Setelah tim 8 dan tim 12 lulus dari ujian terakhir. Akhirnya mereka para calon penyihir masa depan akan di lantik secara resmi Sebagai tanda dari keberhasilan melewati semua bahaya, untuk menjadi penyihir tingkat pertama.
Pelantikan akan di selenggarakan di halaman utama Lagend academy.
"Hyerin apakah kamu tidak merasa sakit di sekujur tubuhmu? " Tanya Mary dengan nada khawatir.
"Jangan memaksakan diri Hyerin, jika kamu masih merasa tidak enak badan lebih baik kau istirahat saja. Walaupun kau tidak ikut di lantik kau akan tetap menjadi penyihir resmi, " ucap Mercia kepada Hyerin, sambil mengupas buah apel untuk Hyerin.
"Aku tidak apa apa, tubuhku di aliri mana sihir suci, jadi tubuhku sebentar lagi juga akan pulih, " Jawab Hyerin dengan tegas.
Mercia pasrah membiarkan Hyerin pergi untuk mengikuti pelantikan yang akan di adakan beberapa jam lagi.
Setelah Hyerin merasa lebih baik, Hyerin di perbolehkan kembali ke asrama academy, untuk persiapan pelantikan nanti siang.
Mercia terbaring di sofa yang ada di samping lemari buku Mercia. Mercia sesaat langsung terpikir keadaan keluarganya yang berada di dunia yang berbeda dengannya. Mercia berpikir apa yang di lakukan oleh ibu, ayah, dan kakak. Apakah aku tidak bisa kembali ke tempat asal ku. Sejenak Mercia berhenti memikirkan orang tuanya yang ada di dunia lain, dan langsung beranjak dari kursi sofanya, dan langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian seragam khusus yang telah menjadi penyihir secara resmi. Mercia yang tengah mengganti bajunya tiba tiba, brak! suara pintu terbuka dan terlihat Karvein datang dari pintu yang tiba tiba terbuka.
"Ah...! " Jerit Mercia yang sedang mengganti baju, dan tiba tiba seorang laki - laki masuk melihat Mercia setengah tidak berpakaian.
"Maaf! maaf!, aku tidak tau kamu sedang berganti pakaian! " Ucap Karvein tersipu sembari menutup kembali pintu asrama Mercia dan keluar dari asrama Mercia, dengan wajah merah.
"Hm? ada apa karvein? " Tanya Mary kepada Karvein yang terpojok di depan asrama Mercia.
Mary langsung membuka pintu asrama Mercia yang sedikit terbuka. Mary melihat Mercia yang teraipu malu dengan samanya karvein tersipu malu.
"Sebenarnya ada apa dengan kalian ini? " Tanya Hyerin dengan penasaran.
"Sepertinya karvein tidak sengaja melihat Mercia setengah telanjang, " Jawab Lucas dengan lantang.
"Hah?, hah..!? " Mary yang merasa bersalah karena tidak peka.
Pada akhirnya mereka masuk ke dalam dan berbincang - bincang bagaimana reaksi karvein tadi.
Setelah lamanya berbincang bincang. Akhirnya pelantikan yang di tunggu tunggu sekarang ada di depan mata. Setiap penyihir yang telah di lantik menjadi penyihir resmi, akan di berikan sebuah pakaian khusus untuk melaksanakan misi, dan di sertai lambang keluarga masing masing di lengan kanan, dan lambang Lagend academy di lengan kiri.
Lambang dari lagend academy adalah sepasang pedang yang membentuk menyilang, dan di balik sepasang pedang itu adalah lambang setiap enam kerajaan. Yang berarti Lagend academy adalah sepasang pedang yang akan melindungi atasannya.
Disaat keadaan apa pun, entah itu akan membunuhnya atau tidak. Asalkan sepasang pedang itu bisa melindungi atasan sampai akhir hidupnya dan akan terus setia pada atasannya. Begitu juga para penyihir lulusan lagend academy, yang berarti semua penyihir akan melindungi segenal jiwa mereka, dan tidak peduli akan nyawa.
Asalkan kerajaan aman itu sudah cukup bagi para penyihir yang setia. Sementara penyihir pengkhianat hanya akan menghancurkan blok nya sendiri atau tempat asalnya sendiri.
