......Desa Liu......
Terlihat seluruh rumah penduduk yang hangus terbakar dengan api lecil yang satu persatu mulai redup. di tengah khancuran itu, terlihat kapten Louis sedang mencari apakah ada penduduk yang selamat di antara bongkahan-bongkahan kayu rumah penduduk.
Perlahan awan gelap di atas mereka mulai meneteskan airnya. air yang menetes perlahan, lama kelamaan mulai turun dengan deras dan memadapkan api kicil yang masih membakar puing-puing rumah.
Hujan deras membasahi seluruh tubuh Noah yang terlihat sedih melihat mayat Pak isac terbaring kaku dengan tubuh yang penuh dengan luka bakar di dekat mayat senior Celio yang terdapat luka tusukan di perutnya.
"sekarang cepatlah kalian pergi melaporkan kejadian ini ke raja Frederick.! sementara aku akan memberitahukan kejadiaan ini ke pasukan Redbird dan para pemimpin pasukan lainnya." Perintah kapten Louis
Noah dan Elizabeth segera berangkat ke istana menggunakan elemen kayu Elizabeth untuk mempercepat perjalanan mereka.
Angin yang berhembusan saat mereka berada di perjalanan membuat tubuh dan pakaian mereka berdua kembali kering.
Tengah malam, di pinggir padang rumput yang luas setelah mereka melalui markas Redbird, tiba-tiba muncul monster wujud pertama yang mencoba menerkam dan menyerang Elizabeth.
Sesaat sebelum monster tersebut menyentuh Elizabeth, Noah melindungi Elizabeth dengan tubuhnya dan membuat dirinya terpental masuk ke dalam hutan akibat serangan monster tersebut.
Karena gelapnya malam, Elizabeth tidak bisa melihat apa-apa, dia hanya bisa mendengar suara teriakan Noah.
"Noah kau dimana??" teriak Elizabeth yang kepanikan.
Di tengah kepanikan Elizabeth, setu-persatu titik cahaya tiba-tiba bermunculan, lama kelamaan titik cahaya tersebut menjadi banyak dan bersinar kuning terang menerangi penglihatan Elizabeth.
Dengan cepat Elizabeth mengekang monster yang dia lihat mengunakan elemen kayunya,
Elizabeth datang menghampiri Noah, "Noah, apakah kau tidak apa-apa?" sambil mengulurkan tangannya.
"iya, aku tidak apa-apa,” jawab Noah menggapai tangan Elizabeth.
Saat Noah berdiri, titik-titk cahaya tersebut terbang mendekati mereka berdua dan salah satu dari mereka hinggap di hidung Elizabeth.
Karena penasaran, Noah mencoba untuk menangkap titik cahaya yang ada di hidung Elizabeth menggunakan tangan kanannya.
Tanpa Noah sadari tangan kanannya bergerak menutupi hidung Elizabeth. Mata Noah yang focus terhadap tangan kanannya tiba-tiba bergerak secara perlahan ke atas dan menatap mata Elizabeth yang juga sedang menatap dia.
Di keheningan malam mereka saling menatap satu sama lain sampai geraman monster yang Elizabeth kekang menyadarkan mereka berdua.
Noah menarik kembali tangan kanannya dan lalu membukanya, mereka berdua melihat seekor kunang-kunang terbang dari telapak tangan Noah.
Mengetahui titik cahaya tersebut adalah kunang-kunang, noah perlahan memalingkan pandangannya ke belakanng Elizabeth dan melihat sekumpulan kunang-kunang yang terbang tak beraturan di atas padang rumput.
“lihat.! Indahnyaaa,” kata Noah dengan kagum berjalan perlahan mendekati kumpulan kunang-kunang tersebut.
"indahnya…,” kata Elizabeth berbalik dan berjalan mengikuti noah ke padang rumput yang luas tersebut.
“bagaimana kalau kita istirahat sejenak disini?" tanya Elizabeth menjatuhka tubuhnya di atas rerumputan yang sangat empuk.
“yeahh…aku rasa itu adalah ide yang bagus,” jawab Noah ikut menjatuhkan tubuhnya di samping Elizabeth.
Mereka berdua berbaring di padang rumput tersebut sembari melihat Kunang-kunang yang beterbangan di atas mereka.
Angin malam yang sejuk berhembusan dan membuat rerumputan di sekitar mereka bergoyang.
Awan yang menutupi langit perlahan mulai menghilang, dan terlihat bulan purnama yang bersinar terang beserta bintang-bintang yang menghiasi langit malam.
Di tengah keheningan malam, mereka bercanda gurau sambil melihat langit malam yang indah, dan karena kelelahan mereka berdua perlahan menutup mata mereka.
Perlahan Elizabeth membuka matanya dan melihat langit yang berwarna biru, “gawat….aku ketiduran,” kata Elizabeth membangunkan tubuhnya.
"akhirnya kau bangun juga," kata Noah yang berdiri di hadapannya.
Elizabeth menatap Noah yang telanjang dada dan terlihat basah kuyup dengan seksama, dia melihat tubuh bagian kiri Noah dipenuhi bekas luka dengan tangan kiri yang dibalut perban berwarna putih.
Diantara luka-luka Noah ada satu lukanya yang berbeda dari yang lainnya yaitu luka kecil yang berada di dada kanannya.
Perlahan dia menunduk melihat tubuhnya yang terselimuti oleh jubah milik Noah, "apa yang kau lakukan denganku? Noah mesum..!!" teriak Elizabeth sambil memukul Perut Noah.
