Sudah 3 Hari ini Rara tidak masuk kerja, Ia masih meminta cuti untuk mengurus Ibu Asuhnya. karena terlau sibuknya menggantikan posisi sang Ibu, pagi ini ia sudah tiba di pasar tradisional membeli barang-barang dan keperluan dapur untuk anak-anak panti. Dari satu toko ke toko lain, mencari-cari apa yang belum ia dapatkan, Memilah-Milih barang yang masih bagus dengan kadaluarsa nya masih lama. kurang lebih 2 Jam lamanya Rara sibuk di pasar dan sudah saatnya ia kembali pulang ke panti.
Suasana hatinya pun sudah kembali sedia kala, walau terkadang masih sedikit trauma dengan kehadiran Daffa yang selalu muncul secara tiba-tiba dimana pun Rara berada. Tapi sejak ia memutuskan untuk tinggal di panti, Daffa sudah tak pernah muncul dihadapannya lagi.
"Ra. ARA.... " Panggil seorang wanita berusia 40 tahun, tapi masih terlihat sangat cantik dan anggun.
Rara pun menoleh kearah seseorang yang memanggilnya, kemudian ia tersenyum dan berlari menghampiri wanita tersebut.
"Tante Tiara." Sapa Rara kepada wanita yang sudah lama ia kenal, lalu mencium punggung tangan wanita yang dipanggil nya Tante.
"Tante kenapa jalan kaki, mobilnya mana?" Tanya Rara sambil mencari-cari kendaraan yang biasa dibawa olehnya.
"Mobil tante tiba-tiba mogok, jadi tante kesini naik taxi, Ech malah di turunin di pinggir jalan di depan indamart." Jawabnya kesal.
"Yaa Ampun, sini tante aku bawain barangnya." izin Rara yang langsung mengambil barang bawaan tanpa persetujuan Tantenya.
"Kamu pasti dari pasar kan?, bawaan kamu juga banyak, Sini biar tante aja yang bawa." tolak tante Tiara yang mencoba merebut kembali barang bawaannya.
"Gak apa-apa tante, lagian gak berat kok. Aku hanya membeli beberapa barang saja yang sudah hampir habis." Jawab Rara ramah.
"Bagaimana keadaan Sita?" Tanyanya untuk memastikan keadaan Ibu asuh Rara dan juga sahabat terbaik wanita bernama Tiara.
"Ibu sudah mendingan tante, walau sedikit lemas. Seperti nya ia kecapekan, sampai telat makan, karena terlalu fokus mementingkan anak-anak nya dari pada dirinya sendiri." jawab Rara
"Seperti itulah Sita, lebih suka mengurusi urusan orang lain, dari pada dirinya sendiri. Makanya tante senang sekali masih bisa menjalin silaturahmi dengannya, dari SMA sampai kita menikah dan punya anak belum pernah pisah, semoga si sampai nenek-nenek bareng terus hihihi. Kamu pasti sangat beruntung menjadi anak Asuh nya." Ucap tante Tiara.
"Iya Tante aku sangat beruntung sekali memiliki nya, kasih sayangnya tak pernah henti ia berikan untuk ku, walau kenyataan nya aku bukan anak kandungnya, tapi ia masih terus saja memperhatikan ku." ujar Rara.
"Yasudah tante, pasti ibu sudah menunggu ku lama. Nanti dia khawatir anak gadisnya gak pulang-pulang. Ayok tante." Ajak Rara.
Mereka pun menyudahi percakapan nya saat sudah tiba di panti, kemudian Rara pergi ke dapur dan Tante tiara pergi menemui Sita dikamarnya. Rara membiarkan mereka berdua untuk bersama, lalu Rara ke dapur untuk membantu Bu Nida, wanita yang selalu memasak untuk anak-anak panti. Setelah selesai memasak mereka segera menyiapkan hidangan di ruangan khusus untuk anak-anak panti berkumpul untuk Makan. Setelah mereka masuk dan duduk dengan rapi, selanjutnya berdoa kemudian dipersilahkan makan oleh ibu Sita. Mereka sangat lahap sekali makannya, membuat Rara dan Bu Nida senang melihat mereka yang sangat antusias.
Saat anak-anak sibuk dengan makanan mereka, Tiba-tiba Rara kedatangan seorang tamu yang tak di undang.
"Mba Rara, ada tamu yang nyariin Mba. dia nunggu di taman." info Pak Tejo. seorang Satpam yang bekerja di panti tersebut.
Rara pun mengikuti Pak Tejo untuk melihat siapa yang berkunjung untuk menemui nya di panti. Dan
terlihat seorang Pria bertubuh Tinggi, berkulit putih dan memiliki badan atletis seperti orang yang gemar berolahraga. Namun di kejauhan Rara sudah mengenali siapa Pria tersebut lalu tersenyum dan menyapanya.
"Kak Ferdy ngapain kesini?, besok aku juga sudah masuk kerja, sampai disusul segala si. Aku gak akan makan gaji buta kok hahaha."
Ujar Rara menggoda Ferdy, laki-laki itu ternyata Pemilik Minimarket tempat Rara dan Rani bekerja. Ia juga tetangga Rara dulu waktu dirinys masih tinggal bersama orang tuanya sebelum meninggal.
