Andini kini dalam keadaan yang begitu hancur dan malu pastinya, Dia berdiam diri didalam kamar mandi sambil menangis mengeluarkan semua kepenatan hatinya.
"Dini, Kamu di dalam." kata Miss Lina memasuki kamar mandi dan mendengar orang terisak.
Andini hanya diam dan masih terisak dadanya terasa penuh.
"Dini, buka jangan seperti ini. Cerita sama Miss Lina pasti akan bahagia."
"Apaan sih Miss Lina, udah tahu sedih gini masih aja lucu."
"Hahaha, nggak pantes kamu nangis ayo keluar ganti bajumu basah kayak gitu jangan dipakai masuk angin Kamu nanti."
"Baju siapa ini Miss." Andini membuka pintu sambil masih terisak.
"Baju Saya, emang baju siapa Pak Andre."
"huhuhu.. Miss Lina apaan sih."
"Udah ini ganti, lihat wajahmu di cermin jelek amat tuh cuci muka terus makeup lagi."
"Jelek ya Miss." sruttt... Andini
"Jorok amat sih Kamu, kayam anak Ku aja kalau ingusan. Bisa ilfil pak Andre kalau lihat kamu kayak gini "
"Biarin aja, Dia yang buat masalah Aku yang dapat musibah."
"Hahaha, Kamu itu lucu masak gak bisa lihat tatapan Pak Andre ke kamu sih."
"Maksud Miss Lina."
"Dia itu suka sama Kamu Dini, tadi sore aja mukanya sampai pucat gitu lihat kamu jatuh."
"Itu hanya pikiran Miss Lina aja."
"Kamu kalau di bilangin gak percaya, waktu kamu lari ke sini tadi. Apa yang dilakukan sama Pak Andre, Dia mau ngejar kamu tapi di larang sama Bu Ira."
"Miss Lina pasti bohong, mau nyenengin aku doang."
"Susah Ya bicara sama kamu lama connect nya."
"Aku nggak mau berharap Miss, sudah pernah merasakan sakitnya."
"Ya sudah, ini pakai make up biar gak pucat." Miss Lina mengeluarkan kotak make up nya.
"Makasih ya Miss."
"Sama - sama, Kamu sudah seperti Adik saya sendiri."
" Makasih Miss Lina." Mereka berpelukan.
Setelah Andini membereskan pakaiannya dan ber make up kembali mereka menuju ruang kerjanya bersama Miss Lina.
Berbeda dengan Andini yang sudah mulai tenang dan bisa melanjutkan pekerjaannya Andre di dalam ruangannya berasa uring-uringan hati dan pikiran yang selalu terus memikirkan keadaan Andini.
Kemudian dia mencoba mengirimkan pesan kepada Andini.
"Kamu dimana, bisa ketemu." pesan dikirimkan ke Andini.
Namun di sisi lain Andini sama sekali tidak membuka ponselnya dia berpikir pasti pak Andre akan menghubunginya jadi di tinggalkannya ponsel di dalam tas.
"Ah, gak bisa konsentrasi Aku." Andre di dalan ruangannya.
Karena terlalu merasa khawatir terhadap Andini Pak Andre pun menelepon Ibu Ira.
"Iya Pak Andre. Ada yang bisa saya bantu."
"Apa Andini sudah kembali ke ruangan."
" Iya Pak sudah, Dia sudah kelihatan lebih fresh saya mohon Bapak jangan ganggu Dia dulu sepertinya masih sulit untuk menerima."
"Terima kasih Bu Ira." ditutupnya telepon.
"Syukur kalau Dia sudah membaik." gumam Andre.
Kemudian Andre berpikir dengan kejadian tadi sore yang hampir mencelakai Andini Dia meminta kepada pihak keamanan untuk mengecek CCTV yang ada di perusahaan.
Tak berapa lama telepon di ruangan Andre berbunyi.
"Ya hallo." jawab Andre.
"Lapor Pak kami sudah menemukan plat mobil yang hampir mencelakai Ibu Andini."
"Oke, mobil siapa itu. Kirim videonya ke email saya."
"Mobil Bu Ayuk, Pak. Kami kirimkan videonya."
"Kalian yakin."
