Malam ini Andini harus lembur menyelesaikan laporan yang segera dikumpulkan besok pagi.
Berbekal pengalamannya dalam membuat laporan di perusahaan yang dulu dan file yang diberikan oleh Miss Lina bisa menjadi acuan untuk Andini membuat laporan.
Ditemani secangkir kopi dan camilan Andini semangat untuk memulai membuat laporan.
"Ayo semangat Dini. You Can Do It."
Andini menyemangati dirinya sendiri.
Ini merupakan perusahaan besar jadi Dini butuh waktu juga untuk mempelajari cara pembuatannya.
Akhirnya pukul 12 malam Andini berhasil menyelesaikan laporannya.
"Yes.. Akhirnya selesai. Ngantuk tidur Ah."
Andini mematikan laptop nya dan membereskan pekerjaannya kemudian merebahkan dirinya di atas tempat tidur.
~Andini PoV.~
"Harus segera di kerjakan ini."
Kemudian Aku membuat secangkir kopi dan mengambil camilan yang tadi aku beli di kantor.
"Lumayan rumit juga ya, Semangat Andini. You Can Do It." Ku semangati diriku sendiri.
Ku buka file satu persatu Ku pelajari kemudian Ku coba untuk menyusunnya walaupun kadang bingung namun Aku enggan untuk mengirimkan pesan kepada Miss Lina takut mengganggu istirahatnya.
Pukul 22.00 ada pesan yang masuk kedalam hp-ku ternyata Miss Lina."
"Giman Din, bisakan."
"Insyaallah bisa Miss, Don't Worry😊😊😊."
"Oke, soalnya ngantuk banget ini habis menidurkan anak."
"Ok Miss istirahat saja."
Aku sungguh tak tega untuk mengganggu Miss Lina karena seharian sudah bekerja di kantor dan di rumah masih harus direpotkan dengan anaknya.
Aku berusaha semaksimal mungkin dan mencoba untuk bisa menyelesaikan laporan ini sampai pukul 00.00.
" Alhamdulillah, bisa tidur juga."
Mataku sudah terasa mengantuk sekali kemudian Ku tutup laptopku, aku bereskan semuanya dan Ku rebahkan tubuh yang sudah lelah ini di atas tempat tidurku.
Adzan dubuh sudah berkumandang sayup sayup terdengar oleh telinga ku walaupun mata ini masih sangat berat sekali untuk dibuka.
"Ayo bangun Dini."
Ku semangat diriku sendiri kemudian membersihkan diri ini dengan mandi pagi untuk menyegarkan tubuh ini kembali. Setelah itu gelar sajadahku dan Ku tunaikan 2 rakaat yang menjadi kewajiban ku.
Pagi ini aku memutuskan untuk membeli roti di minimarket depan Kost an saja dan membawanya ke Kantor takut kesiangan.
Saat sampai di kantor aku melihat mobil sport sudah terparkir di lobby kantor.
"Sepagi ini Pak Andre sudah datang." batin Ku.
Tapi aku juga tidak peduli dengan Dia kemudian ku langkahkan kakiku menuju ruangan ku untuk menyantap roti yang Ku bawa tadi lumayan mengganjal perut.
"Ahh... bikin kopi cocok sama roti ini."
Aku menuju pantry untuk membuat kopi dan membawa roti yang tadi ingin memakannya di sana.
Aku mau buat kopi susu kesukaan Ku dan duduk di sofa dengan menyantap roti sandwich yang Aku bawa tadi.
Ku nikmati kopi susu dan roti sandwich sambil memainkan ponselku tanpa kusadari ada seseorang yang datang ke pantry.
"Ehem... boleh duduk."
Aku kaget dengan suara yang tiba-tiba ada di depan Ku.
"Silahkan Pak. Maaf kalau begitu saya permisi." pamit Ku kepada Pak Andre.
"Kemana, duduk saja masih pagi begini sudah mau kerja. Habiskan dulu sarapannya."
dia melarangku untuk pergi dari situ malah menyuruh menghabiskan roti dan kopi Ku yang masih tersisa.
"Terima kasih Pak, Saya habiskan di ruangan saja." Aku mengelak lagi.
"Sudah duduk saja, tolong buatkan Saya kopi."
Dia malah meminta untuk dibuatkan kopi kembali seperti waktu itu.
"Emang enak kopi buatan Ku ya, sampai minta dibuatkan kembali lagi.. Hihihi PD amat Kamu Dini." batin Ku.
