Setelah Lucas dan Mercia memenangkan pertandingan. Giliran Mary dan Karvein yang akan melawan pesaingnya masing masing.
Beberapa lama kemudian setelah semua peserta di istirahatkan. Pertandingan sengit akan dimulai oleh Karvein dan Melia. Seorang perempuan berbakat di Ogawa academy. Karvein memang memiliki musuh yang sepadan dengannya, bisa di bilang karvein adalah murid andalan dari Lagend academy.
Karvein langsung menyerang Melia dengan tangan kosong. Melia yang masih belum ada persiapan terkejut dengan serangan tiba tiba dari karvein dan tidak sengaja mengeluarkan rambut panjangnya, yang merupakan senjata utamanya.
"Heh.... ternyata rambutmu adalah senjata andalanmu ya. Jika begitu berarti kelemahanmu itu ada pada senjata andalanmu itu, " Ucap Karvein dengan nada licik.
"Cih! dasar kau pria licik, dengan mudahnya kau menyerangku yang masih belum ada persiapan. Jangan sombong dulu kau pria licik kau belum melihat sehebat apa rambut kesayanganku ini, yang sudah susah susah ku panjangkan selama hidupku ini, " Jawab remeh Melia.
Melia yang sudah terlanjur mengeluarkan senjata andalannya itu langsung menyerang. Karvein yang masih belum mengeluarkan senjata andalannya itu langsung menghindar serangan Melia.
Melia menyerang sekali lagi dan lagi, tapi hasilnya hanya karvein menghindar terus menerus tanpa terkena goresan sedikit pun. Melia berhenti menyerang Karvein karena memanjangkan rambutnya untuk menggapai Karvein sangatlah menguras mana sihirnya.
"Apakah kau sudah selesai menyerang? Jika sudah, sekarang giliranku menyerangmu dengan tema membalas dendam. Karena kau menyerangku terus terusan, dan membuatku kelelahan untuk menghindari rambut jelekmu itu! " Ucap kasar Karvein sembari mengarah ke arah Melia untuk menyerang Melia.
Karvein yang menyerang Melia. Langsung memotong rambut panjang Melia, yang sudah ia panjangkan selama hidupnya. Pertama kali di potong oleh lawannya. Melia yang emosi karena rambutnya di potong untuk pertama kalinya. Melia yang merasa marah langsung mengamuk dan menyerang karvein dengan sihir elemennya yang bertipe angin topan langsung memutari arena dan menghisap karvein.
Mercia yang tengah duduk di lorong tunggu peserta ujian langsung beranjak dan melihat kearah arena. Mercia terkejut melihat angin topan yang besar sampai sampai dapat menghisap karvein.
"Karvein bodoh! Cepat keluar dari angin topan itu. Jika kau tidak keluar juga, kau tidak berhak jadi pemimpin enam kerajaan besar yang langsung kalah hanya dengan angin topan s*alan itu! " Teriak Mercia dengan penuh emosi.
"Diam! Aku tidak bodoh, dan jangan memutuskan seenaknya aku berhak atau tidak jadi pemimpin enam kerajaan besar! " Kesal Karvein yang kesusahan bergerak di dalam angin topan milik Melia.
Karvein dengan kesalnya. Langsung mengeluarkan salib hitam api, dan langsung memotong angin topan Melia dengan satu kali tebas.
Mercia yang menunggu di lorong tunggu arena tiba tiba terkejut salib kaca es mawar miliknya yang bersinar tanpa alasan.
"Hah? Ada apa ini kenapa liontin ini langsung bersinar seperti saat melawan Juuri, " Gumam Mercia yang kebingungan sambil memegang liontin nya.
Karvein yang menebas angin topan Melia dengan satu kali tebas. Langsung keluar dari angin topan yang mengelilingi sekitarnya. Karvein langsung maju mengarah ke arah Melia yang ketakutan.
"B.. bagaimana kau bisa menebas angin topan ku dengan mudah, " Ucap Melia yang ketakutan sambil mundur terpojok di ujung arena.
"Jangan remehkan senjata andalanku. Di bandingkan angin topanmu itu, pedang ku lebih hebat bahkan bisa menghancurkan arena ini dalam sekejap sekali gus membunuhmu jika di perbolehkan, " Ucap sombong karvein.
Melia langsung terpojok saat mendengar kehebatan pedang hitam api karvein itu dan langsung menyerah. Setelah Melia menyerah pada akhirnya karvein menang dengan mudah dan kembali ke lorong tunggu arena.
"Bodoh! Kenapa kau tidak mengeluarkan pedang itu dari tadi. Apa kau tau semua orang mencemaskanmu! " Ucap Mercia dengan suara lantang.
"Tidak juga. Aku dan yang lainnya tidak cemas. Mungkin hanya Ciachi saja yang mencemaskannya, " Ucap Mary dengan nada menggoda.
"Apa! Aku, aku tidak cemas. Aku hanya cemas jika karvein yang selalu di sebut kebanggaan lagend academy kalah dari wanita gila rambut itu! " Jawab Mercia yang tersipu malu.
"Hahaha.... baiklah, baiklah. Kalau kau memang mencemaskanku bilang saja tidak usah menarik nama orang lain untuk menghalangi, " Ucap karvein sambil mengusap kepala Mercia yang tersipu malu.
