......Keesokan harinya......
Mereka melanjutkan perjalanan mereka pagi-pagi buta meninggalkan desa Tsumago.
Di ujung hutan lebat yang mereka lalui, terlihat hamparan bunga berwarna kuning yang sangat indah, dan di tangah padang bunga tersebut terdapat jalan setapak menuju ke pertengahan antara dua buah gunung yang saling berdekatan.
"wahh...indahnya…!!!," kata Noah menatap hamparan bunga sejauh mata memandang.
"iyaa indah kan? itu adalah bungan nanohana yang mekar saat musim semi," balas Elizabeth.
"dan lihat kedua gunung itu, di baik gunung tersebut terdapat perbatasan antara wilayah kerajaan Torus dan kerajaan prism," kata Elizabeth menunjuk kedua gunung yang ada diujung hamparan bunga nanohana.
"aahhhh......aku sudah tidak sabar ingin melihat kerajaan Torus, ayo kita bergegas pergi..!!!!" kata Noah penuh semangat.
Matahari sore mulai bersinar membuat hamparan bunga-bunga tersebut berwarna semakin mencolok, sambil berjalan berdampingan mereka menyentuh bunga-bunga nanohana yang mereka lalui.
Meskipun umur mereka berdua sudah bisa dibilang dewasa, namun mereka terlihat menikmati setiap detik kebersamaan mereka dengan saling bercanda, menjahili satu sama lain dan saling kejar-kejaran melewati hamparan bunga nanohana.
Elizabeth yang sedang dikejar Noah, tiba-tiba berhenti dan menatap Langit yang berwarna biru cerah, perlahan berubah menjadi warna jingga yang pekat. matahari yang perlahan tertelan oleh hamparan bunga nanohana, membuat suasana hati mereka berdua berubah.
Setelah bintang-bintang perlahan bermunculan, mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan seperti orang yang saling tidak mengenal antara satu sama lain.
Setiap langkah membuat jantung mereka berdua berdetak kencang, namun mereka tidak tahu apa sebenarnya yang telah terjadi dengan mereka, otak mereka selalu bertanya 'apa yang telah terjadi denganku? kenapa aku seperti ini?'
Noah yang mencoba untuk memulai pembicaraan dengan Elizabeth, terhentikan ketika Elizabeth menunjuk sebuah tembok raksasa dan berkata, " Lihat..!! itu adalah tembok perbatasan Wilayah kerajaan torus.."
Noah melihat tembok batu besar yang begitu panjang sehingga membuat ujung dari tembok tersebut tidak terlihat dan di tengah-tengah tembok tersebut terdapat pintu gerbang raksasa yang juga terbuat dari batu.
Gerbang tersebut dijaga oleh seorang pria yang berambut putih panjang menutupi kedua matanya.
"heiiiii.......ber...hennn....tiiii..! kenapakalian pasukan dari kerajaan Prism datang ke sini?" tanya penjaga gerbang dengan suara seperti orang yang malas berbicara.
"kami sedang menjalankan sebuah misi dari raja Frederick untuk mengantarkan sebuah surat ke raja Regulus," jawab Elizabeth.
"baik, sini! biar aku yang mengantarkannya ke raja."
"tidak bisa, aku sendiri yang harus menyerahkannya, ngomong-ngomong aku adalah putri raja Frederick, Elizabeth.., dan dia adalah Noah, kami merupakan salah satu pasukan int....."
"yahhh.........yahh.......baiklah.., ayo masuk," penjaga gerbang membuka gerbang perbatasan membiarkan Noah dan Elizabeth masuk.
Dibalik tembok, yang mereka lihat tetap sama dengan hal-hal yang selalu mereka lihat selama perjalanan yaitu hutan yang dipenuhi dengan pepohonan dan semak belukar.
"apakah sudah dekat dengan istana kerajaan Torus?" tanya Noah.
"belum..,,kita baru saja melewati perbatasan Wilayah kerajaan.., istana masih jauh dari sini," jawab Elizabeth.
"hahh...fufff," Noah menghela nafas panjang, "baiklah...Ayo berangkat..!!!" teriak Noah dengan penuh semangat.
Tak lama kemudian, dibalik pepohonan mereka melihat sebuah desa di yang terangi cahaya rembulan.
Mereka bergegas menuju ke desa tersebut untuk mencari sebuah penginapan, namun setelah mereka berdua sampai, mereka tidak melihat seorangpun di sana.., hanya bangunan kosong yang tak terawat dan ditumbuhi oleh lumut hijau yang mereka lihat.
Noah dan Elizabeth berteriak untuk mencari tahu apakah ada orang yang masih tinggal di desa tersebut, namun karena tidak ada jawaban sama sekali yang mereka dengar, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Saat mereka berjalan menyusuri hutan, Noah bertanya ke Elizabeth, "Elizabeth...,,,apakah raja tidak pernah melarangmu untuk masuk ke pasukan inti kerajaan dan melakukan hal-hal berbahaya seperti melawan monster, kau kan anak satu satunya raja Frederick?"
"tidak pernah, karena dari dulu dia selalu memanjakanku, jadi apapun yang ingin aku lakukan tidak pernah dilarang oleh ayahku."
"oh begitu yah, ehhh Elizabeth lihat.! Sepertinya aku melihat cahaya di sana," kata Noah menunjuk sesuatu yang bercahaya di balik pepohonan.
