Anna berjalan kearah kantin kampus untuk menemui kedua sahabatnya .
Dan tak sengaja matanya menatap satu laki laki yang tak ingin ia tatap .
Siapa lagi kalau bukan rio, terlihat rio sedang merangkul wanita yang berbeda dari wanita yang dulu dan melihat kearahnya kemudian tersenyum sinis.
Anna mengabaikan rio dan terus berjalan menuju kantin.
Setibanya dikantin anna langsung menghampiri intan dan chika yang sudah menunggu nya sedari tadi.
"Ada yang mau gue omongin sama kalian!!" ucap anna kemudian duduk dikursi menghadap intan dan chika.
"Ngomong apa sih kok kayaknya penting gitu?!" tanya chika sambil mengunyah snack yang ia beli.
"Gue minggu depan mau nikah!!!" ucap anna lantang.
"Uhhukkk uhukkk ... " seketika intan yang sedang menyedot es jeruknya langsung tersendak.
Intan dan chika menatap anna serius , setelah dirasa cukup chika memegang dahi anna.
"Enggak panas sihh" ucap chika pada intan.
"Ahhh mulai kan resenya " ucap anna memutar bola matanya malas.
"Lagian nggak ada pacar nggak ada gebetan tau tau mau kawin aja minggu depan, bercandanya parah ihh" ucap intan .
"Gue seriusss kali" ucap anna.
"Apa sesakit itu putus sama rio sampai menghayal mau kawin segala???" tanya intan lagi.
"Kalau emang elo mau kawin sama siapa coba jelasin dulu ceritanya gimana??" tanya chika .
"Jadi gini..."
Anna pun menjelaskan dari awal hingga akhirnya dia harus menikah dengan om om perut buncit.
"Gila loo ann!!! Emang nggak ada pilihan lain selain nikah sama om om buncit??" ucap intan shock.
Anna hanya menggelengkan kepalanya sedih.
"Ya udah apapun yang terjadi kita tetap disini buat elo ann , sekalipun elo jadi istri simpanan om om perut buncit " ucap chika mencoba menenangkan.
" bukan istri simpanan soalnya dia belum pernah nikah katanya" ucap anna.
"Jangan percaya sama katanya deh ann, masa sih udah om om masih belum punya istri kan enggak mungkin banget" ucap intan.
"Iya juga sih, entahlah gue bener bener ngerasa buntu, gue pasrah aja lah yang penting keluarga gue tetep utuhhh" ucap anna dengan mata berkaca kaca.
"Udah nggak usah nangis , kita selalu ada buat eloo" ucap intan kemudian ketiganya saling berpelukan.
Seminggu kemudian....
Hari ini adalah hari pernikahan anna dan tuan zen.
Tampak anna sudah memakai kebaya putih lengkap dengan jilbabnya untuk melakukan acara ijab qobul.
Anna merasa sangat gugup , entahlah hari ini adalah hari dimana berakhirnya masa lanjang nya dan dia harus menikahi seseorang yang belum ia kenal dan belum ia cintai.
"Menyedihkan" batin anna sambil melihat cermin.
"Sayang, maafin papa ya , gara gara papa kamu harus nglakuin ini semua" ucap hendra yang sudah berada di kamar rias sang putri.
"Papa nggak salah kok, kan emang udah kewajiban anna buat perjuangin keluarga kita, selama ini papa udah berjuang buat mama , anna sama ryan jadi udah kewajiban anna buat berjuang juga" ucap anna tulus.
Tak terasa air mata hendra menetes mendengar ucapan putri sulungnya itu.
"Kok jadi papa yang nangis sih" ucap anna melihat sang papa menangis memeluknya.
"Papa bersyukur banget punya anna , makasih sayang" ucap sang papa.
"Udah donk pa, nanti anna ikutan nangis luntur deh make upnya " ucap anna menghibur sang papa.
"Iya sayang, udah siap sekarang" tanya papa.
"Insyallah udah pa, " ucap anna sedikit berat.
"Yukkk kita keluar" ucap papa yang diangguki oleh anna.
Nampak anna dan papanya keluar dari kamar, dan diluar sudah tampak ramai oleh kerabat anna yang datang.
Saat akan memasuki ruangan dimana akan diadakanya ijab kabul, jantung anna berdegup kencang seakan ingin lepas.
Anna menarik nafas dalam dalam siap siap bertemu dengan calon suaminya yang sudah berumur itu.
