kunai abadi

Setelah melewati semua latihan yang di berikan oleh Jishen. Mercia merasa sedikit demi sedikit bisa mengontrol mana sihirnya.

Seminggu sebelum ujian di mulai.

Mercia yang tengah berjalan di ibu kota, menuju ke tempat pelatihannya tiba tiba tersesat entah kenapa tiba tiba Mercia yang ada di ibu kota tidak lagi berada di ibu kota tetapi berada di dunia yang bukan dunia milik Mercia. Mercia yang kebingungan tidak tau keberadaanya itu ada di mana.

"Di mana ini? bukankah tadi aku ada di ibu kota? kenapa bisa ada di tempat ini?" Mercia yang bingung Mercia yang harusnya ada di tengah tengah ibu kota, menuju ke tempat pelatihannya.

Mercia yang melihat ke arah selatan dengan pandangannya yang putih tanpa warna, melihat seseorang berjalan mengarah ke arahnya sembari membawa sebuah pedang yang berwarna biru es.

Seseorang yang mengarah ke arah Mercia itu terlihat seperti dewi cantik yang ada dalam mimpi Mercia. Setelah di lihat semakin dekat lagi ternyata itu benar benar dewi cantik.

Dewi cantik mendekat ke arah Mercia, Mercia yang masih berpikir sebenarnya aku ini siapa? Aku yang dulu seorang siswa SMA biasa kenapa bisa ada di tempat seperti ini.

Mercia tenggelam dalam pikiran gelapnya dan langsung melupakan dewi cantik yang mendekatinya. Mercia yang tenggelam dalam pikirannya itu dengan pandangan gelap tanpa cahaya sedikit pun, tiba tiba tidak bisa bicara dan menggerakkan tubuh dengan bebas. Seorang laki laki menyeramkan muncul dengan tindik di telinganya yang berbentuk tanda salib berwarna emas muncul di pikiran gelap Mercia.

"Iya teruslah tenggelam dalam pikiranmu itu dan menjadi bagian dari kekuatan tubuhku, kenyatu denganku EVE!" Cetus laki laki dengan tindik itu.

Mercia yang berusaha bicara dengan mulutnya yang terasa berat.

"Hah? ada apa ini, kenapa aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. A.. a.. aku tidak bisa bicara, mulutku terasa sangat berat. " Ujar Mercia yang merasa putus asa

"Iya! Iya! Teruslah seperti itu dan menjadi bagian tubuhku yang istimewa!" Kata laki laki itu sembari tersenyum puas.

Mercia yang merasa putus asa. Tiba - tiba mendengar suara seorang perempuan dari kejauhan dan mendekat ke arah Mercia, yang tak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.

"Berhenti! Juuri, jangan berani kau mendekati Mercia, " Teriak dewi cantik dengan nada emosi yang membara.

"He... Ternyata dewi sihir Norea. Apakah segelnya sudah melonggar sampai kau bisa keluar dari liontin itu?" Tanya Juuri dengan ekspresi yang tidak menyenangkan.

"Kenapa dewi cantik tau namaku?" Tanya Mercia dalam hatinya

Dewi cantik langsung menyerang Juuri yang berusaha mendekati Mercia, yang sekarang tidak bisa apa - apa.

Dewi cantik mengeluarkan jumlah mana sihirnya yang lumayan banyak untuk menghadapi Juuri. Mercia hanya bisa melihat dan diam tidak berbuat apa apa.

Juuri yang tiba - tiba mengarahkan serangannya kepada Mercia. Mercia tidak bisa menggerakkan satu pun tubuhnya yang kaku. Dewi cantik yang tidak jauh dari Mercia langsung dengan cepat menangkal serangan Juuri dengan tubuhnya. Tubuh dewi cantik yang berlumur darah langsung menusukkan pedang miliknya ke arah Juuri yang berusaha menyerang Mercia. Mercia yang hanya bisa terdiam melihat sang dewi cantik yang berusaha melindungi Mercia.

Mercia yang tiba - tiba bisa berbicara "Kenapa! Kenapa! Kau melindungiku. Kenapa kau tidak menghindar, kenapa kau tidak biarkan saja aku mati!" Teriak Mercia sembari mengalirkan air mata di wajahnya yang putih bagaikan salju itu.

"Uhuk! Uhuk! Hah... Jika kau bertanya terlalu banyak aku tidak bisa melindungimu dari baj*ngan ini, " Dewi cantik yang terlihat lemah dan mengeluarkan darah dari mulutnya yang kecil dan merah itu.

"Kau tidak berhak melindungiku, kau tidak bisa melindungiku jika kau sendiri terluka! hiks.. hiks.. " Cetus Mercia yang terlihat menangis itu.

"Tentu saja aku berhak aku adalah ibumu, tentu saja tugas seorang ibu harus melindungi anaknya dari bahaya, dan juga jangan khawatirkan aku. Karena aku sudah tidak ada di dunia ini, kau hanya perlu melindungi dirimu sendiri, " Kata dewi cantik yang mengungkapkan bahwa dia adalah ibu Mercia.

