"sepertinya aku sudah menemukan ide yang bagus untuk pelarianku,” kata Felix menghampiri Elizabeth dan Noah yang sedang menikmati matahari pagi di depan rumahnya.
“apa idemu?’ tanya Noah.
“Elizabeth, kau bisakan membuat sebuah gerobak menggunakan elemen kayumu?" tanya Félix.
"iyaa....akan kucoba semampuku," jawan Elizabeth.
"baiklah...,!kalau begitu,,, aku akan naik di gerobak tersebut dan agar aku tidak terlihat, kita akan menutupi tubuhku menggunakan rerumputan."
“dan jika penjaga perbatasan bertanya, kalian tinggal bilang ‘ini hadiah dari raja Regulus untuk raja Fredrick’ aku yakin kita pasti bisa melewatinya.”
"hahah…ide bodoh macam apa itu! apakah kau pikir kita bisa mengelabui penjaga gerbang dengan ide payah seperti itu?" kata Noah.
"apakah kau punya ide lain?" tanya felix.
"ehh..tidak ada."
"jika tidak punya ide, jangan banyak protes! lakukan saja ideku!"
"baiklah..iyaa...iyaaa."
Lalu Elizabeth mengaragkan salah satu tangannya ke tanah, dan perlahan kayu-kayu mulai bermunculan saling menyatu antara satu sama lain mambentuk sebuah gerobak yang tidak memiliki ban.
"sepertinya aku hanya bisa segini."
"tidak apa-apa, ini sudah sangat hebat,"
"sekarang tugas kau Noah adalah mengangkat gerobak ini..!" kata Félix.
"hehhhhh....kenapa harus aku."
"oh...jadi kau ingin Elizabeth yang mengangkatnya??"
"tidak....tidak..."
"tenang saja Noah, aku bisa membantumu meringankannya dengan membuat gerobak ini melayang menggunakan manaku," kata Elizabeth.
"terima kasih Eli......”
"tidak perluh! kau kan laki-laki, masa mengangkat gerobak serigan ini, kau tidak bisa," kata Félix sambil mengangkat gerobak yang telah dibuat Elizabeth.
"ringan apanya? nanti kau akan naik di atas, pasti gerobak ini akan bertambah berat.”
“bantu aku yah Elizabeth.!"
"tidak bisa! penjaga gerbang perbatasan memiliki mata eneh yang bisa melihat mana seseorang, jadi selama kita melalui perbatasannya kita tidak boleh menggunakan mana sama sekali."
"mata aneh??? kau jangan berbohong!" kata Noah.
"iya aku tahu, soalnya aku selalu mengawasinya," balas Félix.
"hahaha, mana ada jurus seperti itu," dalam hati Félix.
"kenapa kita tidak menghajarnya saja?" tanya Noah.
"kalau raja mengetahui bahwa ada orang yang menghajar penjaga gerbangnya, kalian pasti akan di curigai, karena hanya kalian berdua yang datang ke wilayah kerajaan Torus."
“baiklah.., aku akan berusaha untuk mengangkat gerobak ini.”
“kalau begitu, aku akan pergi memancing dulu, kalian tunggu di sini saja!” kata Felix pergi membawa pancingannya.
Malam hari telah tiba namun Felix tidak kunjung kembali,, Elizabeth yang khawatir akan hal tersebut berjalan keluar dari rumah dan disusul oleh Noah.
"jangan khawatir, dia pasti baik-baik saja, dia kan mantan pasukan elite kerajaan," kata Noah.
Di luar rumah yang gelap, mereka berdua tiba-tiba melihat bayangan hitam keluar dari semak-semak dan terlihat sedang menyeret seseorang.
Bayangan tersebut berjalan perlahan mendekati mereka. dengan bantuan cahaya rumah, nampak wajah pria tersebut yang tak lain adalah Félix yang sedang menarik kaki monster wujud pertama yang sudah mati.
"kau dari mana saja?" tanya Noah ke Félix.
"iya, kau membuat kami khawatir," kata Elizabeth.
"aku ketiduran, jadi aku tidak dapat ikan sama sekali.., tapi aku membawakan kalian monster ini," jawab Félix.
"hahh...monster! untuk apa??"tanya Noah.
"aku tidak mau dan tidak akan pernah memakan monster meskipun aku kelaparan." kata Elizabeth menutup mulutnya.
"hahah bukan untuk dimakan, aku akan membakar rumah ini beserta monster di dalamnya untuk mengelabui kerajaan.”
Félix membuka pintu rumahnya lalu melempar monster tersebut masuk ke dalam.
Setelah itu Félix membakar rumahnya menggunakan semburan api yang keluar dari tangannya.
"ayo berangkat.!" Kata Felix naik di atas gerobaknya.
"hhiiyahhhhaahh............" teriak Noah mencoba mengangkat gerobak tersebut, namun gerobaknya tidak terangkat sama sekali.
"apa yang kau lakukan? jangan bercanda! cepat angkat gerobaknya!" kata Félix.
"fuhhh..aku tidak bisa.”
"hahh...kenapa baru sekarang kau tidak bisanya?" kata Félix.
"mana ku tahu..," jawab Noah.
“jadi bagaimana sekarang?” tanya Elizabeth.
"bagaimana kalau kau masuk di dalam gentong saja, gentong akan lebih ringan dari gerobak ini,” jawab Noah.