Segera aku bergegas membuatkannya segelas kopi seperti waktu itu dan dia menunggu duduk di sofa.
"Silahkan Pak."
"Terima kasih, terima kasih juga untuk kopi yang wakti itu." ucap Pak Andre.
"Sama - sama Pak." jawab Ku sambil cengengesan.
"Bisa terima kasih juga Dia." batin Ku.
"Kopi buatan Mu enak."
Ucapannya membuatku melayang.
"Haa... sadar Din. Ngimpi Kamu." dalam hati Ku.
"Hai.. malah melamun." Katanya membuyarkan aku dari lamunan.
"Hehehe.. maaf Pak. Bapak mau roti masih satu tapi mungkin gak enak di lidah Bapak."
Ku coba menawarkan apa yang aku punya ya kalau diterima Alhamdulillah kalau enggak ya nanti aku habiskan sendiri niatnya cuma basa-basi hehehe.
"Saya gak cukup kalau cuma satu. Tapi adanya itu Saya makan aja, Saya gak sempat sarapan tadi." dibukalah roti yang ku sodorkan di atas meja tadi.
"Dia mau roti kayak gitu." aku melihatnya begitu lahap menghabiskan roti itu.
"Saya permisi Pak, sudah waktu masuk kerja."
Aku pamit untuk pergi dari situ supaya tidak ada orang yang melihat takut kena netizen seperti yang dibilang Miss Lina.
"Makasih buat rotinya." ucapnya kembali.
"Sama - sama Pak, Saya permisi."
Dan benar saja begitu aku keluar dari pantry karyawan sudah berdatangan.
"Untung aja aku keluar kalau nggak bisa kena serangan netizen huaaa." ucapku sambil melangkah ke ruangan.
~Andre PoV.~
Pagi ini aku berangkat pagi sekali karena ingin segera menyusun laporan yang harus aku laporkan dengan direksi nanti siang hingga tak sempat tak untuk sarapan dan minum segelas kopi di rumah.
Sudah menjadi kebiasaanku kalau berangkat pagi selalu menuju ke pantry untuk membuat secangkir Kopi.
Saat aku melangkahkan ke pantry Ku lihat ada seorang perempuan yang duduk di sofa sambil menikmati kopi bersama roti dan memainkan ponselnya.
Aku coba mendekat dan mengamatinya ternyata perempuan yang waktu itu membuatkan ku kopi.
"Apa Dia selalu berangkat pagi ini ." batinku
Aku mendekat dan ingin menyapanya tapi sayang aku tak tahu siapa namanya. Akhirnya Aku coba basa - basi ingin duduk di sofa itu.
"Ehem.. boleh duduk."
Saat aku berkata seperti itu dia kelihatan seperti kaget dan ingin beranjak Pergi dari tempat itu.
Dan benar saja dia langsung pamit meninggalkan Ku, namun ku juga dengan alasan habiskan dulu sarapan kalau mau pergi.
Tapi Dia beralasan lagi akan menghabiskan kopinya di ruangan kerjanya aku tak kehilangan akal Aku minta dia untuk membuatkan ku kopi kembali seperti waktu itu karena memang aku merindukan rasa itu, selama dua minggu ini aku tak melihatnya karena keluar kota.
Dan betapa beruntungnya Dia bersedia untuk membuatkan kopi kembali, dan kali ini tak lupa aku ucapkan terima kasih sekaligus terima Kasih ku untuk kopi waktu itu.
Seperti tak ada rasa menyesal mau membuatkan kopi untuk ku walaupun tanpa ucapan terima kasih waktu itu malah dia menawarkan satu bungkus roti yang masih Iya punya kepadaku.
Memang perutku terasa lapar dengan roti ini bisa mengganjal, Kok ambil dan ku makan roti itu dengan minum kopi buatannya.
Wajahnya terlihat gembira karena tawarannya aku terima, betapa mudahnya membuat dia tersenyum.
Setelah dia menghabiskan roti dan kopi kemudian Dia pamit untuk masuk ke ruang kerja. Ah... betapa bodohnya Aku lupa menanyakan namanya dan di divisi mana.
####
Hai pembaca setia.... jangan lupa Like, Komen dan Votenya...
semoga ceritanya menginspirasi kalian semua.. ☺☺☺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
HIN Aviation
kwnapa dobel2 ceritanya pake 2 pove mba
2024-08-20
0
resia
wow dri kopi trn ke hati 😁
2021-01-26
3
tinny suartini
ini bagus tapi sedikit yang komen ya, semangat thor
2021-01-03
2