Mercia yang senang bercampur sedih langsung pulih dengan mana sihir yang amat banyak. Walaupun mana sihir Mercia di segel sebagian setengah dari, mana sihirnya yang tersegel di dalam liontin salib bunga kaca bangkit membentuk pedang yang sangat bersinar.

Mercia yang menyadari liontin nya beraksi langsung di keluarkan dari dalam bajunya itu. Dengan liontin yang berubah menjadi pedang itu Mercia langsung menusuk Juuri dengan pedangnya. Akan tetapi Juuri yang tertusuk pedang kaca mawar itu langsung menghilang sebelum terbunuh dan meninggalkan beberapa kata.

Pedang kaca mawar yang berhenti bereaksi. Langsung kembali ke wujud semulanya, dan ibu Mercia yaitu claudya yang hampir menghilang, sempat memberikan sebuah kunai perak yang di hiasi crystal berwarna ungu.

Kunai itu adalah kunai abadi tidak akan pernah habis jika penggunanya masih ada di dunia. Claudya yang terengah lemah langsung memeluk Mercia dan berkata"Aku mencintaimu Mercia, " Itulah kata - kata terakhir Claudya pada anak kesayangannya. Tapi sayangnya jiwa Mercia asli sudah tidak ada dalam tubuh ini.

Mercia kembali dari alam bawah pikirannya itu dan langsung ditempatkan di tempat pelatihannya dengan jishen. Mercia yang kebingungan kenapa ia bisa ada di tempat pelatihannya .

"Huh? Kenapa aku ada disini, apakah tadi itu hanya mimpi, " Mercia yang baru terbangun dari mimpi panjangnya.

"Aku tadi menemukanmu ada di pinggir sungai , kenapa kau bisa tertidur di sana, " tanya Jishen yang membawa Mercia ke tempat pelatihannya.

Mercia yang baru bangun itu langsung tergesa gesa mencari kunai yang di berikan ibunya, tetapi Mercia tidak menemukannya. Mercia merasa itu hanyalah mimpi, tapi luka goresan dari pedang Juuri masih ada di wajahnya itu.

Karena itu hanya mimpi semata bagi Mercia makan Mercia melanjutkan latihannya dengan Jishen untuk menyempurnakan hewan sihirnya. Mercia mencoba sekali lagi memanggil hewan sihirnya lagi.

Mercia tercengang hewan yang ia panggil sangatlah berbeda dengan yang sebelumnya. Hewan sihir yang di panggilnya menyerupai hewan sihir tingkat dewa, yang hanya bisa di panggil oleh penyihir yang memiliki mana yang cukup besar. Jishen yang seorang pendeta burung saja baru pertama kali, melihat orang yang bisa memanggil hewan sihir ini kecuali para pemimpin legendaris enam kerajaan besar yang menjabat raja sekarang dan yang bisa memanggil hewan yang di panggil oleh Mercia hanyalah sang dewi penyihir Claudya, ibu Mercia sendiri.

Bingungnya Jishen. Kenapa Mercia bisa memanggil hewan sihir tingkat dewa ini. Mercia yang masih muda bahkan lebih muda dari ibunya yang bisa memanggil burung dewa ini. Tapi hanya ada satu orang yang bisa memanggil hewan tingkat dewa yang seumuran dengan Mercia yaitu Karvein yang belum lama ini bisa memanggil sang hewan tingkat dewa elang hitam bermata merah.

Karena tidak heran kalau karvein bisa memanggil hewan tingkat dewa, Karvein bisa mengikat kontrak melalui hubungan ayahnya raja Orion dengan hewan - hewan sihir. Jishen berpikir apa mungkin terjadi sesuatu saat Mercia tertidur tadi. Karena jishen khawatir pada Mercia, Jishen menyuruh Mercia pergi untuk istirahat.

Mercia yang kelelahan karena mengeluarkan banyak mana sihir saat memanggil hewan sihir tingkat dewa. Langsung terbaring di kasur luas di asramanya itu, Mercia yang hanya berniat berbaring saja langsung tertidur karena kelelahan.

***

Terlihat kejadian mimpi yang pernah di lihat Mercia tapi bedanya mimpi ini. Terdengar suara Claudya yang selalu mengatakan pada Mercia bahwa claudya sangat amat mencintainya melebihi apa pun. Di saat claudya terlihat lemah dengan di baluri darah dari tubuhnya claudya sempat berkata dalam mimpi Mercia.

"Mercia, ibu sangat mencintaimu dari apa pun, karena Mercia sangat istimewa. Ibu akan mencintaimu mau kau Mercia asli, atau pun Mercia reinkarnasi dari masa depan. Ibu akan terus mencintaimu, ambil liontin ini dan jadikan sebagai senjata utama perlindunganmu, negara, dan perdamaian. Jangan sampai ceroboh cara menggunakannya yah. Ibu mencintaimu... "

***

Mercia langsung terbangun dari tidurnya itu, dan langsung melihat sebuah benda yang berisi kunai dari ibunya di depan matanya itu. Mercia tersedu - sedu menangis. Walaupun Claudya bukan ibu reinkarnasi nya, Mercia merasakan rasa cintanya melalui kunai abadi ini. Kunai abadi yang di berikan oleh claudya berarti cintanya akan Mercia juga abadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!