Gue kangen.
Kangen banget sama suami gue. Udah dua minggu kita nggak ketemu. Paling cuma lewat telpon, video call, sama chat. Itu pun makin ke sini making jarang soalnya kita sama-sama sibuk. Kalau gue ada waktu luang dia sibuk, kalau dia sibuk gue ada waktu luang. Susah pokoknya nyatuin waktu kita.
Gue jadi inget jaman-jaman gue LDR sama Mahes kan kalau gini. Susah komunikasi. Sibuk sama kehidupan masing-masing, dan akhirnya ....
Nggak. Ya nggak bisa disamain dong. Gue sama Mahes kan waktu itu statusnya pacaran. Sementara gue sama Kai suami istri. Jadi jelas beda.
"Ngelamun aja bu" suara Galvin membuyarkan lamunan gue. Untuk menyelesaikan proyek yang satu ini Galvin ikut gue tinggal di Macau.
"Eh.. Mana tadi list yang gue minta ke lo, Vin" gue menagih kerjaan yang gue kasih ke dia.
"Nih bu, daftar calon investor yang ibu minta. Sudah saya lengkapi komplit sama kontaknya"
Gue mencermati berkas-berkas yang diserahkan Galvin, memindai satu demi satu calon investor yang kemungkinan bisa gue ajak kerjasama. Sesekali gue lirik HP gue kalau-kalau ada notifikasi pesan dari Kai. Sudah dua hari ini gue loss contact sama dia. Gue telpon nggak aktif, gue chat cuma centang satu. Sempet juga gue telepon kantornya, tapi katanya suami gue izin nggak masuk kerja. Ini sebenarnya ada apa sih. Gue kan jadi cemas.
Pikiran gue berkecamuk. Gimana kalau terjadi sesuatu sama dia. Apa jangan-jangan dia sakit? Kalau sakit siapa dong yang ngurusin. Uuuh... gue kan jadi nggak tega. Tapi kalaupun dia sakit harusnya dia bisa dihubungi dong. Dari kemarin gue udah suruh-suruh Sigra nyari tahu. Tapi hasilnya nihil. Sigra juga nggak ngerti kemana lenyapnya suami gue. Udah didatengin apartemen gue, katanya kosong.
Berbagai skenario buruk berputar di otak gue. Gimana kalau dia pingsan terus nggak ada yang nolongin. Gimana kalau ditengah jalan tiba-tiba ketemu perampok terus disekap. Gimana kalau dia tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Gimana kalau.. kalau... dia ketemu cewek sexy terus ngelupain gue... hwe hwe hwe... Gue jadi mewek sendiri.
"Lama-lama HPnya menyublim lho buk dilirik-lirik terus" ledek assisten gue.
Gue menghembuskan nafas kasar, "Apa gue pulang aja ya besok, Vin"
"Pak Kai masih belum bisa dihubungi bu?"
Gue menggeleng.
"Udah dua hari lho bu?" jelas Galvin memperparah suasana hati gue.
Ponsel disamping gue berdering membuat gue dengan sigap membuka layar dan mengecek siapa yang menelepon gue. Tapi harapan gue pupus saat tahu nama yang tertera di situ bukan nama suami gue.
"Halo. Gimana Gra?" tanya gue setelah mengangkat panggilan.
"Tal, gue dapat kabar nih soal suami lo"
Mata gue langsung melek. "Hah? Gimana.. gimana? Dia baik-baik aja kan? Dia sekarang dimana? Kok dia ngak ada ngehubungin gue?" tanya gue tanpa henti.
Gue bisa bayangin Sigra menjauhkan telepon dari telinganya, mendengar kerasnya ocehan gue yang nggak ada titik komanya.
"Satu satu dong mak lampir..". Sigra berdecak kecil.
"Buruan kasih tahu gue.." Gue udah nggak sabar.
"Lo kok jadi bucin gini sih?"
"Udah nggak usah banyak bacot. Kasih tau gue sekarang"
"Suami lo ada di Milan"
"Hah? Milan? Ngapain?"
"Ya mana gue tahu. Masalah kerjaan kali"
"Tapi kok dia nggak ngasih tahu gue?"
"Tanya aja sendiri. Udah ah, cewek gue udah nungguin tuh"
"Eh bentar.. halo.. halo... Sigra?". Sialan, bener-bener seenak udel mutus panggilan. Padahal kan gue masih pengen nanya banyak hal. Mana gue telepon lagi nggak diangkat. Ingetin gue buat colok matanya kalau udah pulang nanti.
Milan? Ngapain Kai sampai Milan?
"Udah ketemu Pak Kainya, bu?" Galvin penasaran.
"Nggak tahu lah Vin, nih kamu bikin schedule buat meet up dari list ini. Gue balik dulu ke kamar" perintah gue sebelum beranjak pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Tania Indah Purnama
ngapain tuh ke Milan jangan bilang nonton bola
2022-06-29
2
Kieraeh Biemanyue
penuh dgn teka teki
2019-10-17
8
Suheffi Bakhtiar
makin gila aja
2019-09-17
1