Saat hendak memasuki ruangan ijab kabul , sang penghulu keluar menghampiri anna dan papanya , terlihat sang penghulu berbisik dengan papa anna yang tak dapat didengar oleh anna.
Terlihat hendra mengganguk tanda paham akan ucapan penghulu itu kemudian berbalik mendekati anna.
"Sayang kata penghulunya kamu nunggu didalam kamar aja , nanti kalau ijab kabul nya udah selesai suami kamu menghampiri ke kamar kamu " ucap sang papa.
Sedikit terlihat raut kecewa anna , sejujurnya anna sudah penasaran setengah mati dengan rupa calon suaminya itu, tapi apalah daya jika sang penghulu sudah memutuskan itu.
Anna hanya mengganguk paham kemudian memasuki kamarnya.
Dengan hati gelisah dan berdebar anna menunggu didalam kamar.
Sekitar 30 menit ,pintu kamar anna terbuka, dengan cepat anna menoleh siapa yang datang, terlihat raut wajah anna kecewa karena yang datang bukanlah tuan zen yang sudah berumur tetapi leo asisten tuan zen yang sangat tampan itu menggunakan setelan kemeja putih lengkap dengan jas warna putih.
Anna menghela nafas pelan membuat asisten tuan zen menaikan alisnya.
"Apa tuan zen mu itu sudah pergi lagi karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya meskipun ini hari pernikahan nya ??" tanya anna dengan raut kecewa.
"Seperti yang sudah anda duga nona" ucap sang asisten dan terlihat menampilkan senyum smirknya.
"Baguslah sepertinya aku harus bahagia karena mungkin tidak akan kelelahan melayani orang tua itu" ucap anna sedikit ketus.
"Apa nona kecewa karena saya yang datang dan bukan om om perut buncit seperti yang anda bayangkan? "Tanya asisten tuan zen.
"Mana mungkin aku kecewa , justru aku merasa bahagia" ucap anna ketus.
Seandainya tuan zen itu kamu , betapa beruntungnya aku mempunyai suami setampan kamu , batin anna.
Anna terlihat menggelengkan kepalanya ,
"Apa nona baik baik saja??" tanya sang asisten.
"Tentu saja" ucap anna sedikit gugup.
"Baiklah , nona lebih baik istirahat karena nanti malam ada pesta yang dihadiri para tamu undangan tuan zen" ucap sang asisten.
"Apa itu berarti aku nanti bisa bertemu dengan tuan zen??" tanya anna .
"Tentu saja nona" ucap asisten tuan zen tersenyum.
"Baguslah, semoga nanti dia tidak akan meninggalkan pestanya sebelum usai" ucap anna .
"Tentu saja tidak nona, bagaimana mungkin tuan zen meninggalkan istri nya yang cantik di tengah tengah pesta" ucap asisten tuan zen menggoda.
Terlihat rona merah di wajah anna.
"Sudahlah sana pergi, tak perlu menggodaku , aku ingin istirahat" ucap anna merasa malu.
"Maafkan saya nona sudah lancang berani menggoda nona, kalau begitu saya permisi dulu" ucap asisten tuan zen.
"Berdoa saja aku tak menggadukan ini pada tuanmu" ucap anna mengancam.
"Ohh ampuni lah saya nona, habislah saya jika saya dipecat oleh tuan zen, saya baru menikah dan jika saya dipecat harus dengan apa saya memberi nafkah istri saya " ucap sang asisten memelas.
"Hahhaa aku hanya bercanda tak perlu seserius itu" ucap anna sambil tawa.
"Ya sudah sana pergi" ucap anna .
"Baiklah nona" ucap sang asisten kemudian berbalik meninggalkan kamar anna.
Tampak anna menghela nafas , dia sudah penasaran setengah mati malah serasa digantung .
"Tuan zen sialan , lihat saja nanti malam , jangan berharap bisa menikmati tubuhku" gerutu anna kesal.
🍂🍂🍂🍂
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Puji Astutik
itu tuan zen nyamar jadi asisten leo
2022-09-13
2
Yoni Asih
leo itu tuan zen
2022-03-27
0
Ida Lailamajenun
bisa aja nih asisten Leo alias tuan Zen nge prank Anna😂mo ksh surprise x ke anna.tau klu suaminya Leo pingsan deh Anna😂😂
2021-09-03
0