"Iya Pak yakin sekali kebetulan kaca mobilnya juga tembus."
"Bagus, Terima kasih banyak."
Kemudian masuklah sebuah email ke dalam laptop Andre. Dengan teliti dia mengamati video tersebut sehingga muncul sebuah plat nomor mobil yang hampir menabrak Andini.
"Benar sekali ini mobil Bu Ayuk." gumam Andre.
"Saya harus visum Andini, sebagai bukti lampiran untuk melaporkannya ke Direksi." katanya lanjut.
#####
Kini jam sudah menunjukkan waktunya makan siang Andini masih saja berdiam diri di ruangannya.
"Din, ayo kita makan." ajak Miss Lina.
"Males Miss, aku gak lapar."
" Jangan seperti itu nanti kamu sakit."
Baru saja Miss Lina menutup mulutnya datang seseorang ke dalam ruangan yang membuat satu ruangan itu kaget.
"Pak Andre." kata Miss Lina mau buat Andini mendongakkan kepalanya melihat siapa yang datang.
"Maaf Pak, Saya permisi. Ayo Ari kita ke kantin." ajak Miss Lina.
Ari pun berdiri namun sebelum ia pergi dia mendekat ke Pak Andre.
"Jaga baik - baik Andini Pak, lindungi dia bukan membuatnya menangis." kata Ari membuat Miss Lina dan Andini hanya melongo menatap mereka berdua. sedangkan wajah pak Andri berubah menjadi marah. Bu Ira pun keluar dari ruangannya karena mendengar ada keributan lagi di luar.
"Ayo Ari jangan cari masalah." Miss Lina menarik tangan Ari.
"Selesaikan masalahnya dengan baik-baik Pak Andre dan Andini jangan sampai menjadi korban." kata Bu Ira.
" Saya akan melakukan visum terhadap Andini karena Saya sudah mempunyai bukti Siapa yang menabrak Andini."
"Siapa Pak." tanya Andini.
"Nanti kamu juga akan tahu. Sekarang ikut Saya ke rumah sakit kita buat visum."
" Ayo, Andini ikut pak Andre saja." kata Bu Ira.
"Tapi Bu."
" Sudah ayo kita berangkat." Andre menarik tangan Andini membuat Bu Ira geleng-geleng kepala.
" Lepaskan Pak, Saya bisa jalan sendiri." Andini mencoba menarik tangan dari genggaman Andre. Namun Percuma saja kini genggamannya lebih kuat daripada tenaga Andini.
Akhirnya Andini pun pasrah berjalan dengan digandeng oleh Andre menuju ke parkiran membuat semua orang yang melihat berbisik gak jelas.
"Pak Sakit tolong lepaskan." kata Andini ketika sudah sampai di parkiran.
"Masuk." Andre membukakan pintu mobilnya.
Kini Andini hanya Duduk diam di dalam mobil sambil memegang tangan yang terasa sakit karena genggaman Andre.
Sebelum Andre melajukan mobilnya Dia duduk di depan kemudi sambil memandang Andini
"Maaf, karena membuat tangan Mu sakit."
" Bapak kenapa sih selalu membuat saya seperti ini." kini dada Andini terasa sesak dan ingin sekali teriak dan menangis kembali.
Andre memandangi Andini dengan penuh rasa Iba.
"Maaf, membuat Mu dalam masalah ini. Tolong beri kesempatan Saya untuk menyelesaikan semuanya."
"Huhuhu... Kenapa harus Saya Pak." tangisan Andini akhirnya pun pecah. Andre memberikan tisu kepada Andini.
"Kita sekarang ke rumah sakit sekarang terhadap luka kamu supaya Bu Ayuk, bisa saya laporkan ke Direksi."
"Bu Ayuk yang mau nabrak Saya Pak."
"Iya, Kita selesaikan semuanya biar Dia tidak mengganggu Kamu lagi."
Kemudian Andre melajukan mobilnya ke rumah sakit untuk melakukan visum terhadap luka Andini.
#####
**Haloo, pembaca setia jangan lupa dukung Author ya ☺☺☺☺☺.
Kasih Like, komen dan votenya 😁😁😁**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Chairani Fatimah
kwren keren banget andini benar dilindungin
2020-11-07
1