Mereka berdua berjalan mendekati cahaya tersebut dan melihat sebuah rumah tua yang berdiri sendiri di tengah-tengah hutan.
"kncokk.....kncokkkn.....!!"suara Noah mengetuk pintu rumah.
"halooo......apa ada orang di dalam?...halllooooo....!!!" teriak mereka berdua.
Lama mereka berteriak dan tidak ada jawaban sama sekali, Noah berkata, "kita langsung masuk saja dan menginap di dalam, kelihatannya tidak ada orang yang tinggal di rumah ini.”
"mana mungkin lampu rumah bisa menyala jika tidak ada orang yang tinggal di dalam..." kata Elizabeth.
"sudah..., kita langsung masuk saja," kata Noah memegang gagang pintu yang terlihat usang.
Saat Noah mencoba untuk membuka pintu rumah tersebut, tiba-tiba dari belakang mereka, muncul seorang pria yang membawa sebuah ember berseta pancingan, "woii.....apa yang kalian lakukan di rumahku, kalian mau mencuri ya?"
Mereka berbalik dan melihat pria yang kurang lebih seumuran dengan mereka dengan rambut berponi yang berwarna putih.
"tidakk....tidakk...tidakk....kami hanya mencari tempat untuk menginap," kata Elizabeth.
"iya...boleh tidak kami menginap disini, hanya untuk malam ini saja?" tanya Noah.
"hmmmm.....kalian terlihat mencurigakan….,, tapi tidak apa-apa, jika kalian macam-macam akan kubunuh kalian berdua!" kata pria tersebut membukakan pintu rumahnya untuk Noah dan Elizabeth
"Ayo masuk," tersenyum mempersilahkan Noah dan Elizabeth masuk ke dalam rumahnya.
Di dalam rumah, pria tersebut menyalakan sebuah obor untuk menambah penerangan rumahnya, "asal kalian tahu,, kalian harus bayar jika ingin menginap disini.!"
"hahh.....kenapa kau baru bilang sekarang? kalo aku tahu, mending kami tidak usah menginap di sini. sudah tua, berdebu, terus kami harus bayar???" kata Noah.
"iya...iya.. kami bayar," kata Elizabeth.
"aku suka perempuan ini,, nama kamu siapa?" sambil mengulurkan tangannya.
“tapi kan Eli……
“sudah tidak apa-apa.”
"Elizabeth,” menjabat tangan pria tersebut, “dan dia adalah No.."
"nama yang indah, aku tidak peduli dengan nama dia, perkenalkan namaku Felix, senang bertemu denganmu,"kata Félix memotong perkataan Elizabeth.
"heheh..iya"
"apa kau bilang, aku juga tidak peduli den............."
Tiba-tiba...,"ini ikan,, kau bakar di luar sana.! untuk makan malam kita," Félix memberikan ember yang dia pegang ke Noah.
"kenapa harus aku.!!"
"mau makan tidak, kalau aku yang membakarnya,, aku tidak akan membaginya denganmu."
"sialll....padahal kita membayar untuk menginap di sini."
Dengan mengeluh akhirnya Noah keluar untuk membakar ikannya.
"Noah,, aku bantu yah," kata Elizabeth berjalan mengikuti Noah.
Saat Elizabeth dan Noah membakar ikan di luar, felix datang menghampiri mereka untuk melihat keadaan mereka.
"jadi kalian dari mana?, kenapa kalian bisa datang ke sini?" tanya felix.
"kami dari kerajaan Prism, dan kami datang ke sini untuk mengantar sebuah surat dari raja Frederick untuk raja Regulus," jawab Elizabeth.
"hmmmmm.......menarik….,menarik…., bagaimana kalau aku mengantar kalian menuju ke kerajaan Torus, besok?"
"tentu kau boleh mengan……….
"tidak usah!! kami bisa sendiri, kau jaga saja rumah tua mu ini!!" kata Noah.
"apa kau bilang....??dasar bocah topeng yang mengerikan."
"sudah....sudah.....ikannya sudah matang," kata Elizabeth.
“yahh..,, kalian tidak buruk juga..” kata Felix menatap ikan yang mereka bakar dengan seksama, “tingkat kematangannya pas..,, baiklah ayo kita makan…!!”
Saat mereka bertiga makan, Elizabeth bertanya ke felix, "kami tadi melewati sebuah desa yang tak berpenduduk, apakah kau tahu apa yang terjadi dengan desa itu?"
"desaa…??desa..?? hmmm…. ohh yang kalian maksud adalah desa itu..,,,mereka semua meninggalkan desa karena desa mereka sering diserang oleh monster, dan bantuan dari kerajaan selalu terlambat datang dengan beralasan bahwa jarak istana ke desa sangat jauh," jawab Félix.
"jadi mereka semua sekarang pergi kemana?" tanya Noah.
"mana ku tahu..,, kenapa aku harus tahu kemana mereka semua pergi..,,kau tanya saja kepada mereka semua.!"
"APA.....??? aku pasti akan membunuhmu..!!" dalam hati Noah yang kesal.
"apakah di sini kau tinggal sendirian?" tanya putri.
"aku dulu tinggal bersama ayahku di sini, tapi dia meninggal dunia karena sakit, akhirnya sekarang aku tinggal sendirian di sini."
"apakah kau tidak takut diserang monster, tinggal di sini sendirian?" tanya Elizabeth.
"tenang saja, aku bisa menjaga diriku sendiri."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments