BAB 9

"Kenapa Sayang??" tanya Aurel pada Andrian.

"Tidak ta-hu ke-na-pa. Tu-buhku terasa panas seka-li. " Ungkap Andrian seraya melirik ke arah AC yang menyala.  Lalu dia memeriksakan remote AC ruangannya yang menunjukkan angka 18 derajat celsius.  Merasa kepanasan,  Andrian segera menekannya hingga ke nomer yang paling kecil dan ya Tuhan..., Andrian tetap merasakan panas yang membuatnya tiba-tiba merasa gairah ketika melihat Aurel yang sedang memainkan kancing kemejanya.

"Kenapa tidak dibuka saja, Sayang.  Di sini kan kita hanya ber dua. " ucap Aurel seraya melepaskan kancing kekasihnya yang paling atas lalu jarinya membelah pelan kancing-kancing Andrian yang masing terpasang rapi

Andrian tidak tahu apa yang dia rasakan. Dia segera menarik wajah Aurel hingga bisa dia bisa mendekatkan wajah mereka dan mencium bibir kekasihnya.

Tring!!  Tring!!!

Namun tiba-tiba Hp Aurel berdering sangat keras.  Aurel mencoba mendorong Andrian agar dia bisa me-rejectnya,  tapi Andrian tidak membiarkan.

Tring!!!  Tring!!!

Aurel sangat kesal.  Dia pun mendorong tubuh Andrian karena HP-nya sejak tadi berdering terus mengganggu kegiatannya.

"Sayang aku angkat teleponku dulu ya sebentar." kata Aurel mengeluarkan Hp-nya dari tas dan dia lihat nama Oka tertera di layar HP-nya.

Kalau ini bisa jadi sangat urgent karena Aurel sedang memerintahkan Oka sesuatu yang sangat penting.

"Sebentar saja,  Sayang."  Ucap Aurel mengecup bibir Andrian sekilas lalu merapikan bajunya dan juga membawa tasnya ikut bersama.

Andrian yang merasakan kepalanya pusing tidak bisa fokus memperhatikan kepergian Aurel dan apa yang Aurel katakan padanya. Hanya saja Andrian benar-benar tidak sabar menunggu Aurel.

"Mas," tak lama Salsa muncul membuka pintu ruangan Andrian.

Andrian tidak mendengar jelas panggilan khas keluarganya itu karena pikirannya sudah tidak lagi fokus.  Andrian berdiri dari sofanya seperti orang sempoyongan karena kepalanya pusing hingga dirinya hampir jatuh dan Salsa langsung berlari menyangga tubuh Andrian.

"Mas kenapa?" Tanya Salsa.

Andrian mengangkat kepalanya melihat wajah Salsa.  Dia pasti gila,  sejak tadi pagi yang dia pikirkan hanyalah Salsa terus.  Bahkan saat Aurel yang ada dihadapannya.  Mata Andrian masih saja sempat-sempatnya mengubah wajah Aurel menjadi wajah Salsa.

"Sayang,  ayo cepat." ungkap Andrian berusaha berdiri dari sempoyongannya.

Salsa nampak khawatir dan dia pun membantu gerakan Andrian yang nampak ingin melakukan sesuatu.

"Sutt kamu diam di situ ya," kata Andrian menunjukkan sofa di ruangannya.

Salsa pun menurutinya.  Dia membawa makanan yang dia buat untuk Andrian.  Lalu dengan perasaan tidak enak, Salsa duduk di sofa sambil memikirkan kalau Andrian nampak mabuk,  tapi berbeda dengan semalam.  Andrian tidak sama sekali bau alkohol.  Andrian juga seperti masih sadar. Hanya saja cara jalannya yang aneh seperti orang sakit.

"Aku sudah siap,  Sayang." ucap Andrian setelah dia mengunci ruangannya.  Dia berdiri tegak lebih gagah dari sebelumnya.

Salsa mengernyitkan alisnya. "Siap apa? " Batinnya.

Andrian pun tersenyum. Dia menghampiri Salsa lalu tiba-tiba menarik wajah Salsa hingga bibir mereka bertautan.

Salsa terkejut.  Dia sangat terkejut dengan apa yang Andrian lakukan.  Dia mencoba memukuli tubuh Andrian, tapi tenaganya tidak ada apa-apanya.  Lalu tiba-tiba Andrian menarik dress tipis nan usang milik Salsa dalam satu gerakan.

 

Salsa ketakutan bukan main. "Mas,  aku mohon Mas. Apa yang Mas lakukan??" ungkap Salsa.  Dia mendorong Andrian hingga dirinya bisa berdiri dari sofa.

"Kau bilang kau menerima aku apa adanya.  Kau mau menikah denganku dan membuatku bahagia.  Kenapa kau seperti menolakku?" ucap Andrian dengan lemah.  Wajahnya nampak sedih membuat Salsa ikut bersedih.

Nampaknya,  itu bukan untuk dirinya.  Nampaknya,  Andrian memang akan menikah dan tentu saja itu bukan dirinya.

"Maaf,  Mas.  Mas salah orang.  Aku tidak pernah mengatakan itu padamu.  Aku harus pergi Mas," ucap Salsa.  Dia memungut dressnya dan mengambil  jas Andrian,  tapi sebelum Salsa bisa kabur.  Andrian jelas saja tidak akan membiarkannya pergi.

Andrian langsung mendorong tubuh Salsa ke atas sofa dengan paksa.  Dia mengunci tangan Salsa ke atas kepala dan mengikatnya dengan dasi yang langsung dia tarik lepas dari lehernya.

"Kau tidak bisa pergi,  Sayang." Ucap Andrian.

Salsa berontak ketika Andrian mengikat tangannya,  tapi lagi-lagi tenaga Andrian lebih besar darinya.

"Mas,  aku mohon lepaskan aku, " ucap Salsa.  Wajahnya mulai memerah menahan nangis,  tapi Andrian tidak peduli dan semua terjadi dengan begitu saja. Salsa berada di bawah kuasa Andria dan  Salsa kehilangan mahkota yang selalu dia jaga.

...........................................

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA^^

Terpopuler

Comments

Fitri Endang Murya

Fitri Endang Murya

kasian amat nasib salsa

2020-08-11

0

Susi 0709

Susi 0709

kasian salsa harus jd korban andrian

2020-08-11

5

siy@ yanti

siy@ yanti

semoga salsa bosa hamil dan hasil lab adrian itu cuman direkayasa jadi sebenarnya dia tidak mandul hooooreeeee....senengnya aku....tp itu cuman hayalan aku aza 😅

2020-08-03

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!