"Makanya aku jemput kamu kesini, biar inget kerja." Jawab Ferdy ketus, lalu hanya dibalas tawa oleh Rara.
"Handphone mu kemana?, udah tiba-tiba cuti, terus sekarang mau ngilang gak ada kabar. Gak ngomong lagi sama aku, ngomong nya malah sama Rani. memang dia Bos nya." Tanya Ferdy masih dengan nada ketus.
"HP ku hilang kak, aku juga gak tau hilang dimana. " Jawabnya santai.
"kenapa bisa hilang, memang kamu gak pernah cek Handphone mu apa tiap hari." Tanya Ferdy.
"Aku punya Handphone kan hanya untuk absen saja di tempat kerja, selebihnya tidak ada lagi. Rani ketemu tiap hari, siapa lagi yang akan menghubungi ku. Sosmed aku gak punya" Jawab Rara.
"Kalau kakak jemput aku hanya untuk memarahi ku besok saja kak. Hari ini suasana hati ku sedang bahagia, jadi jangan di usik ya." lanjutnya.
"Dasar, Mana bisa aku marah sama kamu yang menggemaskan ini." sahut Ferdy yang mencubit hidung Rara.
"Sakit kak." Desis Rara.
"Kakak udah makan, aku lapar sekali, kita makan siang dulu yuk." Ajak Rara lalu menggandeng tangan Ferdy dan hanya dijawab senyuman oleh Ferdy.
Mereka memang sudah dekat sejak kecil, karena Ayah Rara dan Ayah Ferdy berteman, jadi Ferdy sering bermain bersama Rara saat merek masih kecil. Ferdy sudah menganggap Rara seperti adiknya sendiri, namun sejak orang tua Rara meninggal. Rara tinggal di panti asuhan tanpa sepengetahuan Ferdy dan orangtuanya.
Setelah 10 tahun tidak bertemu, mereka dipertemukan kembali di sebuah universitas, saat itu Rara hendak mendaftarkan diri menjadi seorang mahasiswa. Ternyata Ferdy pun kuliah di tempat Rara mendaftar, hanya saja karena keterbatasan biaya Rara tidak jadi mendaftar dan memilih bekerja terlebih dahulu, menabung untuk biaya kuliahnya nanti.
Setelah selesai Makan siang dan berbincang-bincang dengan Ibu Sita dan Tante tiara, Rara pun izin pamit karena besok sudah harus bekerja kembali.
"Bu, Rara pamit ya, ibu jangan terlalu capek. Jaga kesehatan dan pola makan yang diatur dengan baik, jangan sampai tidak makan atau telat makan lagi." Ucap Rara yang khawatir dengan Ibu asuhnya.
"Iya Ra, Ibu akan jaga diri, kamu hati-hati dijalan ya. Ferdy mengemudinya jangan ngebut-ngebut, soalnya ini bidadari satu-satunya yang Ibu punya saat ini, karena bidadari yang lain masih pada kecil tuh." Tukas Ibu sita. Rara, Ferdy dan Tante tiara yang mendengar lelucon Ibu sita hanya dapat tertawa.
"Tante mau ikut sama kami, nanti Ferdy anter sampai rumah tante." Ajak Ferdy kepada Tante Tiara.
"Tidak perlu, Daffa akan menjemput tante. sebentar lagi dia juga sampai." Sahut tante tiara.
"Wah ajaib sekali Daffa mau jemput Tante." Tanya Ferdy.
"Ssttt... nanti kalo dia denger, hancur semua usaha mu. Hahahah....." Mereka tertawa bersama, hanya Rara yang masih terheran-heran mendengar nama Daffa, namun ia tepis segera karena nama Daffa bukan hanya satu dan pasti bukan Pria Psikopat itu saja.
Saat Ferdy dan Rara sudah memasuki Mobil, sebuah mobil berwarna Hitam pun tiba dan terparkir di samping mobil Ferdy. lalu Pintu mobil yang dikendarai sosok laki-laki tampan tersebut terbuka, muncul lah Pria yang ingin sekali Rara hindari sejak pertemuan pertama mereka.
Ferdy turun untuk menyapa sahabatnya, tapi Rara enggan untuk menemui Daffa. Padahal jika Rara ingat ancaman Daffa, ia pasti tak akan menghindari nya. Ia hanya Takut bertemu dengan Pria itu. biarkan saja, anggap dirinya tak melihatnya. Setelah Menyapa sahabatnya, Ferdy kembali masuk ke dalam mobil, lalu melajukan mobilnya dengan memberi klakson pada semuanya. Tanpa Rara sadari, ternyata Daffa diam-diam sudah melihat Rara yang mencoba menghindari nya.
Dia pun tersenyum dan berkata.
"Kau sudah menjadi Milikku detik ini juga."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Yurika23
hayoloh Rara...keliatan juga kan...
2024-12-17
0
Lyana Gunawan
wahh emang ya dunia ini sempit bgt
2023-05-29
0
uups
jodoh Ng kemana ya kan
2021-09-24
0