"
Udah kayak petugas sensus aja nih anak nanya mulu.
"Dia pengacara kakek gue dulu"
"Ck, keduluan start ini" katanya lirih
"Apa?" tanya gue ga paham sama perkataan dia.
"Enggak bu, enggak" Galving geleng-geleng kepala. "Pacarannya berapa tahun bu?
"Kita nggak pacaran"
Galvin sedikit tersedak, "Hah? Gak pacaran?"
"Iya, langsung nikah gitu aja." gue memperjelas.
"Kok bisa?"
"Ya bisalah"
"Ibu dijodohin? Atau ditaarufin?" tanyanya semakin mendetail.
Gue sedikit terkekeh lalu menjawab, "Ya semacam itulah. Kenapa emang?"
"Enggak bu, ngak pa pa."
Suasana hening sejenak sebelum Galvin mulai berbicara lagi. "Jadi gimana bu rasanya nikah muda? Masih anget atau udah mulai gonjang-ganjing nih? He.. he"
"Ngomong apaan sih lo!" sahut gue
"Ya namanya juga baru nikah bu, kadang-kadang ada kebiasaan pasangan yang bikin kesel. Misalnya kentut sembarangan, berantakin rumah, ngorok, ya pokonya gitu-gitu lah"
"Sok expert banget sih lo? Udah pernah nikah emang?" tanya gue balik.
"Saya emang single bu. Tapi tetangga samping rumah saya itu ada yang baru empat bulan kenal terus nikah. Lha barusan kemarin sidang cerai."
"Lah kenapa?"
"Katanya sih pihak ceweknya baru tahu kalau cowoknya pernah nikah siri sama orang lain, udah punya anak lagi. Udah gitu dia dibohongi katanya bapaknya si cowok ini pensiunan tentara, ternyata cuma petani. Mana utangnya di mana-mana. Terus adiknya si cowok pernah digrebek karena ketahuan judi, jadi tahanan sampai sekarang. Ngeri kan, bu?"
Mendengar cerita Galvin gue jadi menyadari kalau gue nggak tau apa-apa soal latar belakang Kai. Yang gue tahu dia cuma orang kepercayaan kakek gue. Udah, itu doang. Gue nggak tau siapa ibunya, siapa ayahnya, dia punya saudara berapa. Gue nggak tau apa-apa soal keluarganya. Karena Kai adalah orang kepercayaan Kakek, gue nggak penah mempermasalahakan latar belakangnya. Tapi kenapa Kai nggak pernah cerita ke gue soal keluarganya? Gue kan istrinya sekarang, kenapa juga dia nggak ngenalin gue sama keluarganya?
"Dek.." suara itu membuyarkan lamunan gue.
"Loh, Mas udah nyampai?" kaget gue mendapati Kai yang kini berdiri di hadapan gue dan Galvin.
"Iya. Mau pulang sekarang?" ajaknya yang gue balas dengan anggukan.
Gue berdiri, diikuti Galvin yang kini mengulurkan tanganya hendak menjabat Kai.
"Bapak suaminya bu Krystal ya? Saya Galvin, assitennya bu Krystal" sapa Galvin dengan nada yang agak serius.
"Kai" jawab suami gue ketus sambil membalas uluran tangan Galvin.
Ini kenapa suasananya jadi tegang kayak gini sih. Nggak nyantai banget itu dua makhluk di hadapan gue tatap-tatapan sambil salaman kenceng banget.
"Udah yuk Mas, pulang" gue seret Kai pergi setelah berpamitan pada Galvin.
"Kamu ngapain tadi di sana nama assisten kamu? Tumben-tumben kamu minta dijemput di cafe?" Kai mulai mengintrogasi gue setelah mobil yang kita tumpangi melaju di jalanan yang lumayan lenggang sore ini.
"Tadi habis ketemu client. Trus nyari ini buat kamu" cerita gue sambil menyodorkan paperbag belanjaan gue. O iya, dia kan lagi nyetir, gue taruh belakang aja kali ya biar nggak menuh-menuhin. "Aku taruh di jok belakang ya"
Tanpa menunggu persetujuan Kai gue taruh asal itu paperbag di kursi belakang.
"Itu apa?" tanya Kai penasaran.
"Bantuan kemanusiaan" gue asal jawab.
"Hah?"
"Iya, bantuan kemanusiaan buat lemari pakaian kamu. Kan isinya ga jelas semua itu lemari" ejek gue.
"Yeee.. gitu-gitu kamu juga sering pinjem baju aku."
Sialan, gue gantian yang diejekin.
"Ya kan aku nggak ada banyak baju. Waktu pindah ke apartemen kamu apa aku bawa baju? Enggak kan." gue mencoba membela diri. "Eh Mas, makan yuk, laper nih" ujar gue mengganti topik.
"Mau makan ke mana?" Kai merespon ajakan gue.
"Mana aja terserah lah. Mas yang pilih tempatnya."
"Turun yuk" ajak Kai setelah kita sampai di tempat yang di tuju.
"Ini dimana, Mas?" gue merasa asing dengan tempat ini.
"Kenapa? Kamu belum pernah ya makan di pinggir jalan? Nggak usah takut, tempatnya bersih kok, aku jamin deh" jelas Kai menjawab keraguan gue.
