"Ini HP nya, ayo pulang Saya antar."
" Memang harus begitu." Andini menerima ponselnya kemudian melangkah keluar dengan lemas dan tak ada daya lagi mau berdebat dengan Andre, jadi Dia memilih diam, sedangkan Andre tersenyum bahagia.
Andre melajukan mobilnya menuju ke kost Andini di jalan Merdeka.
"Kenapa diam saja."
"Nggak papa, udah lemas Saya Pak. Seharian banyak sekali hal yang harus saya alami.
"Saya kan tadi pagi sudah bilang kamu izin saja kenapa tetap masuk kerja."
" Saya bosan Pak, di kos mau ngapain coba seharian, lagian kaki saya juga baik-baik saja."
"Kamu keras kepala ya jadi orang."
"Kepala ya pasti keras Pak." jawab Andini asal aja sudah lelah berdebat terus dengan Andre.
"Istirahatlah, nanti Saya bangunkan kalau sudah sampai."
"Saya nggak bisa tidur Pak, takut aja Bapak nanti macam-macam sama Saya."
" Kenapa pikiran seperti menuduh Saya seperti itu terus. Kalau Saya mau macam-macam sama kamu enakan tadi di rumah waktu kamu tidur sama Aura."
" Bapak ngintip saya tidur ya."
"Bukan ngintip, itu kan rumah Saya. Lagian kamu gampang banget tidur di rumah orang."
"Lelah Pak seharian ada aja. Pagi - pagi udah di omelin, sampai kantor di siram orang gila itu lagi. Eh.. maaf tunangan seseorang di kira Saya perayu tunangannya, sungguh luar biasa hari ini."
"Ehem... Saya kan sudah bilang Saya bukan tunangan Bu Ayuk. Kalau Kamu memang perayu. Kamu merayu Saya dengan kopi buatan Kamu yang membuat Saya terus ingin meminumnya."
"Sudah Pak capek Saya."
"Tidurlah."
Andre melajukan mobilnya dengan kencang supaya cepat sampai di kosan Andini, Dia kasihan melihat Andini sudah kelelahan.
Sekitar 30 menit kemudian sampailah mereka di kosan Andini. Andre masih melihat Andini tertidur dengan pulas.
"Dini bangun, sudah sampai."
Andre menepuk - nepuk lengan Andini. Tapi Dia tak bergeming juga.
"Dini bangun." Di usapnya punggung tangan Andini dan bergeming juga.
Kemudian Andre mendekatkan wajahnya kepada Andini dan membangunkannya lebih dekat.
"Dini bangun."
Andini terus membuka matanya dan seketika kaget melihat wajah Andre begitu dengannya.
"Aaa.. Bapak mau ngapain Saya." Andini memukuli Andre dengan tangannya.
"Aduh, Sakit tau. Sudah di bangunin tidak berterima kasih malah memukul Saya.
Turun sudah sampai, jangan sampai Saya di sangka ngapa - ngapain Kamu di mobil gara - gara teriakan Kamu."
"Maaf Pak, Kenapa Bapak bangunin Saya seperti itu."
"Karena Kamu tidur seperti patung, susah banget di bangunin."
"Maaf ya Pak, Saya permisi sekali lagi terima kasih dan maaf."
Andini keluar dari mobil Andre kemudian bergegas masuk ke dalam kostan.
Andre memandangnya dari dalam mobil dengan senyum bahagia kemudian melanjutkan kembali mobilnya setelah memastikan Dini sudah tidak terlihat dan masuk ke dalam kos.
~Andini PoV.~
Pukul 9 malam Aku baru sampai Kost, dengan diantar Pak Andre pulang.
Hari ini sangat menguras tenaga Ku hingga tak punya daya lagi hingga Ku jatuh kan diriku di atas tempat tidur.
" Mimpi apa semalam Aku, hingga seharian harus mengalami seperti ini."
"Aaaaa.. mau nangis, teriak, marah dan seneng juga."
Pagi hari sudah di omelin sama si cowok cakep tapi nggak gaul. Terus sampai kantor di nyinyirin netizen dibilang perayu, perebut tunangan orang. Hingga disiram dengan air pagi hari emangnya aku belum mandi.