Keesokan harinya
Bayangan penduduk desa terlihat hampa, kesepian, dan di penuhi kegelapan. Terlihat seorang pria dengan rambut panjang biru gelap, pundaknya yang terlihat sangat kesepian dan terjerumus di kegelapan tanpa cahaya."Eve sang ratu bulan, mata safir, kehancuran, kesepian, " Ucap seorang pria sambil berdiri di tengah-tengah cahaya bulan.
Seketika penglihatan berubah dengan di kelilingi darah dan bau amis. Sebuah pedang yang terlihat bersinar menebas pohon besar yang terletak di tengah tengah kota. Tatapannya yang mengerikan, akan tetapi di penuhi dengan rasa kesepian. Langsung melihat ke arah selatan sembari menusukkan pedangnya yang bersinar ke arah seorang gadis cantik.
***
"Hah...!? Mimpi macam apa itu? " Gumam Mercia yang baru bangun dari kasurnya yang luas. Eve sang ratu bulan, mata safir, kesepian, kehancuran. Lagi - lagi Mercia mendengar suara yang tidak asing terdengar di telinga kecilnya itu.
"Hah! Suara siapa itu! Tunjukkan dirimu! " Ucap Mercia dengan lantang.
Suara yang tak asing bagi Mercia itu langsung menghilang dari pikirannya, dan langsung beranjak dari tempat tidurnya. Mercia langsung pergi mandi dan mengganti bajunya dengan baju khusus misi penyihir. Baju langsungan yang di hiasi kaca emas dan celana lejing panjang, sepatu jenis boots wanita yang berwarna hitam dengan tali putih.
Hembusan angin pagi yang sejuk, sinar matahari yang menghangatkan tubuh di pagi hari. Mercia yang bersemangat untuk mendapatkan misi pertamanya sebagai seorang penyihir resmi. Pergi menuju ke tempat perkumpulan para penyihir tingkat Crycle mendapatkan misi.
Tempat yang penuh dengan penyihir dari berbagai tingkat dari Crycle, Nirycle, Sanrycle. Terlihat Mary dan Hyerin di tengah keramaian yang sedang menunggu Mercia datang.
"Ciachi! Lama sekali kamu datang, kakiku sudah kram menunggu dari pagi tadi, " Ucap Mary kesal
"Maaf aku tadi bermimpi yang sangat indah jadi kesiangan, " Jawab Mercia sambil tersenyum tulus.
"Sudah sudah, ayo kita selesaikan semua misi hari ini. Jadi berhenti bertengkar, " Ucap Hyerin yang sudah terbiasa menenangkan pertengkaran kedua temannya ini.
Tim 12 siap menjalani misi di hari pertama menjadi penyihir. Mary yang sangat senang karena tidak perlu mengikuti pelajaran yang menurutnya membosan.
Para pemberi misi yang sedang sibuk memberikan misi pada penyihir lain. Banyak penyihir dari berbagai tingkat mengambil misi yang sesuai dengan kemampuannya. Di hadapan Mercia terlihat Karvein, dan anggota timnya yang sedang mengambil misi mereka.
"Yo! Apa kalian sudah mengambil misi kalian," tanya karvein kepada Mercia.
"Oh karvein! Hyerin sedang mengambil misi kami, " jawab Mercia dengan santai.
Setelah berbincang bincang cukup lama. Mercia dan timnya mendapatkan sebuah misi, untuk mengantarkan barang berharga ke rumah anjing yang ada di perbatasan negara Arino.
Tim 12 pergi meninggalkan academy, dan langsung pergi ke perbatasan untuk mengirimkan barang dengan aman. Tiba - tiba muncul seekor anjing, dari semak semak di pertengahan jalan. Mercia yang mengendalikan piring kaca esnya yang hampir menabrak anjing itu langsung terhenti.
"Apa apaan anjing ini tiba tiba muncul! " Ucap Mary dengan nada marah.
"Sepertinya anjing ini ingin kita mengikutinya, ayo pergi! " Ucap Mercia sembari mengikuti anjing itu.
Di tengah tengah hutan tertancap pedang yang tidak asing bagi Mercia.
"Tunggu! bukankah itu pedang milik pria yang ada di mimpiku!? " Gumam Mercia sembari mencabut pedang itu dan membawanya pergi.
Setelah tim Mercia mengantarkan barang berharganya Mercia, Mary, dan Hyerin. Langsung kembali ke academy dan menceritakan apa yang terjadi pada Raiya. Mercia menceritakan pria yang ada di mimpinya itu kepada Raiya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments