Beberapa hari setelah pertemuan yang tak diharapkan Rara dapat bertemu dengan Daffa, Kini Rara mencoba melupakan hal itu, awalnya dia sangat cemas karena baru mengingat ancaman Daffa, ia Harap Daffa tak melihatnya saat dipanti waktu itu.
Hari ini Minimarket tempat Rara dan Rani bekerja sangat ramai pengunjung, mereka sampai kewalahan. Tapi karena Profesional nya mereka, mereka tetap Ramah melayani para pembeli. bukan hanya Rara dan Rani saja yang bekerja disitu, hanya untuk malam ini wakti sift mereka berdua.
Sebenarnya bukan hanya minimarket saja, di atas minimarket tersebut terdapat sebuah Kafe yang biasa untuk nongkrong para muda-mudi berakhir pekan, karena malam ini Kafe tersebut sedang mengadakan pesta, hanya pesta Kecil-kecilan saja yang diadakan oleh Ferdy pemilik Minimarket dan Kafe tersebut, jadi ia hanya mengundang beberapa teman dekat saja.
"Aku lelah sekali Ra... Hari ini ramai banget sampai pada ngantri. Apa ada undian berhadiah ya yang terdapat di salah satu produk yang ada di sini." Ucap Rani sambil meregangkan tubuhnya yang hampir kelelahan.
"Wajar saja ramai Ran, ini kan weekend. Apalagi Kak Ferdy mengadakan pesta di atas. Jadi sementara Kafe tutup, mungkin mereka mampir kesini deh." Jawab Rara.
"Sok tau kamu Ra Hahaha." sahut Rani yang tertawa mendengar jawaban Rara.
"Aku istirahat sebentar ya, kamu gpp kan tutup minimarket nya sendiri dan aku tinggal? " tanya Rani.
"Iya sahabat ku sayang, Kamu istirahat aja sana. Biar aku yang menutup minimarket nya sambil menunggu Kak Ferdy." Jawab Rara sambil mendorong Rani kesebuah ruangan. Setelah mengantarkan rani beristirahat, Rara kembali ke bagian kasir, namun betapa terkejutnya ia saat seorang Pria sudah berdiri di depan kasir, memandanginya berjalan menghampiri Pria tersebut. Rasa cemas, takut, sudah menyelimuti pikiran gadis itu, ia tak tau harus bersikap apa.
"Aku harus bagaimana, Aku benar-benar sangat takut." ujarnya dalam hati.
Rara terus berjalan menghampiri sosok pria tersebut, Sesampainya di bagian Kasir, dengan posisi bersebrangan dengan laki-laki itu, ia masih menundukkan wajahnya tak ingin melihat tatapan sang Pria. Pria tersebut pun hanya diam memandangi Rara yang sudah diketahui nya akan bersikap seperti itu dan berfikiran bahwa wanita ini tak ingin melihatnya dan masih takut padanya.
"Apa kau tidak ingin menyapa ku Nona?" Sapa sang pria yang menandakan bahwa ancaman itu masih berlaku. Rara masih bingung dan juga takut, tapi ia harus dengan terpaksa menyapa Pria bernama Daffa.
"Se..selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu?" Ujar Rara dengan nada gugup terlihat jelas bahwa betapa takutnya ia berhadapan dengan Daffa, namun ucapan Rara dihiraukan Daffa, ia masih terus berdiam diri melihat Rara. Jika tidak ada penghalang Meja Kasir mungkin Daffa sudah mencoba mendekatkan dirinya lebih dekat ke hadapan Rara. Setelah beberapa menit saling diam, ferdy datang mengejutkan keduanya.
" Daf... lagi ngapain lo disini?" Tanya seorang pria yang baru datang dan ternyata Ferdy pemilik minimarket ini. Raut Wajah Rara langsung bahagia dengan kehadiran Ferdy.
"Hei Bro, Kenapa diem aja?" Tanya nya kembali.