"auch...... aku hanya menyelimutimu karena kau terlihat kedinginan tadi malam," jawab Noah yang kesakitan.
"ohhh....maaf....maaf...aku hanya salah paham, terima kasih ya," kata Elizabeth sambil mengembalikan jubah milik Noah.
"tubuhmu kenapa?" tanya Elizabeth.
"kan aku sudah pernah memberitahumu bahwa aku terluka saat pria bertopeng menyerang desa Liu.”
"tidak, bukan itu, maksudku kenapa tubuhmu basah?"
"ohh...,,,,aku tadi pergi menangkap ikan di sungai yang letaknya tidak begitu jauh dari sini."
......Di tepi sungai......
"ini hasil tangkapanmu?" tanya Elizabeth melihat seekor ikan kecil di tepi sungai yang dipenuhi bebatuan berwarna putih.
dan di atas bebatuan tersebut terlihat rompi merah Noah yang tergeletak.
"iya...heheh, kau saja yang makan, aku tidak lapar," kata Noah yang tiba-tiba terdengar suara kelaparan dari perutnya.
Elizabeth menatap Noah sejenak dan berkata sambil menarik tangan Noah, "ayo kita menangkap ikan Bersama..!!!"
mereka berdua pun turun ke sungai yang terlihat sangat bening sehingga membuat mereka dapat melihat bebatuan yang ada di dasarnya.
Dengan mudah Elizabeth menangkap tiga ikan menggunakan elemen kayunya, sedangkan Noah tidak menangkap ikan sama sekali.
Akhirnya mereka mambakar ikan tangkapan mereka di tepi sungai menggunakan elemen api Noah.
Setelah ikan yang mereka bakar habis, mereka Kembali ke padang rumput dan pergi melihat keadaan monster yang telah Elizabeth kekang, namun saat sampai disana yang mereka lihat hanya kayu Elizabeth saja.
"kemana monsternya pergi?, bagaimana bisa dia menghilang?" kata Elizabeth terheran.
"aku juga tidak tahu.., daripada memikirkan monster itu, lebih baik kita segera menuju ke istana dan melaporkan peristiwa desa Liu ke raja."
......Istana PRISM......
"lapor raja, ada hal penting yang ingin kami sam….,"kata Noah.
"putriku kau datang lagi, kau pasti sangat rindu dengan ayah,"raja melompat dari singgasananya dan memeluk Elizabeth tanpa menghiraukan perkataan Noah.
"ada hal penting yang harus kami sampaikan kepadamu," kata Elizabeth.
"ada apa??" melepas pelukannya dari Elizabeth.
"Tentang desa Liu.........
"kapten Louis sudah memberitahuku tadi malam, dan kelihatannya dia sangat marah karena kalian tidak datang melaporkannya ke aku, kalian dari mana saja sehingga baru sampai di sini?"
"di perjalanan, kami di serang oleh monster, jadi kami terlambat datang," jawab Elizabeth.
"ohh,, begitu yahh."
"baiklah, sekarang aku ada tugas untukmu langsung dari aku sendiri," kata raja.
"tugas apa?" tanya Elizabeth.
"kau pergilah ke kerajaan Torus membawa surat ini.!"
"ini surat apa?" tanya Elizabeth.
"rahasia, antarkan saja..!!"
"baiklah, ayo Noah kita berangkat..!!"
"tidak... tidakk.....tidak…!!! hanya kau sendirian yang pergi, kau bisa membawa prajurit untuk menemanimu jika kau mau.”
"hahh..? kenapa begitu??aku tidak akan pergi jika Noah tidak ikut denganku, lagi pula dia tdak ada kerjaan sama sekali."
“tidak bisa..!! ini adalah surat yang sangat penting yang hanya boleh dibawa oleh orang yang sangat aku percayai.”
“baiklah kalau begitu..,,,ayah cari orang lain saja untuk membawanya, aku tidak mau.! Ayah bisa menyuruh salah satu kapten pasukan inti yang kau percayai.”
"yasudah.....tapi kau akan dikawal prajurit."
"prajurit untuk apa? aku bisa menjaga diriku sendiri."
"yahh baiklah, ayo segera berangkat, kalian berdua,!"
"siall.....dia berduaan lagi dengan putriku,"dalam hati raja.
“Noah, kau bisa kan menungguku sebentar di sini? aku ingin menaruh liontinku terlebih dahulu, aku takut nanti aku menjatuhkannya saat di perjalanan nanti,” kata Elizabeth.
“ehhh… sepertinya aku akan ik…..”
“yahh tentu,,, dia akan menunggumu di sini,” kata raja merangkul bahu Noah.
“baiklah, aku akan sangat cepat,” kata Elizabeth meninggalkan mereka berdua di singgasana raja.
“apa yang kau lakukan tadi malam dengan putriku hahh..???” tanya raja menatap Noah.
“tidak ada.,, Elizabeth tidak berbohong soal kami yang diserang oleh monst……”
“siapa yang bilang kalau putriku berbohong..hahh??”
“ehh….
“setelah monster itu menyerang, apa yang kalian lakukan?? Mana mungkin putriku membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengalahkan satu monster saja.”
“ehhh…
“kuperingatkan kau..!!! kau harus menjaga jarakmu dengan putriku di perjalanan kalian nanti..!!!”
“bai…..
“Noah ayo berangkat.!” Teriak Elizabeth di depan pintu.
Mendengar suara Elizabeth yang sangat lembut, Noah merasa lega dan segera berjalan menghampirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments