BAB 6

Andrian mengusap rambutnya yang basah. Dia berdiri di depan cermin lemari bajunya dan menggelengkan kepalanya.

"Sial!" lirihnya. Dia tahu kalau hal ini akan terjadi. Membangunkan setiap kenangan bersama Salsa adalah hal yang selalu dia hindari.

Tok, Tok, Tok.

"Mas, ayo cepat sarapan," suara Nayla seperti biasanya akan menyuruhnya segera sarapan.

"Iya duluan," kata Andrian lalu segera membuka lemari bajunya. Biasanya dia tidak akan peduli bahwa semua pakaian yang ada di dalam sini hasil pekerjaan Salsa karena di pagi hari biasanya pekerjaan kantor yang sudah memasuki otak Andrian.

Namun karena bangun pagi tadi Salsa sudah berani memenuhi otaknya. Terpaksa Andrian harus menerima bahwa Salsa memang sudah menjadi apa yang dipikirkan sejak tadi.

Andrian pun memilih kemeja putih dan juga jas yang satu warna dengan celana bahannya yaitu bewarna cokelat tua. Perpaduan yang cocok untuk hari ini karena barusan dia baru saja mengingat masa lalunya tentang cokelat. Betapa gilanya Salsa terhadap cokelat dan Andrian sudah lama tidak pernah memberikan cokelat pada Salsa.

Haruskah dia membelikannya??

...............................

Salsa baru saja keluar dari kamar Nayla. Dia baru saja memilih baju renang milik Nayla karena sore ini Salsa akan ikut Nayla berenang setelah Nayla pulang bekerja.

Tepat sekali Salsa baru satu langkah meninggalkan kamar Nayla. Andrian pun keluar dari kamarnya seraya merapikan dasinya.

"Mas," sapa Salsa menundukkan kepalanya.

Andrian pun yang akan menutup pintu kamarnya langsung terkejut mendengar suara orang yang sejak tadi memenuhi otaknya.

"Sudah baik-baik saja??" tanya Salsa tidak berani mengangkat kepalanya karena dia tahu kalau Andrian begitu tidak mau melihat wajahnya.

"Sudah, terima kasih." Ucap Andrian lalu berusaha berlalu mengabaikan Salsa. Namun dia mengingat sesuatu yang tiba-tiba mengganjal di hatinya.

"Apakah semalam aku berbicara sesuatu padamu?"

DEG!

Salsa mengangkat kepalanya. Dia sebenarnya ingin bertanya pada Andrian apa maksud yang dia katakana semalam, tapi entah kenapa hanya tertahan di tenggorokan karena semalam Andrian tengah mabuk berat.

Namun Salsa menelan salivanya sendiri "Maksud Mas?? Sesuatu seperti apa?" tanya Salsa kembali.

Andrian mengangkat bahunya. Dia sendiri tidak tahu, tapi jujur saja. Sejak tadi dia bangun tidur. Ada sesuatu yang mengganjal di hati. Padahal Andrian sendiri tidak tahu apa itu. Sekarang, ketika Andrian melihat wajah Salsa. Hatinya mengatakan kalau dia memang mengatakan sesuatu yang membuat dirinya sendiri semakin terluka.

"Mungkin hanya perasaanku saja,” batin Andrian tidak mau berlama-lama. Dia meninggalkan Salsa begitu saja membuat Salsa justru dilanda kegundahan. Apakah kata-kata Andrian semalam sungguh untuknya. Apakah Andrian masih memikirkannya meskipun hanya sekali? Apa perasaan Andrian masih sama dengan yag dulu?

Lalu, apa benar Andrian adalah pria yang mandul? Mengapa Andrian memeriksakan itu ke dokter? Bukankah mencurigakan? Apa mungkin Andrian akan menikah? Biasanya hal-hal seperti mengecek kandungan akan dilakukan bagi orang-orang yang akan menikah. Supaya mereka tahu bibit, bobot pasangannya. Mereka memeriksakan kandungan mereka baik-baik saja atau tidak.

"Tidak mungkin," batin Salsa sambil menggelengkan kepalanya, tapi apakah dia berhak memikirkan Andrian?

Hubungannya sudah lama sekali kandas dan Andrian jelas tak setara dengannya yang hanya pembantu di rumah ini. Jadi untuk apa Salsa masih terus memikirkan Andrian. Pria itu sudah tidak lagi mencintainya. Andrian, sudah tidak memiliki perasaan sedikitpun dengannya.

......................................

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN^^

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***