"Aaa... hiks..hiks... nangis dulu gak papa ya."
Ternyata orang yang menabrak ku tadi sore adalah Bu Ayuk sehingga aku diajak Pak Andre untuk visum.
Aku sudah tidak tahan dengan semua pertanyaan yang ada di kepalaku hingga ku beranikan diri untuk bertanya langsung ke pak Andre tentang status Dia dengan Bu Ayuk karena saya nggak mau dianggap sebagai perusak hubungan orang.
Setelah mendengar penjelasan dari pak Andre Aku bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya Bu Ayuk yang terlalu terobsesi dengan Pak Andre, namun entah kenapa masih ada rasa belum percaya sepenuhnya terhadap Pak Andre.
Akhirnya aku pancing Dia dengan pertanyaan "Dia cantik Pak, Pintar, cocok kalau di gandeng untuk acara kantor."
Dan Dia menjawab "Tapi dia tidak bisa membuat Saya nyaman seperti ketika saya bersama Mu." Dengan tatapan penuh perasaan.
Ditambah lagi katanya Dia ingin melindungi Ku, dan Dia selalu khawatir kalau tidak bertemu dengan Ku.
Hingga Dia mengungkapkan perasaannya kepada Ku. Dia ingin mengenal Ku lebih jauh. Tapi setelah itu Dia berkata yang membuat Ku bingung. Katanya mungkin akan sulit untuk Ku menerima Nya, jika Kau tahu keadaan Dia yang sebenarnya.
Apa maksudnya coba.
Kemudian dia mengalihkan topik untuk melakukan visum dulu sebagai bahan untuk melaporkan ke direksi.
Setelah visum tujuan kita makan siang, enggak tahunya aku diajak ke tempat bermain anak-anak.
"Ini mau kemana." batin Ku
Pikiranku semakin kemana-mana, kenapa Dia mengajakku ke tempat bermain, kenapa coba tadi Dia bilang Kalau aku akan sulit menerima Nya kalau tahu keadaan Dia yang sebenarnya.
Hingga kita sampai di tempat bermain tersebut dan ada seorang anak kecil yang menghampirinya menyebutnya " Papa."
"Papa, hati Ku ingin menangis rasanya, Dia sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak tapi kenapa Dia mendekatiku rasanya ingin lari dari sana." pikir Ku waktu itu.
Hingga anak itu melihatku dan menghampiriku dengan menyebut ku sebagai
"Mama."
"Aku belum nikah sudah di panggil Mama sama anak orang, apa lagi ini."
Kemudian ada seorang Ibu yang mendekat dan meminta ku memanggilnya Oma.
"Oke fix ini Mamanya Pak Andre."
Setelah itu Aura iya anak kecil itu nempel terus sama Aku kayak emaknya aja Aku, hingga tidur pun maunya sama Aku, padahal baru sekali itu ketemu.
Akhirnya semua penjelasan Aku dapatkan setelah Aku ikut ke rumah Pak Andre, ya bukan tanpa alasan Aku bisa ikut ke rumahNya. Semua karena Aura yang ingin nempel terus dengan Ku.
Pak Andre menjelaskan semuanya kepada Ku, hingga ada rasa iba terhadap Aura, sekecil itu harus yatim piatu. Ini lah yang di maksud oleh Pak Andre jika menerima Dia harus mau menerima Aura karena Dia sudah anggap anaknya sendiri.
Sebenarnya bagi Ku itu tak masalah lagian Aura sudah bisa menerima Ku. Tapi yang bikin masalah tentang perasaan ini, tentang rasa ini, dan apakah Dia tulus untuk memilih Ku. Aku tak mau terulang lagi seperti dulu, sakit rasanya.
Walaupun Pak Andre sudah langsung mengungkapkannya kepada Ayah dan Bunda tapi Aku masih butuh waktu untuk mengenalnya, karena Aku ingin menikah hanya sekali seumur hidup Ku.
Andini....
####
**Hai readers yuk dukung Author
kasih like, koment juga jangan lupa vote nya ☺☺☺**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
tinny suartini
semangat thor
2021-01-04
1
Chairani Fatimah
lanjut aza lah
2020-11-07
1