"Gue mau beli ini." Sahut Daffa santai yang menunjukkan sebuah minuman ditangan nya.
"Gue kira lo lagi godain karyawan gue hahaha...." ucap Ferdy mengolok-olok Daffa yang hanya berdiam diri saja tak ada suara dihadapkan Rara.
"Maafin dia ya Ra, walau tampang nya seperti orang Jahat, tapi aslinya dia baik kok. oya, Dia ini anaknya Tante Tiara loh, yang waktu itu jemput Di panti, kamu ingat ga?" Ucap Ferdy memecah keheningan antara Daffa dan Rara.
"Ohh ini Kak Daffa anaknya tante Tiara, Hallo Kak." Sapa Rara dengan senyum canggung. Namun bukan nya menyapa balik Daffa tetap diam dan berlalu pergi duduk di teras minimarket.
"Rani Mana Ra?" Tanya Ferdy yang sudah bersiap menutup minimarket nya dari dalam.
"Rani lagi istirahat kak, hari ini ramai sekali jadi dia sangat kelelahan, aku juga sangat lelah kak." Ucap Rara mengadu dan bersikap manja pada Ferdy.
"Iya Maaf ya, karena Kafe tutup jadi mereka beralih ke minimarket deh. Kamu pulang aja istirahat." Jawab Ferdy Ramah dan membelai rambut Rara. Daffa yang melihat percakapan mereka tiba-tiba saja merasa tidak suka gadis itu di sentuh oleh pria selain dirinya, namun ia masih dapat menahannya, karena Ferdy sahabat nya.
Setelah selesai beres-beres Rara menghampiri Rani, yang ternyata masih tertidur sangat nyenyak, ia tak tega membangun kan nya. Jadi Rara membiarkannya beristirahat dan meninggalkan Rani.
"Kak Ferdy, Kak Daffa aku permisi ya." Pamit Rara pada kedua laki yang sedang asik mengobrol.
"Iya, Hati-hati dijalan, mau ku antar tidak?" Ucap Ferdy ramah, berbeda dengan Daffa yang mengacuhkan nya.
"Gak usah kak, aku pulang ya." Sahut Rara dan berlalu pergi.
Rara pun meninggalkan mereka berdua, dan berharap Daffa tak mengikutinya. namun tiba-tiba di tengah jalan, Rara di hadang oleh beberapa geng motor yg beranggotakan 5 laki-laki yang mencoba merayunya, semakin bertambah lah ketakutan Rara, ia sudah sedikit lega karena bisa terhindar dari Daffa, tapi dia harus di hadapkan lagi dengan situasi seperti ini. Rara tidak bisa menghindar karena sudah terlanjur melewati jalanan yang biasa ia lewati, dan karena jumlah laki geng motor tersebut lebih banyak Rara pun dihadang oleh 2 pria dari geng motor tersebut.
Rara mencoba menghindar dengan mencoba berlari menghindari mereka, namun sebuah tangan tiba-tiba mencengkram pergelangan tangannya dan menarik nya untuk mengikuti arahan salah satu pria dari geng motor tersebut. Rara hanya dapat memohon untuk dilepaskan mencoba berteriak sekuat tenaga tapi tak ada yang mendengar, dan tidak ada seorang pun yang ia temui. Mencari-cari sekeliling tak terlihat seorang pun,
"Ada apa ini? biasanya ramai jalanan ini kenapa mendadak sepi, apa karena ada mereka jadi orang-orang memilih menghindar tak melewati jalanan ini." gumam nya.
Rara merasa bingung dan takut, ia terus berusaha melepaskan genggaman tangan pria itu, namun ia kesulitan, Rara baru ingat bahwa ia memiliki Stunt gun atau alat setrum yang ia siapkan sebenarnya untuk Daffa jika Daffa macam-macam, Tapi alat ini berguna juga untuk situasi seperti ini. Rara pun mencari alat tesebut di dalam tas nya dengan tangan satunya yang masih terbebas dari genggaman pria ini.