“kau bisakan membuat gentong, Elizabeth?" tanya Noah.
“iya.., akan kucoba,” jawab Elizabeth.
"hah..gentong?”
“kitaa….tinn..gall……memba…kar…..gero..bak…bodoh….in..i” kata Noah dengan susah payah menggulingkan gerobaknya ke api yang membakar rumah Felix.
“kau bisa menggunakan man....." perkataan Felix terpotong oleh Noah.
“yahh… sudah terbakar….ayo Elizabeth buat gentongnya! buat sekecil mungkin agar aku mudah mengangkatnya, kalau bisa ukuran gentongnya paskan dengan tubuh Félix!”
Melihat ruangan dalam gentong yang sangat sempit Felix mengeluh.
"membuat gentong kau bisa, tapi membuat ban gerobak tidak bisa."
"heheheh, membuat gentong lebih mudah dari pada ban gerobak," balas Elizabeth.
"sudah jangan banyak protes! kau mau kabur dari wilayah kerajaan Torus tidak? kalau mau, cepat masuk ke dalam!" kata Noah.
"iya....iya......sebelum aku masuk, ini..!! bawa pancinganku!" kata Félix menyuruh Noah.
"kenapa kau membawa pancingan bodohmu lagi??" tanya Noah.
"sudah..,, cepat bawa.! kita membutuhkan pancingan ini untuk perjalanan nanti."
"sini biar aku yang memegangnya," kata Elizabeth mengambil pancingan Félix.
"Fuff,,, kenapa malah aku yang menderita di sini," kata Félix di dalam gentong tersebut.
Sesampainya di tembok perbatasan, penjaga menghentikan mereka dan berkata, "oh...heiiiiiiiiiiii.........., kalian siapa??? Kalian tidak boleh melewati perbatasan..!”
“Kami pasukan kerajaan Prism yang melewati gerbang ini beberapa hari yang lalu.”
“hah..hah…hah…, kalian lucu sekali, sudah banyak orang seperti kalian yang mencoba menipuku dangan berpura-pura menjadi pasukan kerajaan Prism untuk melewati tembok ini.”
“kami serius.!! lihat..lihatt..!” kata Elizabeth menunjukkan logo pasukan Redbird yang ada di rompinya.
“ha..hah..hahh… Logo apa ini? Logo pecinta ayam??” tanya penjaga perbetasan menahan rambut yang menghalangi mata kanannya menggunakan salah satu tangannya.
“logo pasukan Redb… aahh….. sudah,, lupakan…, lihat wajah kami.! Kau tidak mengingat kami? Pasukan yang dulu datang untuk mengantar sebuah surat ke istana Torus,” kata Elizabeth dengan kesal.
“ayo cepat buka gerbangnya! aku kelelahan.” kata Noah.
“hhmmmmm….” dengan muka datar, penjaga tembok menatap wajah mereka menggunakan mata kanannya.
“apa kalimat terakhir yang kalian ucapkan saat bertemu denganku dulu?”
“mana aku tahu! Siapa yang peduli denga…….
Penjaga perbatasan menatap gentong yang dibawa Noah.
“ini apa?” tanya penjaga perbatasan menatap Noah dan memotong perkataan Elizabeth.
“ehhhh……
“ini hadiah dari raja Regulus untuk raja Fredrick,” jawab Elizabeth.
“hmm……yasudah, kalian boleh pergi,” penjaga tembok membukakan mereka pintu gerbang perbatasan.
Di jalan dekat hamparan bunga nanohana, Noah menurunkan gentong yang dia pikul selama perjalanan.
"woiii.....ayo keluar! kita sudah melewati gerbangnya."
"hahahahahah......lihat kan berhasil, rencanaku memang hebat,"kata Félix sambil mencoba keluar dari gentong tersebut.
"heii...tolong..!!! aku terjebak di dalam sini," teriak Félix.
"hahaha, kau......"
Sebelum noah menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba gentong yang mengurung Félix terbakar.
"hahaha....aku cuma bercanda."
"aku pikir kau benar-benar terjebak tadi," kata Elizabeth.
"tidak mungkin aku terjebak dengan hal seko........" Félix berhenti berkata setelah melihat hamparan bunga nanohana yang diterangi sinar bulan purnama yang terang.
"hahaha, kenapa? Pertama kali melihat pemandangan seperti ini? makanya jangan selalu tinggal di rumah tuamu!" kata Noah.
Félix tidak mempedulikan Perkataan Noah dan terus memandangi bunga-bunga yang indah tersebut sembari angin malam berhembus ke tubuh mereka bertiga dan membuat bunga-bunga nanohana bergoyang menigkuti hembusannya.
"bagaimana kalau kita beristirahat di sini,” kata Felix.
“iyahh itu ide yang bagus, aku juga sudah mulai mengantuk.” balas Elizabeth.
“terima kasih Elizabeth karena telah membawakan pancinganku," kata Félix mengambil pancingannya.
"iya sama-sama.”
"ehh..,, padahal aku yang mengendongmu dari tadi.., tapi kau tidak berterima kasih kepadaku," kata Noah.
"iya..iya..terima kasih," kata Félix.
"terima kasih macam apa itu.”
"huahhhhhhh," Félix mengantuk.
“waktunya tidur.!”
Keesokan harinya, karena kelelahan, mereka terbangun di siang hari.
Namun saat Noah dan Elizabeth terbangun, mereka tidak melihat Félix di tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments