KARYA INI SAYA BUAT SUDAH LAMA SEKALI. HAMPIR 7 TAHUN YANG LALU. SAYA TAHU, KARYA INI BANYAK TYPO DAN KECACATAN CERITA. TAPI SAYA BELUM SEMPAT EDIT KARENA KESIBUKAN DUNIA NYATA.
Stop komen buruk. Kalau mau karya premium. Silakan bayar sepadan sesuai harga yang ingin kalian baca. Enjoy silakan, enggak enjoy enggak usah ngamukk\~\~
Bisa juga mampir ke karya saya lainnya. Saya punya karya yang baru dibuat 2019-2020. Ada Naughty Sugar dan Perjanjian Pranikah. Bisa mampir ke sana. Thank u\~\~
Seperti biasanya, Salsa menunggu Andrian dan Nayla yang sering pulang malam. Hari ini, Nayla sudah pulang bersama Yoga, tapi Andrian sama sekali belum terlihat batang hidungnya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Bahkan Salsa sempat tertidur dan kembali terjaga ketika Yoga tak sengaja membangunkannya.
"Yoga," ucap Salsa ketika pria itu tertangkap basah akan mengangkatnya ke kamar.
"Aku sedang menunggu Mas Andrian." kata Salsa membuat Yoga mengurunkan niatnya.
"Ini udah sangat malam, Sa. Mungkin dia menginap di kantornya."
Salsa pun menggelengkan kepalanya. Dia bangun dari baringannya dan menurunkan kakinya satu persatu dari sofa.
"Kamu belum tidur??" tanya Salsa merapikan ikatan rambutnya lalu meraih segelas air di atas meja untuk dia minum.
"Terbangun karena mendengar suara orang menangis."
"Hah?!" Salsa langsung merapat ke Yoga takut. Yoga yang melihat tingkah Salsa pun terkekeh.
"Tidak mungkin hantu. Aku mendengarnya di kamar Nayla."
Salsa pun menghela napasnya. "Aku kira apa. Yasudah ayo kita lihat ke kamarnya." kata Salsa yang langsung berdiri dari duduknya, tapi dia mendengar suara mobil di luar membuat langkahnya urun.
"Mas Andrian sudah pulang. Kau duluan ya ke kamar Nayla." kata Salsa dan Yoga pun menganggukkan kepalanya.
Yoga memperhatikan langkah Salsa yang sangat bersemangat menyambut Andrian dengan senyuman miris. Dia selalu sadar bahwa cintanya akan selalu Salsa jawab seperti ini.
Salsa memutar kunci rumah untuk menyambut kedatangan Andrian. Senyumnya yang mengembang langsung memudar berganti wajah khawatir karena Andrian terlihat bersama orang lain yang membantunya turun dari mobil.
"Heiii Salsa, kamu ngapain keluar malam-malam?" suara mabuk Andrian yang meracau tak menentu dengan tangan yang berada di punggung pria berumur 40 tahun.
"Maaf Mbak, saya supir pengganti dari Mas-nya. Ini kunci mobilnya ya Mbak dan di mana kamar Mas-nya? Biar saya bantu berjalan ke kamarnya." ungkap orang itu seolah mengerti kalau Salsa tidak akan mungkin bisa membawa Andrian ke lantai atas.
"Kamu nungguin aku ya. Wah kau selalu jadi yang terbaik, Sayang. Karena itu aku belum bisa melupakanmu."
DEG!
Salsa menggelengkan kepalanya. Andrian mengatakan itu karena dia sedang dalam keadaan tidak sadar dan orang mabuk cenderung asal saja berbicara.
"Oh iya Mas. Ayo ikut saya," kata Salsa lalu menunjukkan jalan bagi sang supir pengganti untuk membawa Andrian ke lantai atas.
Begitu sampai lantai atas. Salsa pun berterima kasih dan kembali mengantar sang supir ke bawah.
"Terima kasih banyak ya Pak," ucap Salsa. Supir itu pun menganggukkan kepalanya dan mengucapkan permisi.
Salsa kembali mengunci pintu dan berjalan menuju dapur. Dia menyiapkan handuk kecil dan juga air hangat di sebuah baskom. Lalu, Salsa segera kembali ke kamar Andrian untuk melihat keadaan Andrian yang terdengar seperti orang muntah.
"Huekkk..., huekk..,"
"Mas, ada apa?" tanya Salsa yang masuk ke dalam kamar mandi.
Andrian tidak menjawabnya. Dia hanya memuntahkan isi perutnya lalu kembali berjalan sempoyongan menuju ranjangnya.
"Mas ganti baju dulu ya. Bajunya kena muntah." ucap Salsa seraya membuka lemari baju Andrian.
Andrian pun nampak tak menjawab. Pria itu pasrah ketika Salsa membuka kancingnya satu persatu. Salsa tidak tahu apakah Andrian sudah tidur atau belum. Yang jelas, dia ingin Andrian merasa nyaman dengan tidurnya.
Ketika Salsa berhasil melepas kemeja Andrian. Dia pun mengusap wajah, leher, lengan dan tubuh Andrian dengan handuk kecil yang tadi dia bawa. Lalu perlahan, Salsa kembali mendengar racauan suara dari bibir Andrian.
"Aku merindukanmu." ucap Andrian tiba-tiba dengan mata yang masih terpejam membuat Salsa menghentikan gerakannya.
"Kenapa kau selalu memenuhi otakku. Bahkan ketika dokter mengatakan aku pria mandul. Aku bisa-bisanya memikirkan apakah kau mau menikah denganmu. Aku ingin sekali mempunyai anak secantik dirimu, tapi apa kau mau menerima kekuranganku," ucapan Andrian perlahan seakan hilang tak terdengar. Namun Salsa menemukan sebuah cairan yang turun perlahan dari sudut mata pria yang sangat dia cintai ini.
Salsa tidak tahu kata-kata yang Andrian ucapkan tadi untuk siapa, tapi...., bolehkah dia beranggapan bahwa kata-kata tadi untuknya. Maka, Salsa akan menjawab bahwa dirinya tidak ingin meminta apapun pada Andrian.
Baginya, berdua bersama Andrian sudah mampu melengkapi semua kesedihannya, kesepiannya dan kebahagiannya. Kekurangan yang Andrian miliki, akan terus Salsa berusaha lengkapi dengan cara lain yang membuat mereka bahagia. Mengasuh anak bukan dari rahimnya, menurut Salsa itu bukan hal yang memalukan. Jadi, dia pasti akan menerima apapun kekurangan yang Andrian miliki.
Salsa menggelengkan kepalanya dan mengusap air matanya yang ikut jatuh membasahi pipinya. Dia kembali dengan pekerjaannya yaitu memakaikan kaus ke tubuh Andrian. Dia tidak boleh banyak berharap pada Andrian. Laki-laki seperti Andrian pasti sangat banyak wanita yang mengantri untuk dirinya dan Salsa hanyalah seorang pembantu di rumah ini.
.....................................
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
tursina anriasi
majikan ❤️ pembantu,next
2021-05-09
0
Siska Feranika
Ternyata saling jujur dan terbuka satu sama lain itu penting untuk pasangan ya....
2020-10-01
7
Septy Cweet
kasihan....sama2 masih cinta...tp g pda jujur
2020-07-04
4