Ketemu!!!. kemudian Rara arahkan ke tubuh pria tersebut. Pria itu berteriak dan terjatuh lemas hingga melepaskan tangan Rara, ini kesempatan baginya untuk lari.
Rara pun berlari menuju minimarket untuk meminta pertolongan Daffa dan Ferdy, berlari sekencang mungkin dari kejaran pada geng motor. Ia sudah hampir dekat dan melihat Daffa di luar minimarket sedang merokok, sedangkan Ferdy dan Rani sedang mengobrol. Muncul wajah sumringah di wajah Rara karena mereka masih berada di luar minimarket, Rara berlari sekuat mungkin, tapi geng Motor itu dengan cepat dapat menangkapnya dan menarik tangan Rara, Rara pun berteriak untuk meminta pertolongan dari teman-temannya. Bukan nya memanggil Ferdy atau rani yang selalu bersamanya setiap waktu, tiba-tiba mulut nya memanggil seseorang yang wajahnya saja tak ingin Rara Lihat.
"Kak Daffaaa... Tolong Kak... Aargh.. Kak Daffa Tolong." Teriak Rara di kejauhan, Daffa dan Ferdy yang mendengar teriakan Rara langsung bergegas menolongnya. Mereka berlari mengejar para laki-laki tersebut yang sudah membawa Rara dengan sangat kasar.
Mereka datang bak seorang pahlawan, melawan satu persatu para geng motor, menghajar, memukul, menendang sampai mereka tersungkur ke jalanan yang beraspal. Perkelahian mereka masih terus berlangsung karena para geng motor tidak mau menyerah, lalu salah satu dari mereka menghantam pundak Daffa menggunakan besi saat ia sedang sibuk memukul salah satu rekannya, Daffa pun terjatuh lalu dikeroyok oleh 3 orang geng motor, namun ia masih mampu berdiri lalu menghajar kembali salah satu orang dari geng tersebut sampai babak belur. Betapa hebat dan kuatnya Daffa sudah babak belur begitu, ia masih sanggup melawan dan menghabisi para geng motor jika ia mau, ia bahkan bisa dengan sekejap membunuh mereka semua. Tapi
tak lama polisi pun datang lalu membawa beberapa anggota geng motor yang masih terkulai lemas di jalanan dan sisanya sudah pergi.
Rara yang melihat kondisi Daffa, sangat tidak tega karena keadaannya sangat memprihatinkan kan. Dahi dan bibir nya berdarah, hidung nya sedikit lecet karena sempat kena pukulan dari salah satu orang geng itu. Rara mencoba menolongnya, tapi ditolak mentah-mentah oleh Daffa.
Ferdy yang melihat hal itu pun langsung bertindak
"Daf, kita kerumah sakit sekarang." ucap Ferdy yang akan memapah Daffa.
"Gue mau pulang aja." Ucapnya santai sambil menolak uluran tangan Ferdy.
Ferdy yang sudah sangat mengenal Daffa hanya mampu berdiam diri, dia tau sahabatnya pasti akan baik-baik saja, tapi dia juga sangat khawatir jika membiarkan Daffa pulang seorang diri. Akhirnya, dia pun ikut kedalam mobil Daffa untuk memastikan kondisi sahabatnya pulang dengan selamat.
Rara dan Rani pergi ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian atas perbuatan para geng motor tersebut. Mereka berpisah tanpa mengatakan kalimat apapun yang menyisakan penyesalan mendalam pada Rara. karena belum sempat mengucapkan terima kasih kepada Ferdy, terutama kepada Daffa yang sudah membantu menyelamatkan nya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
RN
keren kak👍👍
2020-11-04
9
yuki hikari
untung ada polisi dan kawannya kalau tidak Daffa pasti membunuh orang - orang geng motor itu dan menambah trauma Rara
2020-10-30
24
Resa Anggre
Daffa ku pahlawan ku🤣
2020-10-29
4