Iya. Gue emang belum pernah makan di tempat kayak gini. Tapi karena Kai bilang nggak pa pa, ya udah gue percaya aja. Ternyata sate kambing ini langganannya Kai. Kata Kai sih ini sate kambing paling enak se-Jakarta. Gue liat-liat ramai juga pembelinya. Tapi di sini nggak ada kursi, jadi kita lesehan gitu. Asik juga ya ternyata makan sambil lesehan tuh.
"Eh ini mas Kai to? Haduh sudah lama bener mas Kai nggak kelihatan? Sibuk bener ya mas e?" sambut mamang penjual sate yang emang udah hapal sama Kai.
"Iya mang. Mamang sama buk e apa kabar?" Kai menanggapi.
"Alhamdulilah masih dikasih sehat mas. Loh ini siapa? Tumben-tumben makan ngajak cah ayu? Pacarnya ya mas?"
"Ini Krystal. Istri saya Mang"
Gue mengangguk dan tersenyum kecil, memperkenalkan diri gue ke Mamang Udin.
"Woalah... nggak pernah keliatan ternyata sibuk jadi penganten baru to..."
Kai cuma terkekeh menanggapi Mang Udin. Setelah basa-basi, Kai pesen dua porsi sate kambing lengkap dengan lalapannya dan sambel kecap, serta dua gelas es teh. Sekembalinya Mang Udin ke dapur, gue sama Kai cuma diem. Gue sibuk melihat-lihat keadaan sekitar, sementara Kai nggak tahu ngapain.
"Dek" panggilan Kai memecah keheningan di antara kita berdua, "Kamu nggak suka ya makan di sini?"
Gue membantah, "Siapa bilang? Suka kok? Cuma ngerasa belum familiar aja, baru kali ini loh aku makan di tempat lesehan gini."
Kai tersenyum kecil, "Kamu kemana aja sih, masak lesehan aja belum pernah. Rugi banget."
Sial. Gue diejek.
"O iya mas, tadi pak Anderson bilang makasih sama Mas." tiba-tiba gue inget kejadian tadi siang.
Kai terdiam, mencoba mencerna perkataan gue.
"Mas kok nggak bilang kalau selama ini Mas bantuin pekerjaan aku?" tanya gue.
"Eh.. itu... enggak, cuma sekalian aja kok. Mumpung Mas juga lagi ngurus beberapa dokumen punya client mas." Kai menjelaskan.
"Sekalian kok sampai berturut-turut" bantah gue, "Mas, bukannya aku nggak suka Mas bantu, tapi ini pekerjaan aku. Biar aku usaha sendiri, pakai jernih payah ku sendiri. Nanti kalau aku sudah nggak bisa, baru minta bantuan Mas, ya Mas ya..."
Kai tersenyum kecil. Satu tangannya terangkat kemudian mengusap-usap kepala gue, membuat rambut gue sedikit berantakan, "Iya.. iya... udah kayak anak gedhe aja kamu ngomongnya" ledeknya gemas.
"Loh aku kan emang udah gedhe" gue membela diri.
"Apanya yang gedhe?"
Pertanyaan ambigu.
"Rahasia" jawab gue.
"Kok gitu sih. Mas kan jadi penasaran.."
Ngomong-ngomong soal penasaran, gue jadi inget obrolan gue sama Galvin tadi sore. Gue penasaran sama latar belakang Kai dan keluarganya. Mumpung waktunya tepat, gue coba tanya dia.
"Aku juga penasaran..."
Kai menaikkan alisnya.
"...Mas nggak pernah kenalin aku ke keluarga Mas. Mas juga nggak pernah cerita tentang mereka" kata-kata gue sukses buat Kai diam seribu bahasa.
"Mas.." pangil gue karena Kai masih diem aja.
"Iya, nant-" belum selesai Kai menjawab, Mang Udin datang membawa pesenan kita.
"Silahkan Mas, ini Mamang bonusin lho satenya buat penganten baru. Biar tambah jrengg nanti tempurnya.." goda Mang Udin.
Kai terkekeh geli, "Makasih Mang, doain aja biar cepet jadi"
"Iya, pokoknya habis makan sate kambingnya Mamang, tok cer deh. Langsung mblendung" canda Mang Udin sebelum kembali ke dapurnya.
Blendung, blendung, emang gue balon. Tuh kan jadi merah pipi gue.
Kai menyodorkan satu piring sate ke hadapan gue.
"Dimakan dek, ambil nasinya yang banyak, biar makin gedhe.. he he."
"Udah gedhe nggak usah digedhein lagi" balas gue ketus.
"Masak sih.. coba sini kasih liat kalau udah gedhe" tantang Kai yang gue balas dengan satu cubitan keras di perutnya.
"Aw..aw.. sakit dek." ringisnya sambil mengusap-usap bekas cubitan gue.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
dalla.dalla
😂😂😂😂
2023-07-17
0
Tania Indah Purnama
penasaran juga sama latar belakang si kai
2022-06-29
0
HNF G
thor...disini koq minus visual sih,gak kek novelmu yg lain
2021-06-14
0