Sudah berulang kali memejamkan mata, tapi tak juga bisa tidur. Gue menoleh ke arah Kai yang berbaring membelakangi gue. Apa dia sudah tidur? batin gue. Perlahan, gue bangkit dan bersender di kepala ranjang. "Kai" panggil gue lirih, tidak mau menganggu tidurnya. Ternyata dia juga belum tertidur. Laki-laki itu berbalik melihat gue dan mengangkat tubuhnya bangun sambil berkata, "Kenapa?".
"Lo tadi sudah tidur ya? Gue bangunin lo ya" tanya gue basa basi. Sebenarnya gue merasa agak sungkan karena sudah mengganggu dia.
"Aku belum tidur tadi"
"Oh" gue bernafas lega. Ada sesuatu yang menganggu pikiran gue dan gue harus menanyakannya pada Kai. "Kai, gue pengen tanya sesuatu sama lo?"
Kai mengangat satu alisnya, merasa penasaran dengan pertanyaan gue, "Tanya apa?"
"Tapi lo jawab jujur ya?" pinta gue.
Dia menganggukan kepalanya.
"Kenapa lo mau nikah sama gue?" pertanyaan yang sempat gue tanyakan ke dia di mobil tadi gue utarakan kembali.
"Kalau aku bilang aku suka sama kamu, kamu ga akan percaya kan?" ejeknya.
"Cih." gue berdecih menganggap enteng omongannya. Gak, gue ga percaya cinta. Cinta hanyalah persaan tertarik yang berkamuflase sesaat dan akan luntur seiiring jalannya waktu. "Jadi lo cuma tertarik dengan fisik gue?" lanjut gue.
"Kalau aku cuma tertarik dengan fisik kamu, buat apa aku susah-susah nikahin kamu. Dan kalaupun iya, kamu ga mungkin masih pakai baju sekarang"
Refleks gue mundur kebelakang, dengan kedua tangan menyilang di depan tubuh gue, defensif. Sementara Kai hanya tekekeh melihat reaksi gue. Setelah itu gue berpikir lagi, bener juga apa yang laki-laki itu bilang. Berarti ada alasan lain dibalik semua ini. "Kenapa Kakek nikahin gue sama lo?"
Kai terdiam sebentar, mengehela nafas panjang dan mulai bercerita, "Kakek kamu kena kanker"
What? Apa? Kanker? Kenapa gue bisa ga tahu?
"Dia tahu umurnya ga akan lama lagi. Dia sudah mencoba menjalani berbagai pengobatan tapi..." Kai berhenti, raut wajahnya berubah masam.
"Kenapa Kakek ga bilang?" sela gue.
Kai menatap gue, "Karena kamu Klee. Kalau Om kamu tahu Kakek sakit, dia pasti akan semakin sewenang-wenang sama kamu."
Hati gue sakit mendengarnya. Karena gue, ini semua karena gue lagi. Orang-orang yang gue sayang harus pergi karena gue. Mata gue terasa berat, pandangan gue kabur. Dan sebelum air mata itu menetes, gue seka mata gue.
"Empat hari sebelum kematian Kakek, Kakek minta aku nikahin kamu. Karena Kakek tahu, sepeninggalnya nanti tidak ada yang akan menjaga kamu dari Om kamu. Dan dia juga minta untuk merahasiakan hal ini sementara waktu. Tapi ternyata, Kakek kamu meninggal lebih dulu sebelum mengatakan ini ke kamu. Cincin yang kamu pakai di jari kamu itu, Kakek yang memberikannya kan?"
Atensi gue berpindah ke cincin yang melingkar di jari gue. Cincin ini adalah hal terakhir yang diberikan Kakek sebelum dia meninggal. Gue masih ingat bagaimana tangannya yang sedikit gemetaran menaruh cincin ini dalam genggaman gue dan meminta gue untuk menjaga baik-baik perhiasan ini.
Kai menunjukkan tangannya dihadapan gue, memperlihatkan cincin serupa yang melingkar di jari manisnya.
"Itu adalah cincin pernikahan kita." jelasnya, kemudian menarik turun tangannya.
Gue masih mencoba mencerna semua ini. "Lalu? Apa yang lo dapet sebagai ganti nikahin gue?"
Gue menatap lurus ke arah matanya, mencari kejujuran dari alasan yang akan dia kemukakan.
***
Kai POV
Pertanyaan itu datang lagi. Dia menatapku tajam menunggu jawaban dari mulutku. Gadis itu tidak akan berhenti curiga kepadaku. Ya, aku paham sifatnya. Kematian kedua orang tuanya telah merubahnya menjadi gadis yang sama sekali tidak bisa mempercayai orang lain. Apapun yang dilakukan seseorag terhadapnya, pasti ada sesuatu yang ingin di dapat oleh orang itu darinya. Sebuah prinsip hidup yang defensif.
Jika dia tahu yang sebenarnya, maka sia-sialah semua yang sudah aku lakukan selama ini. Tapi jika aku tidak memberikan jawaban yang memuaskannya, dia tidak akan berhenti.
Baik. Aku ikuti saja alur permainanya.
"Back up. Aku butuh back up dari relasi dan latar belakang keluarga kamu. Tentu kamu tahu bagaimana kerasnya berkarir di dunia hukum."
Ku cermati raut wajahnya, nampaknya dia cukup puas dengan jawabanku. Maaf Klee, tapi hanya dengan alasan seperti itu kamu bisa menerima aku untuk menjaga kamu disampingku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nurmalia Irma
dari awal baca koq komen nya malah pada protes sama penggunaan kata sebutan 'elo gue' pdhl kan yg pake sebutan itu cuma karakter si cewek, mungkin biar menguatkan karakter si cewek itu tapi si cowok nya kan sebutan nya 'kau/kamu aku' jadi kenapa harus diributkan yaa..pdhl menurutku sah saha saja krn penulis kan yg bikin karakter tokohnya 🤔...maaf yaa hanya mengeluarkan pendapat saja☺ 🙏🏻
2022-08-26
2
Tania Indah Purnama
kai kamu suka yaaa sama Krystal
2022-02-23
1
Alyn azzis
😂😂😂😂😂aquh suka skli dialoknya klee serasa ngalir aja bca nya😂😂
2022-01-18
0