"Ciachi tidak seperti biasanya yang selalu santai, tapi kalau sudah melihat karvein sedang di tengah bahaya pasti langsung cemas. Apa jangan-jangan...... " Ucap Mary yang menggoda Mercia
"Pergi sana kau, jika kau menggodaku terus akan ku hajar sampai kau tidak bisa mengikuti pertandingan! " Ucap Mercia yang setengah kesal.
Mary langsung pergi ke arena dengan percaya diri dengan sombongnya. lawan Mary adalah seorang pengguna tanah yang bernama shelly yang merupakan salah satu anggota tim Melia.
Mary yang gatal ingin langsung menyerang tanpa persiapan. Mary langsung memanipulasi musuh dengan matanya. Shelly langsung terkena jurus mimpi Mary dalam sekejap dan langsung di kendalikan oleh mana sihir Mary. Mary menggerakkan Shelly dengan mudah, dan mendekatkan shelly ke arah dirinya.
Mary yang sudah memanipulasi shelly dengan jurus mimpinya langsung menjulurkan tangkai mawar berduri di sekujur tubuh shelly dan langsung menghentikan jurus mimpinya.
Dengan mudahnya mary memenangkan pertandingan dalam beberapa menit. dengan bangganya Mary menuju kembali ke lorong tunggu arena. Tidak banyak orang yang bisa lepas dari jurus memanipulasi mimpi yang ada di keluarga Rose. Hanya ada beberapa cara untuk melepaskannya yaitu fokus pada pengaliran mana sihir dengan cara membagi secara rata di setiap aliran mana.
"Hebat juga kau Mary, " Ucap Hyerin kepada Mary.
"Tentu saja, ini adalah hasil dari latihan ku, hump bagaimana ciachi apakah aku hebat, " Tunjuk Mary dengan bangga.
"Oh... iya kau hebat, tapi kau menang karena lawanmu adalah yang paling lemah di tim si gila rambut itu. Jadi belum bisa di katakan hebat secara langsung, " Cetus Mercia dengan menusukkan kata kata yang membuat Mary depresi.
Mary yang depresi akan kata kata Mercia langsung terduduk di sebelah Orlando. Setelah Mary memenangkan pertandingannya , giliran Orlando yang akan masuk arena. Karena musuh Orlando tidak terlalu kuat jadi dengan mudahnya Orlando memenangkan pertandingan, hanya dengan jumlah mana yang sedikit Orlando bisa memenangkannya.
Sedangkan Hyerin yang merupakan peserta terakhir melawan dari pemimpin tim Melia dan shelly, yaitu seorang laki laki kebanggaan negara arino pangeran kedua arino shura kein de arino, yang memiliki sihir sama langkanya dengan sihir kaca es mawar. Shura bukanlah penerus selanjutnya di negara arino karena akan haus darahnya yang melebihi dewa darah.
Shura yang telah menahan diri untuk bagian pertarungannya. Beruntungnya Hyerin memiliki senjata kuatnya yaitu panah suci di tambah ia di berikan benda pusaka keluarganya yaitu tongkat suci, yang di gunakan untuk menghapus semua mana sihir kejahatan, karena itu lah tongkat itu di beri nama tongkat suci. Hyerin langsung membidikkan panah sucinya ke arah shura sehingga shura tidak akan bisa bergerak sementara.
Setelah menghenpaskan panah suci Hyerin langsung menarik mananya ke dalam tongkat suci, dan membuat shura kelelahan karena mana sihirnya yang di tarik oleh Hyerin. Karena emosi shura langsung menghempaskan panah suci yang telah di baluri mana sihir Hyerin.
"Kenapa dia bisa menghempaskan panah suci ku dengan mudah!? " Gumam Hyerin yang kebingungan.
"Jangan kau remehkan kekuatanku, hanya karena semua mana sihir ku sudah kau tarik bukan berarti aku tidak bisa mendapatkan mana sihir lagi, " Ucap shura dengan nada mengerikan.
Shura yang kehabisan mana langsung menarik mana sihir milik teman se timnya sendiri secara paksa. Hyerin terkejut melihat tingkah shura yang mengambil mana sihir milik temnny sendiri. Hyerin sekali lagi menarik mana sihir yang ada di tubuh Shura.
Shura merasa kesal dengan Hyerin yang terus terusan mengambil mana sihir yang ia ambil dari orang orang sekitarnya, dan mulai mengambil mana sihir Hyerin yang terlihat sangat bersih tanpa kotoran sedikit pun.
Hyerin hampir tumbang dan langsung mengambil tongkat sihirnya lalu di arahkan ke arah shura yang terus terusan mengambil mana suci Hyerin. Hyerin langsung mengeluarkan mana yang ada di dalam tongkat sihir ke arah Shura. Shura tidak menyadari hal itu dan langsung menjerit kesakitan. Pada akhirnya Hyerin menang telak walaupun ia kehabisan mana sihir.
***
.
.
.
.
.
"Hyerin sepertinya nekad sekali untuk mengalahkan shura si monster arino itu, " Ucap Mary sembari melihat Hyerin yang kembali dengan keadaan lelah.
"Hyerin tidak ingin kalah oleh kita semua yang telah lulus dari ujian terakhir, dia tidak mungkin akan sendiri menjadi murid academy dan tidak mendapatkan misi apa pun, " Jawab Mercia dengan serius sambil berjalan menuju ke arah Hyerin untuk memapahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments